Semakin lama pemberitaan miring tentang Abigail Candy nyatanya semakin ramai, dan Bastian sama sekali tak mampu mengendalikannya jika itu menyangkut tentang pemberitaan. Akhirnya membuat Bastian turun tangan dan memberikan ganti rugi tanpa kecuali kepada semua kalangan yang mengajukan kekecewaan serta kerugian atas konsumsi tiga bulan terakhir.
Semua yang dilakukan Bastian tentunya berdampak pada kemerosotan penghasilan serta saham perusahaan itu sendiri. Belum lagi banyak sekali karyawan yang tiba-tiba mengundurkan diri dengan berbagai alasan. Yah, tentunya Bastian mengerti kenapa mereka beranjak dari naungan Abigail Candy.
Masa krisis Abigail Candy ternyata bukan hanya sebatas ketakutan. Sudah satu minggu ini perusahaan itu tidak beroperasi. Tentunya nama Abigail Candy berada di ujung tanduk kini. Hingga untuk pertama kalinya seorang Bastian meminta bantuan kepada perusahaan lain untuk membantunya mempertahankan sebuah perusahaan.
Bastian berkali-kali mencoba menghubungi pemilik dari Hazel untuk melakukan kerjasama. Setidaknya Bastian berharap jika pemilik Hazel adalah orang yang mungkin ia kenali. Namun, perempuan yang bernama Alceena Xaviera benar-benar tak mampu ia temukan dimanapun.
Awalnya Bastian akan merelakan dan membangun kembali perusahaan baru dengan tema yang sama. Namun, Sandra berkali-kali mengatakan padanya jika Abigail Candy adalah perusahaan kesayangan Sandra. Dan tentunya Bastian mati-matian berusaha mempertahankannya di titik darah penghabisan.
"Tolong carikan informasi tentang perusahaan Hazel."
Sejak tujuh tahun Kevin bergabung dengan perusahaan Abigail. Ia cukup terkejut kali ini, kala Bastian tertarik dengan perusahaan saingannya. Dan tentu saja akan menjadi era baru bagi seorang Bastian. Fikir Kevin.
"Baik Tuan." Jawab Kevin seraya pergi meninggalkan ruangan kebesaran Bastian.
Berkali-kali Bastian membaca informasi global yang bisa ia cari dari internet menjelaskan jika pemilik Hazel adalah seorang perempuan bernama Alceena Xaviera dan hanya sebatas itu informasi yang ia dapatkan sampai saat ini. Namun, entah kenapa Bastian merasa jika nama itu tidak asing baginya.
"Akan sangat menguntungkan jika pemilik Hazel adalah Kau." Gumam Bastian seraya menatap nama yang terpampang pada layar pipih besar di depannya.
***
Dua bulan sudah perusahaan Abigail Candy tidak beroperasi. Dua bulan pula ia belum menemukan seorang yang bisa membantunya.
"Aku membutuhkanmu besok saat conferensi pers berlangsung!"
Bastian menyeringai kala ia melihat centang berubah biru.
"Siapkan semua perlengkapan untuk besok. Aku tidak ingin melihatnya selamat." Titah Bastian yang di angguki Kevin.
"Kita lihat, apakah masih bisa kau berdiri dengan kedua kakimu." Seringai iblis terbit kala ia mengingat tikus kecil yang terlampau berani untuk bermain-main dengannya.
Jeritan gawai meminta perhatian Bastian siang itu. Tatapannya seketika lembut kala ia melihat nama yang menghiasi benda pipih berlogo apel tergigit itu.
"Apa papa di tempat itu lagi?" Suara yang terdengar merajuk dari sebrang sana mengundang tawa Bastian.
"Iya cutiepie. Papa selalu di sini."
"Bukankah sudah berkali-kali aku mengatakan jika aku ingin membantumu papa."
"Apa kau meragukan papamu ini cutiepie?"
Queena terperangah ia berucap terbata. "Bukan begitu maksudku pah. Ayolah, kurasa papa mengerti betapa khawatirnya aku."
Tawa Bastian pecah kala mendengar putri semata wayangnya merajuk karena Bastian tak pernah sekalipun mengijinkannya berkecimpung dengan Abigail Candy pasca kejadian yang menimpa dua bulan lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reflection
RomanceQueena Abigail Hito. Ya, dia seorang gadis yang selalu merasa sendiri. namun, tidak lagi setelah Ia bertemu dengan sosok yang menggerakan kembali hatinya yang beku dan dipenuhi dendam. "baiklah pak Alfian. Kita lihat, seberapa kuat anda bertahan de...