69. Berbagi Tidak Selamanya Indah

830 49 20
                                    

HALLO GUYS‼️ aku update nieehhh, siapa nii yang nungguin aku cepet-cepet update???

Di chapter kali ini kita akan kembali bertemu dengan Thira, btw ada yang kangen gak sama Thira??

Thira itu sifatnya 11/12 sama Herlin, bedanya Thira lebih berprestasi wkwk🤓

AYO SEBELUM BACA DI VOTE DULUUU, jangan lupa komen di setiap paragraf biar aku makin semangat nulis dan makin cepet update!!

Ramaikan kolom komentar!

REVISI SETELAH END⚠️‼️

[Typo Bertebaran]

||Happy Reading||







"Tuan, setelah dua hari kami mencari jasad Putri Anda, kami belum bisa menemukannya Tuan. Sepertinya Putri Anda hanyut terbawa arus sungai malam itu." ujar kepala anggota polisi yang membantu Varen mencari Herlin.

"Jaga ya mulut Anda! Putri Saya masih hidup!" tegas Veren, dadanya terasa sesak mendengar kata 'jasad' yang di ucapkan oleh Pria di sebrang sana.

"Maaf, tapi kami benar-benar belum bisa menemukannya Tuan."

"Gak becus!"

Tut!

Dengan kesal Varen memutuskan panggilan telfon itu, ia berdiri dari duduknya kemudian menghampiri Nyoman. Mereka kini sedang berada di kantor.

"Cari Herlin sampai ketemu!"

"Bos, Saya harus nyari Nona Herlin kemana? Saya dan tim polisi sudah mencarinya di sekitaran sungai dan di tempat di perkirakannya Herlin jatuh, tapi tidak ada tanda-tanda Nona Herlin ada di sana."

Varen mendelik, ia menatap Nyoman dengan tatapan tajam "Jadi maksud kamu Herlin memang hanyut di bawa arus?!"

Nyoman menunduk, ia tidak berani menjawab ucapan Varen kali ini.

Varen mengacak rambutnya asal, kemudian berdecak keras "CEPAT CARI HERLIN!"


****

Waktu begitu cepat berlalu, sudah satu bulan lamanya dan Herlin belum juga sadar dari komanya.

Sepulang dari sekolah seperti biasa Jingga pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Herlin, Herlin sudah tidak berada di ruang ICU. Herlin sudah di pindahkan ke ruang rawat inap.

Dokter pernah berkata padanya bahwa Herlin mengalami edema serebral atau pembengkakan otak,  hal itu membuat Jingga semakin khawatir dengan kondisi Herlin kedepannya.

Namun ia selalu meyakinkan dirinya sendiri bahwa Herlin akan baik-baik saja, bagaimanapun kondisi Herlin nantinya yang penting gadis itu tetap hidup dan tetap berada di sisinya.

Dan soal ia yang ingin menikahi Herlin, Jingga belum sempat membicarakan itu pada Thira karena kondisi Thira waktu itu juga tidak baik-baik saja.

Thira sempat sakit dan membuat Jingga harus membagi waktu untuk menjaga Thira dan juga Herlin.

Ceklek.

Betapa terkejutnya Jingga kala masuk ke dalam ruang rawat inap Herlin dan mendapati netra mata Herlin terbuka.

Namun gadis itu hanya diam dan fokus menatap ke langit-langit ruangan. "Princess?"

HERLINA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang