42. I'm sorry, like you forgave Yulia

923 55 9
                                    

HALLO!! aku up nieehhh🦭

Siapa nihh yang nungguin aku up??? ayo merapattt!! jangan lupa Vote‼️💋

||Happy Reading||







Yulia mengantarkan Herlin pulang dari rumah sakit, awalnya gadis itu menolak keras namun Yulia terus memaksanya. Yulia hanya takut terjadi apa-apa pada Herlin saat gadis itu pulang sendirian dalam suasana hati yang buruk.

"Gue pulang ya?" ujar Yulia pada Herlin, namun gadis itu malah melengos begitu saja tanpa menghiraukan Yulia yang masih berdiri di halaman rumahnya.

Langkah demi langkah kaki gadis itu berjalan mendekati pintu utama, baru saja ia hendak membuka pintu terdengar suara keras dari dalam sehingga ia mengurungkan niatnya dan memilih tetap berdiri dan mendengarkan pertengkaran yang ada di dalam rumahnya saat ini.

"BISA GA SIH? LO ITU NURUT SAMA GUE!?" Herlin memejamkan matanya kala suara Varen terdengar sangat keras.

Ia juga bisa mendengar jelas isak tangis seorang Wanita "LO HARUSNYA BERSYUKUR MASIH HIDUP SAMPAI SEKARANG! KALAU BUKAN KARENA TUBUH LO ITU, LO UDAH MATI DI TANGAN GUE!" lanjut Pria itu berteriak.

"V-varen ... aku lelah." lirih Cllara dengan derai air mata yang membasahi wajah cantiknya.

"LELAH? TUGAS LO ITU CUMAN SATU BANGSAT! TUGAS LO CUMAN LAYANIN GUE AJA, TAPI TETEP GAK BECUS!"

Tangan Herlin terkepal kuat, rahangnya mengeras mendengar teriak-teriakan Ayahnya. "Non! sini sama Bapak!" seru Pak Broto memanggilnya.

"Lin! Gue gak jadi pulang, ayo kita keliling komplek sama Pak Broto!" ujar Yulia ikut berseru, ia berharap Herlin mengurungkan niatnya untuk masuk. Yulia dan Pak Broto juga mendengar suara teriakan Varen dari halaman rumah.

"Jangan ikut campur!" tegas Herlin.

Brak!

Herlin menendang kuat pintu besar yang ada di hadapannya, pintu itu terbuka. Ia bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Ibunya yang sedang bersimpuh di bawah kaki Ayahnya.

Sontak kedua orang dewasa itu menoleh menatap Herlin yang mengagetkan keduanya, Herlin menatap wajah Ayahnya dengan tatapan tajam, gadis itu berjalan mendekati Varen lalu–

Plak!

"DASAR BAJINGAN LO!" umpatnya tepat di hadapan Varen.

Varen membalas tatapan tajam Herlin, berani-beraninya gadis itu menampar wajahnya. Cllara yang menyadari kemurkaan Varen pun berdiri dan menarik Herlin agar sedikit menjauh dari Varen "Sayang, dia Papa kamu. Jangan seperti ini, jangan lancang." ucap Wanita itu lembut.

"PAPA??" gadis itu tertawa kencang, "Emang dia pantes jadi Ayah?" lanjutnya dan berhenti tertawa, rasa kecewanya yang menumpuk berubah menjadi rasa benci yang teramat besar.

"JAGA OMONGAN KAMU! BERANI YA KAMU SAMA PAPA!?" Pria itu mengepalkan tangannya kuat hingga urat tangannya tercetak jelas.

Herlin menatap Ayahnya dari bawah sampai atas, lalu menyunggingkan senyumnya "Siapa yang sudi? SIAPA YANG SUDI PUNYA PAPA MODELANNYA BEGINI!?"

"EMANG ADA AYAH YANG RELA ANAKNYA DI PERKOSA?! JAWAB!? PAPA KERJA SAMA KAN SAMA JINGGA!?"

Hati Cllara hancur lebur mendengar ucapan Putrinya barusan, benarkah Varen rela Putrinya di lecehkan? benarkah Pria itu bekerja sama dengan Jingga yang ingin melecehkan Putrinya?

Apa ini balasan Varen kepadanya? apa Varen ingin membalaskan apa yang di rasakan oleh Vara kala dahulu Cllara menyuruh Xerral untuk memperkosa dan membunuh Vara? tapi kenapa balasan itu harus di terima oleh Herlin?

HERLINA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang