HERLINA [END]

48. Laki-laki hidup untuk bertarung lalu menang

HALLO aku update guys🦭🤍, siapa nih yang udah nungguin aku update dari pagi??? maaf ya baru sempet update malem-malem🙏

Jangan lupa Vote dan komen di setiap paragraf biar aku makin semangat nulisnyaa😇💪

||Happy Reading||

Herlin berjalan lesu memasuki area sekolah, ia sangat lelah karena harus berjalan dengan jarak sejauh itu menuju sekolah. Nafasnya juga masih memburu, keringat bercucuran di pelipisnya.

"Kenapa pagi-pagi udah keringetan aja lo?" tanya Jingga yang tidak sengaja melihat Herlin berjalan lesu di koridor, pertanyaannya barusan hanya di anggap angin lalu oleh gadis itu.

Herlin tidak menjawab atau merespon dengan cara apapun, gadis yang terlihat sedang kelelahan itu berjalan melaluinya begitu saja, dilirikpun tidak.

****

"Lin! kok lo gak pernah main ke kelinik lagi sih?" tanya Ziven, kali ini mereka kembali bertemu di perpustakaan.

Bertemu dengan cara tidak di sengaja, karena Herlin awalnya ke perpustakaan hanya untuk menyendiri dari betapa ramainya siswa-siswi yang bersekolah di sekolah ini.

Herlin tidak menjawab pertanyaan yang di berikan Ziven, sehingga membuat laki-laki itu kesal. Herlin hanya sibuk menatap layar handphonenya. "Lin! lo ngapain nyari kontrakan?"

Herlin terperanjat kaget karena suara Ziven mengejutkan dirinya. "Ngapain sih lo! kepo banget." ketusnya menatap Ziven tidak suka, dengan lancang laki-laki itu mengintip layar handphonenya.

"Lo di usir dari rumah?"

Herlin menoleh menatap Ziven "Menurut lo? kenapa gue di usir?"

"Mungkin, karena lo suka keluyuran malem-malem?" jawab Ziven, jawaban laki-laki itu tentu membuat Herlin heran mengapa Ziven tau bahwa dirinya sering keluyuran malam-malam.

Ziven yang di tatap intens oleh Herlin pun lanjut bicara "Nebak doang gue."

Gadis itu berdecak kesal lalu kembali fokus menatap handphonenya, terlihat ada sebuah notifikasi pesan yang masuk.

Herlin melirik Ziven, dan ternyata laki-laki itu sedang sibuk membaca sebuah buku, entah buku apa itu tapi yang penting Ziven sudah tidak mengintip layar handphonenya lagi.

Herlin kembali menatap layar benda pipih yang sedari tadi di pegangnya, ia akan membalas pesan yang baru saja di kirimkan oleh Arga.

__________________

Arga :
online.

Arga
|Herlin, aku mau bicara berdua sama kamu

Arga
|Sepulang sekolah kita ketemu ya? di restoran tempat biasa

Anda
Iya, tapi gue cuman punya waktu sebentar|

Anda
Jadi sampai di sana langsung to the point aja|

Arga
|Iya, nanti aku tunggu di sana

_________________