20-Ini tidak lucu!

790 118 0
                                    

Wulan langsung membuat pohon-pohon disekelilingnya mengeluarkan dahan-dahan runcing untuk membunuh sekelompok serigala yang mendekat!

"Jadi rumor itu benar?"batin Resi Parasurama menatap kelihaian Wulan yang bekerja sama dengan Karna untuk melindunginya.

Ada rumor bahwa Tuan Putri Hastinapura dapat mengendalikan tumbuhan, dan dia diberkati oleh Bumi itu sendiri.

"Ambil ini!"Wulan melemparkan dahan yang cukup panjang dan runcing, untuk digunakan oleh Karna membunuh serigala-serigala yang tersisa.

"Kamu sendiri pakai apa?"tanya Karna khawatir.

"Jangan khawatirkan aku, kamu harus mengkhawatirkan serigala yang sebentar lagi akan ku buat jadi sate!"desis Wulan dengan kilatan di pupil matanya.

"Tombak kayu!"ucapnya menampar tanah, dan langsung saja kayu-kayu runcing muncul dan menusuk perut serigala-serigala disekelilingnya.

"Apa yang kamu lihat? Bunuh serigala lainnya!"Karna akhirnya tersadar dari lamunannya, dan bergerak membantunya.

Tak terasa setengah jam berlalu, dan serigala-serigala tadi telah mati.

"Selesai!"seru Wulan bahagia, akhirnya semuanya selesai.

"Selamat! Kalian berdua lulus, aku mengakui kalian sebagai murid ku"ungkap Resi Parasurama dengan senyuman.

"Itu adalah Tes?!"jerit Wulan terkejut.

"Benar sekali"

"Ini tidak lucu! Aku khawatir setengah mati tadi, ternyata itu adalah sebuah tes?!!"marah Wulan dengan tatapan kesal .

"Jangan marah, sekarang lanjutkan cucian mu. Lihat pakaian ku kotor"Resi Parasurama menunjuk cucian yang telah dijatuhkan Wulan sebelumnya.

"Aku menjatuhkan itu untuk menolong, tapi malah disuruh mencuci ulang"keluh Wulan sedih.

"Jangan sedih Putri, aku akan membantu"ungkap Karna tidak enak.

"Jangan terlalu banyak berpikir, dia memang tukang mengeluh. Guru akan istirahat, pembelajaran resmi akan dimulai besok"akhirnya Resi Parasurama pamit kembali kerumahnya.

Tersisa Karna dan Wulan disana, yang hanya bisa dengan patuh membersihkan sekelompok bangkai serigala.

"Ini tidak adil"keluhnya kesal.

"Jangan mengeluh, mari kerjakan dengan cepat "ucap Karna sambil bekerja sepenuh hati.

"Hah~"

Akhirnya mereka berdua bekerja sama untuk membersihkan bangkai serigala yang berjumlah cukup banyak itu. Setelahnya mereka menumpuknya, disebuah lubang yang mereka gali, lalu menguburnya didalam.

"Sekarang tinggal mencuci kan? Mari ku bantu"ungkap Karna yang baik hati.

Mata Wulan berbinar bahagia, dia mengangguk semangat karena akhirnya dia tidak perlu mengerjakan apapun sendirian!

Sekarang kita memiliki Karna yang serba bisa~

***

"Biarkan aku yang mengangkat cuciannya "ucap Karna, sambil mengambil alih keranjang cucian.

"Apa tidak berat?"

"Tidak masalah, aku yang angkat. Lalu anda yang jemur pakaiannya. Bagaimana?"

"Sepakat!"

Mereka berdua berjalan melewati hutan yang lebat, dan menyusuri sungai yang panjang.

"Putri, aku ingin mengatakan terima kasih "ucap Karna dengan senyuman tulus.

"Terima kasih untuk apa?"heran Wulan.

"Jika bukan karena mu, aku tidak akan diterima menjadi murid. Lalu aku mungkin akan menerima nasib sebagai seorang kusir"ucapannya dengan raut wajah sedih.

"Jangan pesimis seperti itu, karena kamu berhasil menjadi muridnya. Maka itu adalah yang ditakdirkan untuk mu. Kamu ditakdirkan untuk berhasil, Karna. Aku yakin itu!"ucap Wulan dengan senyuman.

"Benarkah? Terima kasih!"

[Ding! Kesan Karna pada Tuan Rumah, naik!
Arjuna (Pelindung) = 70%
Karna (Perisai ) = 60%]

"Kenapa naiknya sangat cepat?"gumam Wulan kagum.

"Apa Putri mengatakan sesuatu?"tanya Karna.

"Bukan apa-apa, sebaiknya kita segera pulang. Ini sudah sangat larut"Wulan mengalihkan pandangannya dari sistem, dan berbincang-bincang dengan Karna dalam perjalanan pulang.

Sebaiknya kita periksa sistem nanti saja, sekarang ada Karna. Jika aku ceroboh, maka identitas ku bisa saja terungkap!

***

"Aku tidak tau, apa yang dilakukan Wulan"ucap Arjuna yang merindukan keberadaan Wulan.

"Ini bahkan belum ada setahun, kamu sudah merindukan Bibi kita?~"goda Nakula.

"Berhenti menggoda ku!"marah Arjuna.

"Jangan marah-marah, ayo makan!"Yudistira membawakan makanan yang akan mereka makan, dengan Sadewa dan Bima yang membantunya.

"Tapi Kak Yudistira, aku penasaran! Apakah cinta Arjuna hanya bertepuk sebelah tangan, atau tidak?"wajah Sadewa sekarang penuh dengan raut bergosip.

"Kita disini untuk belajar, jangan memikirkan hal-hal seperti ini"nasehat Yudistira.

***

"Sepertinya arah pengembangan ku salah. Daripada cinta, persahabatan sepertinya akan meningkatkan kesan dari Karna. Jadi apakah aku juga harus mengubah jalur untuk Arjuna?"batin Wulan diam-diam berpikir.

Lagi pula, Arjuna saat ini hanya seorang anak kecil. Lalu cinta masa kecil, adalah hal-hal yang dapat luntur dengan mudah.

Apa lagi, dirinya tidak yakin jika bisa memikat Arjuna kedepannya. Bagaimanapun dia tidak secantik Drupadi.

Dia hanya gadis biasa dengan tampilan tidak semenarik itu~

Karenanya lebih baik mengembangkan hubungan ini, melalui jalur persahabatan.

Toh, ini juga akan memudahkan dan menghilangkan rasa malu karena menggoda orang yang tidak ku sukai~

Baiklah, ini sepertinya jalan yang bagus.

***

♥️ Bersambung~♥️

Teman-teman sekalian, mohon hargai karya orang lain dengan menekan tombol bintang~

Tenang~

Semuanya Gratis ko, tidak dipungut biaya~

Senang bertemu kalian semua~

See you

World Love Story System [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang