Hallo guys, jadi ini adalah ekstra chapter pertama. Kebingungan-kebingukan kalian yang lainnya akan terjawabkan sepenuhnya setelah aku update beberapa ekstra chapter selanjutnya ☺🙏
Jangan lupa Vote dan Komen di setiap paragraf biar aku makin semangat nulis dan makin rajin update!!
[Typo Bertebaran]
||Happy Reading||
Flashback On
Herlin berjalan hendak masuk ke dalam rumahnya, namun sebelum ia benar-benar masuk ke dalam rumah. Ia kembali tidak sengaja melihat Arga yang sedang menelfon seseorang di halaman rumah.
Karena curiga dengan gelagat Arga, Herlin memutuskan untuk kembali diam-diam menguping pembicaraan Arga dari balik pagar.
Namun setelah menyadari keberadaan mobil Arga yang berada di luar Herlin bisa menyimpulkan laki-laki itu akan segera pergi ke susatu tempat "Apa gue ikutin aja ya?" gumamnya kecil.
Setelah melihat Arga memasukkan handphonenya ke dalam saku celana dengan cepat Herlin masuk ke dalam bagasi mobil mermaksud untuk mengikuti kemana perginya laki-laki itu.
Herlin juga langsung mengirimkan sebuah pesan pada Pak Broto, ia menanyakan keberadaan Ayahnya. Jika Varen tidak berada di rumah bisa jadi Arga sekarang ini ingin menemui Varen.
Setelah menerima jawaban dari Pak Broto yang mengatakan bahwa Ayahnya tidak berada di rumah karena pergi keluar entah kemana Herlin menjadi semakin yakin dengan dugaannya tadi.
Pak Broto juga bilang kalau beberapa menit yang lalu Varen menelfonnya karena ban mobilnya pecah, dan menyuruh Pak Broto membawakan ban cadangan
Flashback Off.
Jadi saat Herlin diam-diam masuk ke dalam bagasi mobil milik Arga, gadis itu sempat menghubungi Pak Broto untuk menanyakan keberadaan Ayahnya.
Flashback On.
Dengan perlahan Herlin berusaha keluar dari bagasi mobil tanpa menimbulkan suara, dan setelah berhasil keluar ia berjongkok di belakang mobil untuk menguping pembicaraan Arga dan juga Ayahnya.
Namun saat ia berusaha fokus mendengarkan percakapan Arga dan juga Ayahnya ada suara yang membuatnya hilang fokus "Non!"
Herlin menoleh ke belakang, di belakang sana terdapat sebuah mobil. Posisi mereka hampir dekat, dan Herlin melihat jelas siapa yang duduk di balik kemudi mobil itu. Pria yang duduk di balik kemudi adalah Pak Broto.
Saat Herlin sudah menyadari keberadaannya Pak Broto langsung melemparkan sesuatu lewat jendela untuk di berikannya pada Herlin.
Dengan sigap Herlin menangkap sebuah pelindung kepala yang terbuat dari busa, ia faham apa maksud Pak Broto memberikan hal ini.
Mungkin Pak Broto memberikan hal itu untuk berjaga-jaga jika terjadi pertengkaran di antara mereka, karena Pak Broto sangat mengenal Varen yang tak segan bermain fisik.
Namun di dalam kepala Herlin ada sebuah rencana yang ia fikirkan, ia kan melompat.
Herlin memasukkan benda itu ke dalam bajunya agar Varen maupun Arga tidak menyadari ia membawa benda itu.
Setelah itu Herlin pun kembali fokus mendengarkan percakapan anatara Ayahnya dan juga Arga.
"Om, kenapa Om ngasih tau sama Herlin soal saya yang cepu ke Om?" tanya Arga langsung to the point pada Varen.
Varen berdecak malas, ternyata Arga hanya ingin menanyakan hal bodoh seperti ini. "Emangnya kenapa? masalah buat kamu?" ujar Varen balik bertanya dengan nada sinis.
"Om itu ngerusak rencana Arga tau gak?!" kesal Arga.
"Herlin marah, dia minta putus."
"Lalu kenapa? kamu udah mulai cinta sama dia? Ohh, atau kamu udah pernah makek dia?"
"PAPA! MAKSUD PAPA NGOMONG GITU APA HAH!?"
[kalian bisa baca lagi di chapter 67 jika kalian lupa]
Flashback Off.
Jadi saat Herlin terjatuh dari atas dan akan segera tercebur ke sungai yang penuh dengan bebatuan, Herlin segera menggunakan pelindung kepala yang berbahan dasar busa itu agar kepalanya terlindungi.
Walaupun kepalanya terlindungi, Herlin sempat tak sadarkan diri di di tepian sungai karena ternyata ia tidak jatuh tepat di perairan sungai melainkan Herlin terjatuh di tepian sungai.
Di sana terdapat beberapa batu-batuan yang membuat pelipisnya terluka namun itu hanya luka kecil dan tidak berdampak serius.
Saat hujan semakin deras dengan petirnya yang menggelegar Herlin sadar dari pingsannya, saat ia hendak berdiri netra matanya tak sengaja melihat seseorang yang terguling dari atas ke bawah, orang itu berguling di tanah yang terlongsor ke bawah.
Setelah mengamati dengan teliti ia baru sadar ternyata orang itu adalah Jingga yang hendak mencarinya, setelah menyadari keberadaan Jingga yang terbentur di balik batu sungai Herlin menceburkan dirinya ke dalam sungai.
Mati-matian ia menahan nafas bermaksud agar Jingga tak menemukan keberadaannya karena ia seharusnya di tolong dan di bawa pergi oleh Pak Broto yang ternyata juga sudah berada di sekitaran sungai untuk mencari keberadaan Herlin.
Herlin tidak sadar jika kakinya tidak masuk sepenuhnya ke dalam air sehingga ketika ia menyadari ada orang yang berenang mendekat kearahnya Herlin segera melepas pelindung kepala itu dari kepalanya.
Dan saat Herlin melakukan hal itu ia sudah tak kuasa menahan nafas dan berakhir tak sadarkan diri karena air-air sungai itu berhasil masuk ke hidung dan juga mulutnya.
[kelanjutannya kalian bisa baca ulang kelanjutannya di chapter 67 saat Jingga menarik tubuh Herlin ke pinggiran sungai]
Dan Pak Broto juga menyaksikan aksi Jingga yang menarik tubuh Herlin ke permukaan, namun ia tidak menghampiri laki-laki itu. Ia hanya diam dan memperhatikan dari kejauhan.
[Typo Bertebaran]
Segini dulu ya guys!! tungguin aku di ekstra chapter selanjutnya!!
Jangan lupa Vote dan banjiri Kolom komentar dengan berbagai pendapat kalian!!
RAMEIN EKSTRA CHAPTER KALI INI AGAR AKU CEPAT UPDATE EKSTRA CHAPTER BERIKUTNYA ‼️
NEXT🤬‼️
KAMU SEDANG MEMBACA
HERLINA [END]
Teen Fiction⚠️cerita ini hanya di publish di lapak @Rhea_margareth, jika kalian menemukan cerita dengan alur seperti ini di lapak orang lain berarti itu plagiat‼️ SEQUEL CERITA : Transmigrasi Bella Tentang bagaimana Varen membalas perbuatan Cllara, hingga memis...