alfian tiba-tiba menyebalkan

2 0 0
                                    

Selepas kepergian Bastian dan Sandra yang lebih dulu meninggalkan Queena dengan kebisuan. Kini Queena merasa kikuk di hadapan Alfian. Percayalah fakta yang ia terima bertubi-tubi pagi ini membuatnya termangu dalam kebisuan.

"Apa kau lapar?"

Suara yang biasanya selalu Queena rindukan nyatanya kini membuatnya terkesiap dan gugup.

"Y-ya?"

Terdengar helaan nafas Alfian kala mendapati Queena yang gugup di hadapannya. "Ketakutanku ternyata benar-benar terjadi." Fikirnya.

"Apa kau lapar? Sebaiknya kita mampir ke restoran."

"Se-sepertinya itu ide bagus." Jawabnya gugup. Queena tertawa canggung dan ia sama sekali tidak berani menatap Alfian.

Kendaraan beroda empat itu kini membelah jalan raya ditemani kebisuan dari dua insan yang saat ini orang lain sebut suami istri.

Sepanjang makan siang itu Queena masih diliputi kebisuan. Sesekali Alfian bertanya namun masih dijawab dengan gugup oleh Queena.

"Akan lebih baik kau pulang bersamaku hari ini."

Perkataan Alfian di sela makan siang mereka membuat Queena terkesiap hampir tersedak jika saja ia tak segera mengambil minum di dekatnya. Apa ia tidak salah dengar? Pulang bersamanya? Pulang ke kediaman Megantara itu? Ia hanya mengangguk pelan dan menunduk malu.

Kegugupan yang sangat terlihat jelas itu mengundang tawa Alfian. Queena terlihat benar-benar menggemaskan. Kemana hilangnya keberanian Abigail selama ini. Fikirnya.

"Kau tidak perlu memikirkan pakaianmu. Semua sudah kusiapkan."

Queena menatap Alfian tak percaya.

Alfian tersenyum lembut "apa kau kira aku tak mampu membelikanmu satu butik pakaian?" Ucapnya lagi seakan Alfian mengerti tatapan Queena saat ini.

Queena mengerucutkan bibirnya. Kenapa kalimat Alfian terdengar percaya diri sekali. "Kau percaya diri sekali." Jawab Queena sebal.

"Cepatlah, kutunggu kau di mobil."

Queena gelagapan. Ia terburu-buru menghabiskan sepotong cake yang ia pesan. "Kenapa dia otoriter sekali." Gumamnya kesal.

Queena berlari tergopoh mengejar Alfian yang kini berada sedikit jauh darinya. Sungguh ia benar-benar tak menyukai situasi saat ini. Jika saja tidak mengingat perkataan Bastian sebelum mereka pulang. Queena tak ingin menurut seperti kerbau dicocok hidungnya seperti ini.

Flashback

"Tunggu pa, apa maksud pernyataan Alfian di dalam tadi?" Tanya Queena menuntut sesaat setelah pertemuan itu selesai.

Bastian nampak melirik sekitar mencari sosok yang Queena sebut tadi. Bastian tersenyum lembut dengan tatapan sarat akan rasa bersalah. "Maafkan kami Cutiepie, tapi percayalah. Hanya Alfian yang mampu melindungimu disaat kami tidak disisimu."

Queena tertawa sinis mendengar jawaban Bastian. "Aku sudah terbiasa hidup sendiri. Jika kalian lupa."

"Dulu dan saat ini berbeda sayang. Percayalah apapun yang kami lakukan adalah yang terbaik bagimu. Kami menyayangimu Cutiepie."

"Menyayangiku dengan menjualku?" Hardiknya.

Bastian tercengang mendengar kalimat yang putri semata wayangnya katakan. Ia menyeringai miris kala menyadari jika apa yang putrinya katakan adalah benar. Terlepas dari apapun alasan Bastian melakukan itu. Kenyataannya Bastian memang menjual Queena kepada seorang Megantara.

"Maafkan kami, tapi percayalah. Apa yang kami lakukan kali ini adalah yang terbaik dari kami untukmu." Tegas Bastian.

"Tapi kenapa? Kenapa tidak mengatakan sebelumnya padaku, apa sangat tidak pentingkah pendapatku?"

ReflectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang