86-Ingatan Pratap/Ashoka

266 48 0
                                    

Ku publikasi ceritanya sampai selesai, tapi kalian harus vote 😉

***

Saat ini, awan-awan menghitam, langit mulai menitikkan airmata perpisahan.

Pratap mendongak keatas seolah ingin menyambut tetesan air hujan yang menerpanya.

Matanya tertutup sambil mengingat setiap momen yang dikatakannya, "Aku menyukai, Pangeran Jagmal!"

Momen itu berputar seperti kaset rusak, dan tidak pernah berhenti. Meskipun dia sebagai pemilik memori, menginginkan hal ini.

Jelas awalnya dia merasa Wulan menyukainya, kenapa keadaan tiba-tiba berbalik?

Apa alasannya?

Kenapa aku merasa kamu ingin menjauhi ku dengan segala cara?

Disaat kebingungan terjadi, Pratap yang telah selesai menenangkan dirinya. Ingin kembali berteduh, sayangnya sebelum hal ini dilakukan. Dia tanpa sengaja tertimpa sebuah dahan pohon yang jatuh.

Saat itu, para pelayan yang lewat, mulai panik dan berteriak minta tolong.

***

Pratap mengerutkan keningnya, kepalanya sangat sakit. Dia membuka matanya perlahan, dan hal yang pertama dia lihat adalah Wulan.

Dia Wulan, tetapi bukan Wulan yang dikenalnya secara bersamaan. Sebuah gambar silih berganti, gambar itu menampilkan dirinya dan Wulan diberbagai kehidupan.

Mereka selalu memiliki kisah cinta disetiap kehidupan, entah itu kisah cinta-benci, saling mencintai ataupun yang lainnya.

Singkat cerita, semua kenangan itu memasuki kepalaku. Meskipun kepala ku berdengung, karena ingatan yang tiba-tiba terekam.

Sebenarnya dia cukup senang karena mendapatkannya lebih awal~

Benar, dia lebih awal mendapatkannya dari saingannya~

Selanjutnya, dia tanpa peduli dengan ocehan tabib untuk beristirahat. Pergi menemui Wulan, kita harus menemuinya untuk menjerat dirinya dipelukan ku?

Apa aku benar?

Wulan mencoba terlepas dari jeratan gurita ini, sayangnya hal ini sangat sulit.

"Pangeran Pratap, sampai kapan kamu akan memeluk ku?"

"Tetap seperti ini, sebentar saja~"

"..."

***

Phool berlari mencari keberadaan Pangeran Jagmal, setelah beberapa saat mencari. Akhirnya usahanya membuahkan hasil, dia menemukan Pangeran Jagmal.

Hanya saja, sebelum dia memanggilnya dan meminta penjelasan atas pernyataan Ajabde. Dia mengetahui kebenaran itu, tanpa bertanya.

Benar sekali ~

Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, Pangeran Jagmal menatap Wulan dan Pangeran Pratap berpelukan dengan tatapan penuh kebencian dan kecemburuan.

Tatapan ini, bukankah sudah sangat jelas sekali?

Bagaimana dia bisa memiliki keberanian untuk bertanya?

Ini tidak mungkin!

Kenapa? Saat aku jatuh cinta padamu, kamu malah mencintai yang lain.

Mungkinkah ini karma karena telah menyakiti perasaan Jalal saat itu?

"Jadi apakah kamu sudah mengetahuinya?"Phool berbalik dan melihat Ajabde yang menatapnya dengan tatapan penuh makna.

"Kamu disini untuk mengejek ku?"

"Bukan, aku disini untuk mengingatkan mu.
Buat apa jatuh cinta pada seseorang yang telah memberikan hatinya pada yang lain?
Sebenarnya, dalam dirimu terdapat gambaran aku dimasa lalu. Untung saja, saat ini aku telah sadar. Karenanya aku tidak ingin kamu juga menyia-nyiakan hidup mu, seperti ku"jelas Ajabde dengan sungguh-sungguh.

"Meskipun begitu, bukankah cinta harus diperjuangkan? Jika aku melakukan itu, ada kemungkinan aku diterima atas usaha dan kerja keras ku"

"Kamu akan menyiksa diri mu sendiri untuk itu, apakah semua pengorbanan mu layak untuknya? Jika itu aku, aku lebih memilih seseorang yang mencintai ku"

"Tidak peduli apapun itu! Karena pernikahan ini belum dibatalkan. Maka ada kesempatan bagi ku untuk mendapatkannya!"Phool berlari meninggalkan Ajabde yang mendesah menyayangkan.

Mungkinkah dia benar-benar tidak dapat bangun dari mimpi indah yang dirajutnya dengan rapi?

Ini memang sulit, tapi akhirnya tetap sama. Sudahlah, aku pasti akan membantu teman ku!

Tentu saja, sebagai teman mu. Tentunya aku akan berpihak padamu.

Wulan Ambarsari!

***

Bersambung ~

See you

World Love Story System [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang