" aduhh mana nih kak Helena kok gak masuk kampus ya? Pas kak Gafi sama Laura datang dia malah gak datang "
Ucap Vienna yang kesal dari tadi menunggu kedatangan Helena" Lo nunggu siapa? "
Tanya Liam yang baru saja lewat di depan Vienna" Apaansih? Jangan ganggu! "
Bentak Vienna yang sedang kesal" Yaelah gue cuman nanya aja bego! "
Ucap Liam yang tak kalah kesal" Ihhh lagian kak Liam ngapain disini? Sana jauh jauh aku lagi kesal "
Ucap Vienna" Yaudah kesal aja sih, apa urusannya sama gue? Gue cuman lewat kok, emang ini jalan Lo? "
" AGRHH!!! emang ya komplotan kak Gafi mulutnya kayak cewek semua lemes kecuali ketuanya "
Decak kesal Vienna yang sudah tak mood lagi dengan semua" Yaelah yang lemes juga mulut kita kenapa Lo yang sewot? "
Ucap Liam menatap sinis Vienna" Pergi sana Napa?! Ganggu aja"
Ucap Vienna yang akhirnya memutuskan untuk pergi dari sana, mood ia sudah sangat rusak karena Helena ditambah dengan Liam" Cewek aneh! "
Monolog Liam.......
" Laura? Lo gak papa? "
Tanya Rafael ketika mendapati Laura yang berjalan cepat sambil menghapus air matanya" Kak Fael? "
Laura malah terkejut dengan kehadiran Rafael di depannyaLaura tambah sedih, kenapa disaat dirinya rapuh bukan Gafi yang menenangkannya dan memberikan kenyamanan kepada dirinya? Kenapa harus Rafael selalu yang ada disaat Laura butuh teman curhat?
" Lau? Lo gak papa kan? "
Tanya Rafael melihat Laura yang menunduk seperti menahan tangisannyaLaura menggeleng pelan kepalanya, tanda dirinya tidak baik baik saja.
" Kita ke taman aja? Ayo kita ngobrol disana "
Ajak Rafael agar disana Laura bisa menenangkan dirinya sambil melampiaskan semuanya, Rafael selalu siap mendengar curhatan hati Laura.Laura mengangguk dan mengikuti langkah Rafael menuju ke taman, hingga mereka duduk di salah satu kursi untuk mengobrol sejenak.
" Lo kenapa lau? Ada yang bisa gue bantu? "
Tanya Rafael menyelidiki wajah Laura yang sudah memerah karena menahan tangisannya" Kak? "
Panggil Laura" Iya lau? Gue disini "
Jawab Rafael, rasanya Rafael ingin segera memeluk Laura di depannya, tapi ia urungkan, karena ia tau kalau gadis di depannya ini bukan mahramnya, dan tentu saja Laura akan menolaknya" Aku nangis bentar boleh gak? Tapi kak Fael temanin aku ya? Aku malu sendiri "
Ucap Laura meminta persetujuan dari Rafael" Tentu lau, silahkan gue temenin disini "
Jawab Rafael dengan senyumannyaLaura akhirnya menumpahkan segala kesedihannya dengan sekalian air matanya, ia merasa hidupnya kurang beruntung, mengapa Allah selalu menguji hidupnya dari ia kecil.
Sekitar 8 menit Laura mengais, hingga akhirnya ia berhasil meredakan tangisannya, Rafael yang melihat itu ingin segera menanyakan hal yang janggal di benaknya.
" Laura? Gue boleh tanya sesuatu? "
Ucap Rafael yang meminta persetujuan Laura" Tentu kak, apa itu? "
Tanya Laura sambil menghapus sisa sisa air matanya
KAMU SEDANG MEMBACA
GAFI OR GUS GAFI?
RomanceNOTE : untuk lebih nyambung sama ceritanya author sarankan supaya baca terlebih dahulu cerita author yang berjudul Gus Azka, karena ini merupakan lanjutan cerita dari Gus Azka, ini versi anaknya. SINOPSIS : Seorang gadis yang secara tidak sengaja...