Kepulanganku dari jepang hanya karena memenuhi ambisi menghancurkan kehidupan Aliefa yang mengambil seseorang paling berharga bagi kami.
Aku menyayangi Andrean sejak awal, namun entah kenapa ia tak pernah melihatku seperti aku melihatnya. Andrean menyayangiku hanya sebatas adiknya sendiri. Layaknya kasih sayang yang ia curahkan untuk Ken. Dan aku tidak pernah menyerah untuk mendapatkan hati seorang Andrean.
Kekecewaanku bermula sejak Andrean kembali ke Indonesia, Ken selalu membicarakan tentang keseharian Andrean disana. Awalnya semua tampak baik-baik saja. Namun berubah kala sosok Aliefa memasuki garis takdir cerita seorang Andrean. Sungguh Queena tak bisa percaya jika Aliefa mampu mengisi kekosongan hati Andrean. Queena tak pernah mampu menerima jika Ia kalah dengan orang yang bahkan baru ditemui Andrean.
Rencana menghancurkan sosok Aliefa dimulai dari Ken yang rela menggantikan posisi Andrean demi Aku. Yah, aku tau Ken selalu lebih mendahulukan apa yang aku ingin. Tapi ... Aku selalu berpura-pura tidak pernah melihat keseriusannya atasku.
Semua ambisiku Ken turuti bahkan menghancurkan wanita yang kala itu berstatus istrinya. Awalnya semua berjalan lancar, namun kembali hancur kala Ken pun turut jatuh hati kepada sosok Aliefa Wijaya Kusumah.
Aku tak terima kenyataan itu hingga mengharuskanku kembali ke Indonesia. Dengan kejamnya aku menghancurkan pernikahan mereka. Aku mengatakan semua rencana yang sudah Ken susun rapih, dan sampai pada akhirnya aku berhasil menghancurkan wanita itu, tapi ... Benar seperti yang Ken katakan sebelumnya, jika dendam itu menghancurkan diriku dan tidak membuatku bahagia.
Kenyataannya Aliefa dikelilingi orang yang menyayanginya. Dan aku kembali sendiri.
Aku menangis setiap malam hingga kala itu Aliefa menemuiku, ia mengatakan memaafkan semua kesalahanku, bahkan ia melupakan semua perbuatanku padanya. Sejak saat itu aku tau apa alasan Wiryatama bersaudara jatuh hati pada gadis yang sama.
Bukan hanya Wiryatama bersaudara, kala itu ada satu lelaki yang dingin seperti Panji juga turut mencintainya. Ia adalah Alfian Megantara. Aku bisa melihat itu dari sorot matanya kala kami tak sengaja bertemu di sebuah mall ibu kota. Entah kenapa aku menginginkan tatapan hangat penuh cinta itu menjadi milikku.
Sejujurnya aku sama sekali tidak memiliki kepercayaan diri. Aku amat sangat tau jika Alfian membencinya atas hal bodoh yang telah aku lakukan.
Namun, setiap kali aku menyerah dan lelah. Setiap kali itu juga Aliefa mendukungku. Lambat laun usahaku sedikit membuahkan hasil.
Alfian Megantara masih dingin terhadapku. Namun, dia tidak lagi mendorongku menjauh, dan tentu saja itu membutuhkan waktu hampir setahun aku berusaha. Yah, aku mengerti alasannya kenapa. Tapi aku tidak akan menyerah. Aku percaya suatu saat Alfian akan menatapku, aku percaya suatu saat Alfian akan melihatku.
Namun ternyata semua tak seperti yang aku kira. Perubahan sikapnya yang seakan mengijinkanku masuk dalam hidupnya masih terlalu muluk untuk aku banggakan.
Siang itu aku ingin memberikan makan siang sesuai janjiku, semangat yang susah payah aku pupuk itu pun nyatanya mampu hilang tak bersisa kala melihatnya tersenyum hangat kepada seorang wanita cantik d sampingnya.Alfian bukanlah seorang yang dengan mudah akrab dan bersikap hangat ke sembarang orang. Siapa sebenarnya perempuan itu, tidak adakah ruang sedikitpun untukku? Dan banyak lagi pertanyaan yang tiba-tiba memenuhi kepalaku kala itu.
Aku berusaha untuk tetap tersenyum meski tanganku gemetar menahan sakit . Dengan sekuat tenaga aku menahan air mata supaya tidak lolos membasahi pipi. Sungguh, itu adalah pemandangan yang mampu membuatku menyerah.
Dua hari aku tak mampu menemui Alfian, aku takut terlihat lemah di depannya. Meski sejatinya, tiap malam aku menangis di pelukan malam. Berkali-kali aku ingin menyerah. Namun, lagi-lagi ambisiku ingin merebut tatapan serta senyum hangat itu menyemangatiku meski aku menyadari kemungkinannya sangat kecil.
Akhirnya hari ketiga aku memberanikan diri mengantarkan makan siang untuknya. Meski sebenarnya aku hanya memberikan cake dan teh kesukaanku.
Hanya menatapnya saja mengobati rinduku selama dua hari ini. Apakah aku mencintainya? Aku sudah tau itu, sejak awal aku memang mencintainya. Perasaan untuknya berbeda dengan apa yang kurasakan pada Panji dulu.
Kedatanganku siang itu disambut hangat, aku benar-benar merasa usahaku selama ini membuahkan hasil. Bagaimana tidak, untuk pertama kalinya dia menatapku hangat, tatapan itu akhirnya menjadi milikku.
Namun Tuhan rasanya sedikit tidak adil kala itu, ditengah hangatnya suasana kami kala itu tiba-tiba Alfian menatapku penuh benci. Tatapan mata itu sama seperti saat pertama kali bertemu. Aku takut, aku benar- benar takut kala itu. Suaraku terbata, air mata yang kutahan selama ini lolos di depannya. Sakit sekali rasanya. Ini lebih sakit kala mendengar berita pertunangan Panji dengan Aliefa.
Sebenci itukah ia padaku, tidakkah ia menyadari jika aku mencintainya. Tidakkah ia melihat usahaku selama ini. Apakah semua itu masih tak cukup meruntuhkan dinding kebencian seorang Alfian untukku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Reflection
RomanceQueena Abigail Hito. Ya, dia seorang gadis yang selalu merasa sendiri. namun, tidak lagi setelah Ia bertemu dengan sosok yang menggerakan kembali hatinya yang beku dan dipenuhi dendam. "baiklah pak Alfian. Kita lihat, seberapa kuat anda bertahan de...