pembalasan Bastian

0 0 0
                                    

Bastian nampak menyeringai puas kala melihat persiapan semua telah siap. "Tolong bawakan file di atas meja untukku." Ucapnya pada seseorang di sebrang telpon.

Sandra memandang suaminya penuh harap. Sejujurnya ia takut jika Abigail Candy benar-benar akan berakhir. "Hai sweetheart, trust me." Ucap Bastian seraya menangkup dan mengecup lembut kening Sandra.

"I trust you. Always." Jawabnya parau.

Bastian menatap istrinya sendu. Ia mengerti kenapa Sandra bersikap seperti saat ini. Selama ia menikah dengan Bastian. Ini adalah kali pertama Sandra merasakan kejatuhan salah satu perusahaan Abigail. Dan tentu saja Bastian benci melihat Sandra bersedih.

"Apa Queena akan memaafkan kita?"

Bastian menatap Sandra. Mata sang istri sarat akan kekhawatiran. Ia tau jika keputusannya terdengar egois. Namun, Bastian yakin jika ini adalah yang terbaik untuk semuanya. "Aku pastikan Queena bahagia."

Tangis Sandra pecah. Sejujurnya ia tak ingin seperti ini. Tapi ia akan selalu percaya jika Bastian tak akan pernah mengambil keputusan yang salah.

"Sebaiknya kita bergegas. Panggillah putri kita untuk segera bergabung."

Sandra menatap Bastian. "Tersenyumlah. Percayalah jika Queena adalah seorang Abigail." Yakin Bastian.

Sandra mengangguk dan mengecup singkat bibir Bastian. "I trust you."

Bastian tersenyum kala menatap punggung ringkih Sandra. Sejak tiga bulan lalu. Berat badan Sandra turun drastis. Dan Bastian mengerti alasannya.

Tak lama kedua wanita kesayangan Bastian kini berada di hadapannya. "Kalian dua perempuan yang paling aku sayangi." Ungkapnya tulus seraya memeluk Queena dan Sandra.

"Bukankah conferensi pers di adakan sebentar lagi pa? Kurasa kita harus bergegas."

"Ada satu orang lagi yang harus kita tunggu."

Penuturan Bastian mengundang tanya bagi Queena. Alisnya bertaut penuh tanya.

"Kau akan tau sebentar lagi cutiepie."

"Selamat pagi." Suara berat yang tak asing itu menyapa rungu Queena. Ia terkejut menatap laki-laki yang kini berada di hadapannya.

"Pagi Alfian, senang sekali melihatmu." Ungkap Sandra tulus.

Yah, laki-laki itu adalah Alfian. Kedatangan Alfian mengundang banyak sekali pertanyaan di benak Queena.
Apa hubungannya Alfian dengan keluarga Abigail yang akan menghadiri conferensi pers itu. "

"Sebaiknya kita segera menuju gedung X. Kurasa ada yang tidak sabar menunggu penghujung nasibnya." Ungkap Bastian jumawa.

Alfian berjalan menuju tempat Queena dan Sandra. Alfian menatap lama Queena yang tengah berdiri mematung. "Anda terlihat sangat cantik hari ini Nyonya Abigail." Ucap Alfian seraya mengulurkan tangannya pada Sandra.

"Kau memang penuh perhatian Alfian." Jawab Sandra seraya menerima uluran tangan Alfian hingga mereka berjalan berdampingan.

Bastian berjalan menghampiri Queena seraya menarik tangan putrinya pelan "Princess papa juga terlihat sangat cantik hari ini."

"Apa papa baik-baik saja?" Bisik Queena dengan tatapan yang tak lepas dari Sandra dan Alfian.

Tawa Bastian mengudara. Jika saja ia kuasa. Ia benar-benar ingin sekali mengatakan kebenarannya. "Ada apa memangnya cutiepie?"

Queena mengerucutkan bibirnya kala Bastian mulai kembali menggodanya. Jelas-jelas Queena tau jika Bastian mengerti kemana arah pertanyaannya tadi.

Bastian mengelus lembut puncak kepala putri kesayangannya. "Jangan pernah berfikir yang tidak-tidak. Percayalah, kami selalu mencintai dan menyayangimu sebesar alam semesta ini."

ReflectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang