Sesudah perdebatan antara Gafi dan Gus azka, kini lelaki itu ditinggalkan oleh keluarganya disana bersama Zea, ia duduk lemas sambil merutuki dirinya sendiri, diiringi Zea yang memeluknya dan menangis di dalam pelukannya.
" Kak... Hiks! "
Tangis Zea masih dalam keadaan memeluk GafiBukan karena apa, Zea kasian dengan Gafi zang ditampar oleh Gus Azka, ini kali pertama gadis kecil itu melihat abbanya sangat marah, bahkan ia sendiri sangat takut melihat raut wajah Gus Azka tadi.
" Udah ze... Ini salah kakak, jangan nangis lagi "
Ujar Gafi mengelus lembut kepala Zea zang terbalut Khimar" Hiks! Pipi kakak sakit gak? "
Tanya Zea melepas pelukannya dan beralih menatap wajah Gafi" Gak kok, pipi kakak gak sakit "
Jawab Gafi sambil tersenyum agar adiknya itu gak menangis lagi" Bohong! Kakak bohong, mana ada orang ditampar tidak sakit? "
Kesal Zea karena tau Gafi sedang berbohongBagaimana tidak sakit? Tadi Zea melihat sendiri bagaimana Gus azka menampar Gafi dengan sangat keras, bahkan Zea ikut meringis tatkala melihatnya.
" Sakit sedikit ze, sekarang udah gak lagi "
Jawab Gafi meredakan Zea yang menangis sambil ketakutan" Hiks! Zea takut sama abba "
Ujar Zea zang mengingat kejadian tadi" Kenapa? Kakak berhak Nerima itu ze, kakak udah jahat sama Laura, jadi kakak berhak Nerima semua amarah abba tadinya "
Ujar Gafi menjelaskan kepada Zea, tampaknya gadis itu belum tau permasalahannya" Emang kakak jahatin kak Laura sampai masuk rumah sakit gini? "
Tanya Zea" Iya Zea, kakak jahat kan? Makanya abba tadi marah sama kakak "
Tanya Gafi" Iya kakak jahat, tapi gak harus juga abba tampar kakak "
Ujar Zea" Udah gak papa, abba bilang kendali aja tadi, Zea tau kan? Abba orang paling baik di dunia ini sama kita "
Ucap Gafi, ia gak ingin gadis polos ini membenci Gus Azka" Hm! Zea tau itu, jadi abba gak jahat kan tadi sama kakak? "
Tanya Zea sekali lagi" Gak ze, abba gak jahat itu emang salah kakak "
Ujar Gafi sekali lagi" Yaudah "
Balas Zea dan kembali memeluk Gafi......
Di lain sisi karena keadaan Laura masih sedikit lemas, alhasil hanya tiga orang saja yang dibolehkan masuk menjenguk dirinya.
Kini Safira, Gus Azka, serta dengan Rara masuk ke dalam kamar Laura, mereka dapat melihat punggung seorang gadis yang rapih itu, ia tertidur dengan meringkuk sambil badannya yang bergetar, mereka yakin Laura sedang menangis.
" Nak... "
Lirih Safira memegang bahu Laura yang bergetar ituSedangkan Gus Azka tak sanggup memandang gadis kecil di depannya ini yang sudah sangat rapuh, ia sudah menganggap Laura seperti anaknya sendiri, ia menyayangi Laura seperti Zea, cuman karena Laura menantunya jadi ia harus menjaga jarak, takut timbul fitnah nantinya.
" Umma? "
Ujar Laura yang terkejut dengan kedatangan Safira, segera Laura menghapus sisa - sisa air matanya yang tadi telah luruh begitu sajaSafira yang melihat menantunya itu merasa sangat iba, wajah yang pucat, badan yang tambah kurus, dan matanya yang sembab, ia berpikir seberapa tersiksanya gadis mungil ini hidup bersama anaknya yang brengsek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAFI OR GUS GAFI?
RomanceNOTE : untuk lebih nyambung sama ceritanya author sarankan supaya baca terlebih dahulu cerita author yang berjudul Gus Azka, karena ini merupakan lanjutan cerita dari Gus Azka, ini versi anaknya. SINOPSIS : Seorang gadis yang secara tidak sengaja...