54. Lamunan Skenario

682 40 3
                                    

ℍ𝔸𝕃𝕃𝕆 𝕘𝕦𝕪𝕤 𝕒𝕜𝕦 𝕦𝕡𝕕𝕒𝕥𝕖 𝕟𝕚𝕙!!, 𝕤𝕚𝕒𝕡𝕒 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕟𝕦𝕟𝕘𝕘𝕦𝕚𝕟 𝕒𝕜𝕦 𝕦𝕡𝕕𝕒𝕥𝕖?? 𝕒𝕪𝕠 𝕒𝕓𝕤𝕖𝕟 𝕕𝕦𝕝𝕦 →

𝕁𝕒𝕟𝕘𝕒𝕟 𝕝𝕦𝕡𝕒 𝕍𝕠𝕥𝕖 𝕕𝕒𝕟 𝕂𝕠𝕞𝕖𝕟 𝕕𝕚 𝕤𝕖𝕥𝕚𝕒𝕡 𝕡𝕒𝕣𝕒𝕘𝕣𝕒𝕗 𝕓𝕚𝕒𝕣 𝕒𝕜𝕦 𝕞𝕒𝕜𝕚𝕟 𝕤𝕖𝕞𝕒𝕟𝕘𝕒𝕥 𝕟𝕦𝕝𝕚𝕤 𝕕𝕒𝕟 𝕞𝕒𝕜𝕚𝕟 𝕣𝕒𝕛𝕚𝕟 𝕦𝕡 🦭

||Happy Reading||





"Bagaimana kotak itu Bi? apa sudah di bakar?" tanya Varen pada Bi Tesni, ia hanya ingin memastikan apa kotak beserta isinya itu sudah terbakar hangus atau tidak.

"Iya Tuan, sudah Saya bakar."

Varen tersenyum senang lalu memberi kode pada Bi Tesni agar Wanita itu segera pergi dari kamarnya, ia hanya ingin berduaan dengan Cllara saat ini.

Istrinya terlihat sangat menggoda di pagi hari seperti ini. Bahkan ia tidak tau entah kemana perginya rasa benci yang ia miliki untuk Cllara saat mereka sedang bermesraan, intinya saat ini ia hanya ingin bersenang-senang tanpa memikirkan beban apapun.

****

Wajah Nining dibanjiri keringat padahal hari masih pagi dan sangat sejuk, Wanita dengan pakaian serba putihnya itu nampak sedikit gugup, di kedua telinganya terdapat earphone bluetooth yang tersambung pada panggilan telfon.

"B-bu Bos," lirihnya, netra matanya menatap ke sekeliling dengan perasaan cemas. Ia sedang berada di sebuah komplek perumahan, Nining mengikuti kemana kemarin Arga dan Herlin pergi namun ia masih bingung dengan semua ini.

"Ada apa Ning?" tanya Sofia dari sebrang sana, ia bingung kala mendengar nada suara Nining yang sangat pelan.

"Nining kemarin ngikutin Arga sama Herlin, mereka pergi ke sini. Nining gak tau nama tempat ini." jawabnya jujur, ia sama sekali tidak pernah pergi kemari sebelumnya.

Nining menelan salivanya kasar kala melihat Arga dan Herlin. "Bu Bos, sepertinya yang mengawasi Herlin bukan cuman kita dan Pria yang kemarin."

Rena yang handphonenya terhubung dengan panggilan telfon itu tentu terkejut bukan main, siapa lagi orang yang mengawasi Herlin? "Siapa dia? bagaimana ciri-cirinya?" tanya Rena cepat.

"Orangnya ganteng, terus bawa kamera."

****

Ting!

Notifikasi handphone milik Feby membuat Ocha jadi penasaran sebenarnya apa yang di rencanakan Feby, "Cha, lo liat Herlin gak? kok dia belum ke kelas jam istirahat kan bentar lagi habis?" tanyanya pada Ocha.

Sedangkan Ocha hanya bisa melongo, kenapa Feby malah menanyakan di mana Herlin? yaampun apa-apaan ini?

Bukan hanya itu yang membuatnya bingung, ia tidak mungkin berbohong pada Feby. Tapi jika jujur ia yakin amarah sahabatnya itu akan semakin menjadi-jadi. Namun sudahlah, tidak ada pilihan lain selain jujur "Lagi sama Arga di rooftop."

"What? Anjing! kenapa lo gak bilang dari tadi dodol?!"

Mendengar umpatan Feby ia hanya bisa tersenyum cecengesan, yang penting ia telah jujur bukan? "Kita tunggu dia sampe masuk kelas!"

HERLINA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang