Waktu terus berjalan, hingga tak terasa perjalan untuk menuju pasantren kini telah tiba di tempat tujuan. Dalam perjalanan tak ada seorang pun dari kedua penghuni di dalam mobil tersebut yang berbicara. Mereka hanya asik dengan dunia mereka sendiri, Gafi yang fokus menyetir, sedangkan laura yang memalingkan pandangannya ke arah jendela melihat jalanan yang ramai itu.
" Turun! "
Titah Gafi ketika sudah memarkirkan mobilnya dengan sempurna" Kakak!!!! "
Seorang gadis yang memiliki suara melengking itu berlari dari arah rumah yang bernuansa putih itu megah itu menuju ke arah Gafi dan Laura" Salam dulu "
Ucap Gafi yang malas meladeni adiknya kalau tidak taat seperti iniKayak Lo taat aja Fi ( author )
" Hehehe maaf kak, assalamualaikum kak Gafi, kak Laura "
Salam Zea kemudian yang membuat Laura menyunggingkan senyumnya ituRupanya semenjak tadi mereka semua menunggu kedatangan Gafi di teras rumah mereka, mereka semua ingin melihat wajah babak belur Gafi, iya sih wajahnya emang tidak terlalu parah. Hanya ujung bibir yang sobek. Karena Gafi mempunyai keahlian dalam bela diri, maka dari itulah ia dinobatkan sebagai ketua verocity vultures.
" Waalaikumsalam"
Jawab Gafi yang kemudian diikuti Laura" Kenapa kakak lama gak kesini? "
Tanya Zea yang menempel pada GafiLaura yang melihat hal itu terkekeh pelan, Gadi terlalu dingin meskipun dengan keluarganya. Ia akan luluh sama siapa nantinya?
" Ada kerja "
Jawab Gafi singkat" Males ah! Males banget Zea bicara sama kak Gafi "
Ucap Zea yang melepaskan rangkulannya di lengan GafiGafi pasti tau adiknya ini kesal karena dirinya yang selalu menjawab pertanyaan Zea dengan jawaban singkat, kalau kata Zea gak excited.
" Zea sendiri? "
Tanya Laura yang mengalihkan kekesalan Zea pada Gafi" Gak kak, itu ada umma sama abba juga di teras lagi urus berkas pasantren untuk murid baru "
Jawab Zea sambil menunjuk kedua orang tuanya yang terlihat sibuk, hingga mereka berdua tak tau kalau sebenarnya Gafi dan Laura sudah sampai" Yaudah ayo kesana "
Ajak Gafi kepada Zea dan LauraKedua gadis itu mengekori Gafi di belakangnya, mereka sama - sama bergandengan tangan layaknya anak kecil yang tak ingin dipisah. Zea sangat suka bermain dengan Laura. Toh umur mereka tidak jauh - jauh sekali.
" Assalamu'alaikum"
Salam mereka bertiga dengan serentak" Waalaikumsalam"
Jawab Safira diikuti Gus AzkaSafira dan Gus Azka langsung melemparkan pandangan mereka kepada Laura dan Gafi.
" Udah datang? "
Tanya Gus Azka dengan raut wajah yang tak bisa diartikan. Tapi satu kata yang dapat mendefinisikan wajah Gus Azka yaitu ' seram '." Iya abba "
Jawab GafiLaura melihat Safira yang terus menatap iba dirinya dan raut wajah yang sedih, Laura tau itu, karena dirinya bisa membaca mimik wajah seseorang. Kenapa dengan mertuanya ini?
" Umma? "
Panggil Laura" Iya nak? Kamu baik baik aja? "
Tanya Safira yang kemudian bangun dan memeluk menantunyaLaura menerima pelukan mertuanya itu dengan sangat lembut, ia mengelus pelan punggung ramping Safira yang sudah ia anggap sebagai orang tua kandungnya.
" Alhamdulillah umma, Laura baik "
Jawab Laura dengan senyumannya tanpa berhenti mengelus punggung Safira" Umma? "
Panggil Laura yang merasa ada yang aneh
KAMU SEDANG MEMBACA
GAFI OR GUS GAFI?
RomanceNOTE : untuk lebih nyambung sama ceritanya author sarankan supaya baca terlebih dahulu cerita author yang berjudul Gus Azka, karena ini merupakan lanjutan cerita dari Gus Azka, ini versi anaknya. SINOPSIS : Seorang gadis yang secara tidak sengaja...