Sudah satu bulan Queena tampak sendu. Ia benar-benar tidak bersemangat apapun. Rasa yang kian bergejolak itu nyatanya semakin menyesakkan baginya.
Setiap harinya ia hanya fokus bekerja dan bekerja. Katakanlah ia gila, namun itu kenyataan. Queena benar-benar tidak ingin diganggu. Queena selalu mencari alasan kala ada yang ingin menemuinya, bahkan Eldrich sekalipun.
Ia selalu memikirkan perkataan Bastian dan Sandra perihal pendamping hidup. Apakah ia harus kembali menuruti ambisi kedua orang tuanya? Ataukah ia harus mencari acak calon suaminya. Sungguh ia tak tau lagi harus berbuat apa.
Queena tak mau melampiaskan semuanya pada Eldrich. Sungguh Queena tak ingin menyakiti Eldrich, Ia berhak bahagia meski tidak dengannya. Queena tak ingin memanfaatkan perasaan yang dimiliki Eldrich untuknya.
Tatapan Queena menerawang jauh. "Apakah kebahagiaanku terlalu muluk Tuhan?" Queena menyeringai miris. Air matanya kembali membasahi pipi.
Setidaknya ijinkan ia bertemu sekali lagi dengan Alfian. Ia benar-benar ingin menatap mata itu lagi. "Kumohon Tuhan. Aku mencintainya."
***
Bastian adalah kepemilikan sah dari perusahaan Abigail. Perusahaan yang tidak hanya bergerak di bidang perhotelan. Tapi juga bidang properti di beberapa kota yang tersebar di Indonesia. Dan jangan lupakan perusahaan Abigail candy yang mendobrak pasar semua kalangan itu juga tersebar luas di Indonesia dan bahkan luar negri.
Perusahaan permen yang cukup besar itu terkenal memiliki rasa yang khas dan ramah pada kesehatan gigi. Permen yang dilabeli dengan nama yang sama yaitu Abigail Candy tersebut memiliki tema "From you to you" itu cukup menarik minat banyak kalangan.
Menurut Bastian tema "From you to you." merujuk kepada kenikmatan yang mereka harapkan dan Abigail wujudkan untuk mereka. Siapa sangka, ternyata tema itu mampu mendobrak pasar besar dalam maupun luar negri. Tentu saja kesuksesan itu tak luput dari sepak terjang serta jatuh bangun Abigail Candy.
Kepesatan Abigail candy ternyata cukup menarik pesaing lain di dalam maupun luar negri. Bahkan ada beberapa perusahaan cokelat yang menarik perhatian pasar dengan tema yang nyaris serupa.
Namun, ada satu perusahaan yang membuat Bastian ketar ketir karena pesatnya pertumbuhan perusahaan itu. Perusahaan cokelat yang berlabel "Hazel" itu sukses menggoyahkan kepercayaan diri Bastian yang merajai bisnis. Entah kenapa di antara beberapa pesaing, hanya perusahaan cokelat Hazel yang nyaris mengalahkan kepopuleran Abigail Candy.
Bastian benar-benar khawatir dengan nasib Abigail Candy dalam negri. Entah kenapa grafiknya naik sedikit sekali sejak dua bulan lalu.
"Tolong berikan data penjualan Abigail candy tiga bulan terakhir." Intrupsi Bastian ke seseorang di sebrang telpon.
Matanya masih fokus membaca deretan huruf yang ada di layar besar berlogo apel tergigit itu.
Entah kenapa akhir-akhir ini ia merasa khawatir pada salah satu perusahaannya itu. "Kenapa justru perusahaan di dalam negri yang bermasalah" gumamnya gusar
Bastian terus mencari. Ia terus membaca satu demi satu review serta data bahan juga data penjualan. Bastian yakin ada yang ganjil. Namun, ia benar-benar tidak menemukan apapun.
Perasaannya tak nyaman, ia yakin akan ada sesuatu terjadi di kemudian hari. Dunia bisnis memang kejam, jika terlanjur jatuh, setidaknya ia memiliki alibi.
***
"Aku berhasil menghancurkan wanita itu ayah." Suara wanita yang terdengar jumawa itu mengukir seringai puas di wajah Saka.
"Kau memang pandai sayang, menghancurkan wanita tidak perlu repot. Cukup kau hancurkan hatinya, maka lambat laun semua akan tidak terkendali." Saka menyeringai licik "kita hanya tinggal menunggu kejatuhan seorang Queena Abigail hito." Tambahnya.
"Lalu kapan kau akan membawakan Alfian untukku." Desak Luna
"Bersabarlah, hanya satu langkah lagi." Saka menyeringai. Tatapannya penuh keyakinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reflection
RomanceQueena Abigail Hito. Ya, dia seorang gadis yang selalu merasa sendiri. namun, tidak lagi setelah Ia bertemu dengan sosok yang menggerakan kembali hatinya yang beku dan dipenuhi dendam. "baiklah pak Alfian. Kita lihat, seberapa kuat anda bertahan de...