51

2.2K 95 12
                                    

Hujan semakin mengguyur, badan Zea sudah sangat menggigil, bibirnya sudah sangat pucat, khimarnya pun sudah basah, ia ingin memasuki supermarket tersebut tapi ia undurkan karena badannya yang basah kuyup.

Tak lama seorang wanita keluar dari supermarket di belakangnya ia sedikit shock melihat wanita itu yang menegur dirinya.

" Zea? "
Panggil dirinya yang ingin mematikan apakah benar orang yang ia kenali

" Kak Laura? "
Zea sontak langsung menoleh ke sumber suara itu, ia sangat mengenali suara itu, ia sangat dekat dengan suara itu

" Kamu kenapa? Ya Allah sini duduk sayang "
Wanita itu yang bernama Laura tampak sangat khawatir, ia membawa Zea untuk duduk di kursi terdekat

" Kak? Zea gak mimpi kan? "
Gadis itu masih tidak percaya bertemu dengan mantan kakak iparnya itu

Kabar perceraian antara Laura dan Gus Gafi tak diketahui oleh Zea, semenjak saat itu Zea sedikit marah dengan Gus Gafi, ia sering kesal ketika mengetahui tingkah Gus Gafi dulunya kepada Laura

" Gak Zea, ayo duduk sini dulu kamu udah pucat loh "
Laura tampak khawatir, ia memperbaiki Khimar Zea yang berantakan sehingga menampakkan anak rambutnya

" Hiks kak.... "
Zea akhirnya menangis dan memeluk Laura dengan erat

" Ze... "
Lirih Laura yang juga ikut sedih ketika Zea memeluk dirinya, ia usap punggung yang bergetar itu dengan lembut guna meredakan tangisan gadis kecil itu

" Kak... Zea kangen... "
Lirih ia masih dalam pelukan Laura

" Kaka juga ze, kamu baik - baik aja kan? Gak ada yang kenapa - kenapa?"
Tanya Laura menangkup wajah gadis itu yang memerah akibat menangis

Zea menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Laura.

" Kamu kok masih pakai seragam sekolah? Kenapa belum pulang? "
Tanya Laura yang melihat Zea masih dengan baju sekolahnya

Tadinya Laura mampir ke supermarket untuk membeli keperluan dapurnya, karena jaraknya dari tokonya dan supermarket agak jauhan, jadi dia belanja sedikit banyak.

" Zea belum dijemput sama bang Gafi"
Jawab ia dengan wajah sedih serta nada bicaranya yang sedih

" Kenapa sayang? Kok belum dijemput? Ini udah beberapa jam dari kamu pulang sekolah "
Tanya Laura

" Zea gak tau kak, hp Zea juga habis baterai jadi Zea gak bisa hubungi bang Gafi maupun abba "
Jawab Zea

" Jadi gimana? Mau kakak telepon saja umma? "
Tanya Laura menawarkan

" Nanti aja kak, Zea masih mau lama - lama sama kakak "
Jawab Zea sambil menggenggam erat telapak tangan Laura

" Ze... Nanti orang tua kamu khawatir, kita telepon dulu ya? Nanti Zea minta izin main ke rumah kakak "
Ujar Laura lembut sambil mengelus kepala Zea yang terbalut Khimar

" Iya kak boleh "
Jawab Zea

Akhirnya hujan reda tak lama setelah pembicaraan mereka, kini Laura membawa Zea ke tempat tinggalnya sekarang ini. Di sebuah toko bunga yang membuat dirinya sedikit sukses disana.

" Kakak tinggal disini? "
Tanya Zea sambil mengitari kondisi toko Laura yang tampak bersih dan rapi serta luas

" Iya Zea, kakak sekarang Alhamdulillah punya toko bunga sendiri, dan sekalian aja kakak tinggal disini "
Jawab Laura sambil mengunci pintunya, takut seseorang masuk karena sekarang ia sudah menutup tokonya

" Padahal Zea sering lewat sini, tapi Zea gak tau kalau kakak jualan disini"
Ujar Zea sedikit kecewa

" Gak papa Zea sayang, sekarang kan udah tau "
Jawab Laura dengan senyumannya

GAFI OR GUS GAFI?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang