66

819 71 12
                                    

" masyaallah cantik sekali menantu umma " ucap Safira sambil mengecup pucuk kepala Laura, ia sangat bahagia hari ini, rasanya ia ingin memeluk Laura seharian, akhirnya wanita yang masih kecil di mata ia itu sudah kembali menjadi anaknya, ia akan menghabiskan waktu sebanyak mungkin bersama Laura nantinya ketika sudah selesai semuanya

" Terimakasih umma, umma juga cantik, zea juga "
Tambah Laura sambil tersenyum manis tatkala melirik arah Safira dan zea sesekali bergiliran

" Kakak cantik kali loh, kami semua pangling kalau kakak udah di makeup gini, mana mau kak Gafi ngelepasin kakak begitu aja "
Ujar zea sangat senang sambil memeluk ringan Laura

" Hahahah tidak begitu juga ze, kamu juga cantik, temukan imam yang setara dengan kamu nantinya ya "
Ujar Laura

" Dia bakalan umma jodohin sama nak Theo nantinya "
Canda Safira

Plak!

" Ihh!!! Umma... "
Rengek zea memukul pelan bahu Safira

" Sayang? Kamu kok pukul umma? "
Tanya Safira membuat ekspresi shock, ia berekpresi seakan - akan marah dipukul kecil oleh anak gadisnya itu, nyatanya tidak

" Eh? Umma marah? "
Tanya Ning zea waspada, takut gunung berapi ini akan erupsi

" Gak tau "
Rengek Safira

Laura yang melihat tingkah ibu dan anak itu tertawa geli, ia terbayang, seandainya ibu dan ayahnya masih disini, mungkin mereka juga akan turut bahagia sama seperti mereka, mungkin Allah lebih sayang kepada keduanya, Laura harap mereka disana juga ikut tersenyum menyaksikan ini semua

" Kenapa sayang? "
Safira tiba - tiba melihat laura termenung, ia langsung menanyai wanita itu, ia tak mau di hari bahagia ini ada tangisan menyedihkan

" Gak papa umma, Laura cuman teringat, andai disini masih ada ibu sama ayah, mungkin mereka juga sama seperti kalian yang ikut senang"
Jawab jujur wanita itu

Safira merasa sangat tersentuh, ia langsung memeluk Laura dengan cepat

" Masyaallah nak... Disini ada umma sama abba, jangan lupa nak, kami juga orang tua kamu, jika ada apa - apa bilang sama kami nak, rumah kami rumah kamu juga, jika Gafi macam - macam lagi bilang sama umma, qadarullah harus kita terima selalu nak "

" Iya umma, makasih banyak umma "
Ucap Laura penuh syukur

" Disini ada zea juga kak, jangan lupa, zea bakalan temanin kakak selalu, kalau kakak sendirian zea siap temani kakak "

Laura tersenyum ke arah zea dan menganggukkan kepalanya, ia merasa gadis di depannya itu bisa menjadi temannya

" MY BESTIEH!!!! "

semua orang yang berada di dalam sana, termasuk mua terkejut mendengar teriakan seorang wanita dari arah pintu, ia tampak ngos - ngosan, seperti sehabis lari maraton

" Le? Kenapa teriak - teriak? "
Tanya Laura mengernyitkan dahinya ke arah Allea

" Ahhhh!!! Kenapa gak kasih tau??? "
Rengek Allea, ia merasa dikhianati oleh sahabatnya sendiri

" Aku juga gak tau le, tiba - tiba dibawa kesini sama Gus Gafi, terus nikah deh "
Jelas Laura dengan wajah yang menggambarkan ekspresi bingung, tangannya terus saja begini 🤷 saat menjelaskan kepada Allea, bibirnya yang agak dimayumkan sedikit membuat semua orang disana gemas

" Boleh cubit gak sih? "
Tanya Allea gemas

" Eits! Jangan mbak, nanti makeup pengantinnya luntur "
Peringat keras mua

" Hehehehe maaf ya mbak, habisnya teman saya ini gemas banget "
Ujar Allea tertawa gemas

" Apaansih le, orang udah gede gini dibilang gemesin, kamu kira aku masih bayi apa? "
Gerutu Laura

GAFI OR GUS GAFI?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang