49

2.8K 117 24
                                    

6 bulan kemudian

Disebuah tempat yang sering disebut oleh anak jaman sekarang yaitu sebagai penjara suci itu terdapat ramai sekali santri dan santriwati yang sedang terkagum dan terpukau dengan suara dari Gus mereka. Sudah terhitung 6 bulan Gus baru mereka itu kembali lagi ke pasantren, semua santriwati dibuat terkagum oleh mereka.

' Masya Allah suara Gus bagus banget'

' ini fix sih anak kyai Azka, secara kek turunan kyai Azka banget '

' wahhh idaman banget '

Tak hanya itu, banyak sekali pujian yang keluar dari mulut santriwati, banyak dari mereka yang ingin memiliki Gus mereka tersebut, berbeda dengan santri mereka sangat ingin memiliki paras tampan dan badan yang ideal, serta suara dan ilmu yang bagus seperti Gus mereka.

Saat ini di pasantren Al - Huda sedang diadakan acara ceramah antara pengurus pasantren dan juga para santri serta santriwati lainnya. Mereka sangat suka jika Gus mereka itu yang memberi ceramah, karena mereka rasa semua yang dikatakannya sangatlah dapat menghipnotis mereka.

" Masya Allah Gus... Suara antum tidak pernah berubah, tetap bagus dan akan selalu bagus "
Puji seorang ustadz yang umurnya di atas Gus mereka tersebut, ia adalah Muhajir

" Syukron, ini semua pemberian dari Allah "
Jawab Gus mereka tersebut

Pasti semuanya tidak akan asing lagi mendengar nama Gus dari pasantren Al - Huda, ia penerus dari ayahnya, ia orang yang sama tapi dengan sifat yang berbeda. Selama 6 bulan ini ia memperbaiki diri di penjara suci itu dengan meneruskan jawaban ayahnya. Gus Gafi Fazal Muzakki Raffael

" Alhamdulillah ini pertama kalinya kami mendengar sedikit ceramah dari antum setelah antum kembali kesini "
Ujar ustadz Muhajir yang menjadi pembawa acara malam ini

" Terima kasih juga telah memberi saya kesempatan kali ini, dan untuk santri dan santriwati semuanya, semoga apa yang saya sampaikan bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua, ambil yang baik buanglah yang buruk "
Ujar Gus Gafi yang menatap seluruh hadirin sekalian

Sekarang nama Gafi telah sirna, hanya ada Gus Gafi saja, tapi wajah dingin, sikap cuek, tampang sempurna, cerdas, pintar, hal itu tak hilang dari seorang Gus Gafi, kini dirinya bahkan telah menghafal 30 juz Al - Qur'an, segala kitab. Sebenarnya ia telah bisa dari dulu, cuman karena ia kuliah jadi semuanya sedikit tidak lancar.

" BAIK GUS.... "
jawab seluruh santri ketika mendengar arahan dari Gus Gafi

" Baik semuanya, saya rasa acara kita sampai disini saja malam ini, insyaallah jika diberi umur panjang kita akan melaksanakan ceramah singkat ini lagi, Akhirul qalam assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu "
Izin ustadz Muhajir dengan menutup acaranya selaku pembawa acara

" Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu "

Setelah pembubaran acara tadi, Gus Gafi langsung berjalan menuju ndalem, sekarang disanalah ia tinggal, sedangkan umma dan abba serta Zea tinggal di rumah samping ndalem, alias rumah mereka sendiri, Gus Gafi rasanya berat hati tinggal dirumahnya yang dekat dengan pesantren, karena bayang - bayang Laura masih terlintas di benaknya. Ia memiliki harapan bisa tinggal disana bersama Laura kelak, tapi takdir berkata lain.

" Assalamualaikum Gus "
Salam seorang santriwati yang entah kenapa bisa kesasar ke dalam kawasan santri lelaki

" Waalaikumsalam, Afwan kenapa kamu bisa disini? "
Tanya langsung Gus Gafi ketika melihat seorang santri wanita di kawan santri pria

" Afwan Gus sebelumnya, saya ingin menyampaikan informasi kalau ada yang menunggu anda di ruangan, tadinya mau disampaikan ke santri pria tapi tak kunjung yang lewat, jadi tamu Gus sepertinya terburu - buru jadi saya sendiri yang datang saja Gus, Afwan "
Jelas santriwati tersebut dengan pelan - pelan agar gusnya mengerti

GAFI OR GUS GAFI?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang