tampan dan menggemaskan

2 0 0
                                    

Senyum Queena tak pernah luntur sejak kemarin. Pertemuannya dengan Alfian satu hari kemarin berkat Raja benar-benar membuatnya bahagia. Bagaimana tidak, Alfian benar-benar menjadi sosok yang berbeda. Dia begitu lembut dan ramah seperti yang Queena inginkan selama ini.

"Sepertinya suasana hati anda hari ini sedang bagus Nona?"

Suara Fuzi menarik Queena dari lamunan indahnya. Ia merengut sebal kala asisten butiknya itu mengejutkan dengan cara yang terdengar mengejek. "Bisakah sekali saja kau tidak mengejekku?" Ungkap Queena jengkel.

Fuzi tertawa mendapat respon yang sejak lama Fuzi rindukan. Kejadian tiga bulan terakhir ini majikannya itu nampak sangat berbeda. Ditambah lagi ketika Fuzi mengingat selepas pertemuan mereka dengan pemilik tahta Megantara, Queena benar-benar tidak pernah menunjukkan keceriaannya seperti biasa.

"Saya bersyukur Nona bisa kembali ceria seperti biasanya."

Queena terkejut, ia tak mengira jika Fuzi mengkhawatirkannya selama ini. "Benarkah? Apa sangat kentara sekali jika sikapku berubah?" Ucapnya sendu. Yang di angguki Fuzi kemudian.

Queena tersenyum dengan tatapan menerawang jauh "Aku tidak peduli apa yang akan terjadi besok atau lusa. Karena aku masih belum bisa melupakan kejadian hari kemarin."

Flashback

Membawa Raja jalan-jalan mengelilingi seaworld ternyata membuat Raja kelelahan hingga membuatnya tertidur. Alfian mengatakan jika tak mungkin ia kembalikan Raja saat itu. Karena tidak mungkin mereka yang baru saja dititipi selama dua jam itu mengembalikan Raja pada Aliefa dan Ken.

"Apa kau lapar Q?"

Queena mengangguk kikuk "Bagaimana kalau kita ke kafe King. Kebetulan sudah lama sekali aku tidak memesan suplemen energiku." Ungkapnya antusias.

Air muka Alfian sejenak berubah. Entah kenapa Queena seakan mengkap ketidak sukaan Alfian kala ia menyebutkan kafe KING. Namun sejenak kemudian Queena tak ingin terlalu memikirkannya.

"Baiklah." Jawabnya singkat

Alis Queena bertaut, ia tidak mengerti kenapa sikap Alfian berubah. "Tapi ... Aku tidak keberatan jika ada tempat makan yang menurutmu lebih baik." Cicit Queena.

Alfian hanya diam. Dia fokus membelah jalan menuju kafe KING seperti usulan Queena. Keheningan menyelimuti perjalanan mereka kali ini. Dan tentu saja suasana itu membuat Queena canggung. Ia benar-benar tak mampu bersuara.

"Biar aku yang membawa Raja." Ucap Alfian dingin kala keduanya sampai di depan kafe KING.

Queena terkejut mendengar ucapan Alfian yang kembali seperti biasanya itu. "Kenapa tidak bilang saja jika dia tidak suka makanan kafe ini." Gerutunya kala menatap Alfian yang telah lebih dulu masuk kafe.

"Halo Q, sudah lama sekali kau tidak datang kemari." Ucap salah seorang pelayan KING.

Queena tersenyum canggung. "Aku sedikit sibuk akhir-akhir ini." Jawabnya.

"Pak Eldrich sepertinya merindukanmu. Tapi kafe sedang sibuk sekali jadi dia benar-benar tidak bisa pergi kemanapun."

"Benarkah? Aku ikut senang kafe ini mulai ramai."

"Iya , kau tau? Pak Eldrich-." Ucapan pelayan itu terhenti kala melihat Queena yang kini telah duduk di depan Alfian dengan seorang bayi di antara mereka.

Alis Queena bertaut "Ada apa dengan Eldrich?" Tanyanya sarat akan khawatir.

Pegawai itu sedikit canggung dan merasa tidak nyaman kala melihat tatapan tajam dari Alfian. "Tidak ada. Dia baik-baik saja. Jadi ... Apa anda ingin memesan menu biasanya?"

ReflectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang