44

2.3K 96 18
                                    

Hari terus berlalu, kini Laura sudah terhitung 3 hari berada di rumah sakit, ia belum diperbolehkan untuk pulang, karena kondisi tubuhnya yang tak kunjung kuat, ia terlalu banyak beban pikiran hingga menyebabkan tubuhnya yang terus melemas.

Begitu juga dengan Gafi, selama 3 hari ini ia tidak bertemu dengan Laura, ia tak memiliki izin dari sang empu untuk bertemu dengannya, Gafi selalu hadir ke rumah sakit, tapi ia tidak bisa bertemu dengan Laura karena Laura yang tidak ingin bertemu dengannya.

Sedangkan Allea dan Rafael terus menjaga Laura, mereka yang memberi kabar kepada Gafi tentang keadaan Laura, Safira, Zea, serta Gus Azka turut menjaga Laura.

" Nak... Ini makan dulu ya? Nanti kamu gak dikasih pulang loh dari rumah sakit "
Ujar Safira yang khawatir karena sejak dari tadi Laura tidak ingin makan

" Gak umma, Laura gak lapar, suruh kak Gafi tanda tangan surat cerainya umma "
Ujarnya memohon kepada Safira. Iya memang Laura tidak akan tenang sebelum Gafi melepas dirinya sepenuhnya, tapi surat itu tak kunjung ditanda tangani oleh Gafi

" Sayang... Nanti umma bilang ya sama Gafi, sekarang makan dulu "
Ucap Safira yang terus menawarkan makanan yang berada di tangannya

" Gak umma, Laura pengen liat langsung kak Gafi tanda tangan surat itu "
Ucapnya penuh paksaan

Safira melempar pandangannya ke arah Allea yang berada di samping kanan Laura, mereka berdua tak bisa menjawab lagi perkataan Laura, mereka serasa dibungkam

" Lau... Lo harus makan dulu, mana bisa dalam keadaan gini Lo masih mikirin yang gak - gak? Coba deh Lo bangkit, coba Lo berusaha untuk sembuh lau, ayo mana Lo yang dulu? Jangan pikirin cerai dulu, Lo harus kuat dan keluar dari penjara ini dulu"
Ucap Allea menyemangati Laura. Tapi rasanya bagi Laura itu bukan semangat

" Aku gak selera Lea, aku berusaha untuk sembuh kok, cuman aku gak tenang sebelum benar - benar bercerai dengan kak Gafi, kalau misal kata kamu jangan dulu pikirin perceraian rasanya itu gak bisa deh le, karena itu merupakan awal dari semua rasa sakit ini "
Jawabnya dengan menatap lurus ke depan

" Yaudah makan dulu ya? Setelah itu Gafi tanda tangan suratnya sayang "
Ucap Safira yang mengalah

" Gak umma, Laura pengen suratnya ditanda tangan dulu baru Laura makan "
Ucapnya tidak mau kalah

Allea dan Safira akhirnya menyerah, sepertinya mereka memang harus memanggil Gafi.

Tak lama Safira mengeluarkan handphonenya dan menelpon Gus Azka, ia meminta agar masuk ke dalam ruang Laura bersama Gafi.

" Assalamualaikum mas "

" Waalaikumsalam sayang "

" Mas dimana? "

" Saya sedang di dekat pengambilan obat sayang, kebetulan ketemu dengan teman saya, kenapa? Ada yang bisa dibantu? "

" Mas, ini Laura gak mau makan sebelum Gafi tanda tangan surat cerai"

" Astaghfirullah, jadi gimana? Apa yang harus kita lakukan? Tidak mungkin gadis itu mogok makan, nanti tambah parah "

" Itulah mas, tolong ya mas kesini sama Gafi, katanya Laura ingin melihat langsung Gafi tanda tangan surat itu "

" Nggih sayang "

" Biarkan mereka memilih jalan masing - masing "

" Na'am, sekarang saya kesitu "

" Nggih mas, assalamualaikum"

" Waalaikumsalam"

Setelah menutup teleponnya, Safira kembali lagi mendekat ke ranjang Laura

GAFI OR GUS GAFI?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang