" kalian pasti lelah, ayo langsung istirahat aja, yang lainnya biar kami aja yang bereskan "
Ujar Safira ketika melihat wajah kedua anaknya itu tampak kelelahan setelah seharian menjadi pengantin" Gak papa umma, kami ikut bantu aja "
Jawab Laura tersenyum, ia tak enak jika langsung meninggalkan pekerjaan kepada mereka semua" Gak papa kak, kami disini rame kok, ada santri juga nanti ikut membantu "
Ujar Ning zea membujuk Laura" Udah kalian istirahat aja "
Ujar kyai Azka" Oh iya, kalian tidur di rumah aja ya sayang, kamar Gafi di ndalem dipakai Theo untuk malam ini "
Ujar Safira" Kenapa dia belum pulang? "
Tanya Gus Gafi" Umma gak kasih pulang dulu nak, soalnya udah kemaleman "
Jawab Safira" Terus Hans dan Liam kenapa mereka umma kasih pulang, padahal kan udah malam juga, begitu juga dengan Raffael dan Allea "
Tanya Gus Gafi tegas, bukan apa, dirinya tak ingin timbul fitnah, disini semuanya keluarga dan sudah halal, sedangkan Theo? Dia bukan siapa - siapa disini, ia hanya teman dari Gus Gafi" Bukan begitu nak umma... "
Safira tampak tak tau ingin menjawab apa, ia tau ini salah, pasti Gus Gafi akan menentang keputusannya agar Theo tidur disini" Panggil Theo kesini "
Pinta Gus GafiLaura tampak panik disana, ia melihat raut wajah Gus Gafi yang begitu menyeramkan, ia dapat merasakan suasana saat ini yang mencekam, rasanya ia ingin menolong, tapi ia tak tau bagaimana
" Sudahlah nak tidak apa - apa "
Ungkap kyai Azka" Abba, abba tau aturannya, kenapa sekarang abba malah ikutan ke jalan yang salah? "
Ucap Gus Gafi sambil memicingkan matanya ke arah kyai AzkaGlek!
Kyai Azka serasa disambar petir, baru kali ini ka diajarkan oleh anaknya, ia merasa menyesal telah mengizinkan Theo menginap disini, inilah akibatnya
" Biar zea panggilin kak Theo "
Ujar Ning zea melerai" Hentikan langkah kamu zea! Biar santri yang lain memanggilnya, kalian bukan mahram "
Ujar Gus Gafi" Gus? Udahan ya? Kita balik ke rumah aja, Gus capek kan? "
Akhirnya Laura memberanikan dirinya melerai Gus Gafi, ia memeluk lengan suaminya" Gak papa sayang, tunggu sebentar lagi ya? "
Ucap Gus Gafi lembut sambil mengelus tangan Laura yang terlilit di lengannyaLaura tak tau lagi harus berkata apa, alhasil ia terdiam kembali, tak lama datang Theo yang ditunggu - tunggu, tadi pria itu mendapat amanah dari seorang santri utusan Gus Gafi
" Kenapa cari gue? "
Tanya Theo langsung" Kamu boleh pulang "
Ujar Gus Gafi to the point" Hah? Tapi katanya gue diizinin tinggal disini malam ini aja "
Jawab Theo yang bingung sambil menatap satu persatu orang disana yang tampak terdiamJujur saja, kalau masalah agama Gus Gafi sangat ketat, jika dirinya sedang mengajar di pasantren banyak santri yang meneteskan air matanya karena kesusahan menghafal dan mempelajari pelajaran Gus Gafi, tapi mereka suka ketika Gus Gafi mengajar, karena penjelasannya yang rinci, tapi sayangnya lelaki itu tak sabar jika dalam hal menghafal
" Itu tadi, sekarang kamu boleh pulang, kami sedang mengadakan acara keluarga "
Ujar Gus Gafi" Hah? Kan gue boleh join juga '
Ujar Theo bingung" Udah nak, umma tadi salah bilang, kamu balik aja ya malam ini? Maaf udah bikin kamu repot, jika ingin belajar kamu bisa kesini lagi "
Ucap Safira dengan cepat agar Gus Gafi tidak tersulut emosi

KAMU SEDANG MEMBACA
GAFI OR GUS GAFI?
RomanceNOTE : untuk lebih nyambung sama ceritanya author sarankan supaya baca terlebih dahulu cerita author yang berjudul Gus Azka, karena ini merupakan lanjutan cerita dari Gus Azka, ini versi anaknya. SINOPSIS : Seorang gadis yang secara tidak sengaja...