Siang yang terasa hangat di kediaman Queena itu sedikit mampu menghiburnya dan Sandra. Kedatangan Aliefa dan Ken setidaknya membuat Queena sedikit melupakan kekhawatirannya akan Sandra. Sungguh Queena merasa sedih bukan karena kejatuhan Abigail Candy. Tapi, kala ia melihat Sandra yang benar-benar terpukul atas pemberitaan yang beredar.
"Aku memasak makanan favoritmu Q." Ucap Aliefa kala ia melihat kesedihan Queena.
"Kenapa kakak tidak membawa serta Raja bersamamu."
Aliefa tersenyum melihat Queena sedikit terhibur atas kedatangannya.
"Mama memaksa membawanya ke kediaman Wiryatama. Dia bilang Raja harus menghangatkan kediaman Wiryatama." Sahut Ken.
Raja adalah anak dari Ken juga Aliefa yang saat ini usianya menginjak enam bulan, dan Queena teramat menyayangi malaikat kecil yang memiliki pipi yang chubby itu. Apalagi jika ia mengingat kala Raja mulai berceloteh bahasa bayi. Entah kenapa rasanya ia ingin sekali membawa Raja Mahesa Wiryatama pulang.
"Mana Om Bastian?" Ken tampak menatap sekeliling dan tidak menemukan kehadiran Bastian disana.
"Dia tadi pamit ingin menemui temannya." Jawab Sandra.
Alis Queena dan juga Ken bertaut. Mereka sangat yakin jika di Indonesia ini, Bastian sama sekali tak memiliki teman bahkan rekan Bisnis. Abigail benar-benar bisnis yang berdiri sendiri tanpa adanya rekan. Dan Ken menyadari itu.
Aliefa tampak menatap bingung Ken dan Queena yang merasa ragu atas jawaban Sandra. Dan Aliefa melihat Sandra merasa terganggu dengan tatapan Queena pun juga Ken.
"Sebaiknya kita makan siang dulu, kebetulan semua yang aku bawa ini adalah makanan kesukaanmu Q." Aliefa bersuara dan mengalihkan kecanggungan yang ada beberapa saat lalu.
Sandra tampak terharu kala melihat putrinya disayangi begitu banyak orang. "Terima kasih." Ucap Sandra kala matanya menatap Aliefa.
Aliefa tersenyum "Queena sudah seperti adikku sendiri. Tante tidak perlu khawatir."
"Mama tau? Raja sangat lucu. Aku jadi ingin punya satu yang seperti itu." Queena berkata jenaka dengan tatapan menerawang jauh dan penuh harap.
Ken memukul pelan kepala Queena "bawa Alfian ke pelaminan."
Queena terkejut mendengar ucapan Ken. Ia menyeringai miris sebelum akhirnya "bukan hal sulit bagiku." Ucapnya jumawa.
"Apa ada yang mama lewatkan akhir-akhir ini?"
Queena terkejut mendengar pertanyaan Sandra, namun berbeda dengan dua tamu yang sejak tadi tidak melihat situasi itu. Atau lebih tepatnya Aliefa dan Ken memang tidak mengetahui kelanjutan Alfian dan Queena.
Queena tertawa canggung, ia tidak tau apa yang harus ia katakan pada Sandra.
"Tante pasti tau perusahaan Megantara." Ucapan Ken kali ini benar-benar membuat Queena semakin tidak nyaman.
Lagi-lagi Queena tertawa canggung. "Aku akan mengenalkan Alfian padamu Mah, tapi tidak untuk saat ini." Cicitnya.
Aliefa dapat menangkap kesedihan di balik kalimat Queena sesaat lalu. Namun tak urung Aliefa tanyakan. Karena ia sangat mengenal Queena. Ia akan menunggu Queena sendirilah yang mengatakan kejanggalan dan kecurigaan Aliefa saat ini. Namun tak dipungkiri Acara makan siang kali ini menimbulkan banyak pertanyaan di benak Aliefa. Entah kenapa ekspresi Queena tadi menimbulkan kecurigaan tentang Alfian.
"Aku sarankan tante Sandra tidak dibiarkan sendiri dan melihat pemberitaan yang tersebar di sosial media." Ken menyuarakan apa yang sedari pagi tadi ia fikirkan kala melihat Sandra yang pamit dengan air muka yang nampak masih terpukul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reflection
RomanceQueena Abigail Hito. Ya, dia seorang gadis yang selalu merasa sendiri. namun, tidak lagi setelah Ia bertemu dengan sosok yang menggerakan kembali hatinya yang beku dan dipenuhi dendam. "baiklah pak Alfian. Kita lihat, seberapa kuat anda bertahan de...