69-Ratna Wulan

368 58 1
                                    

"Hy~ aku tidak akan berbicara untuk saat ini. Aku ingin menunjukkan sesuatu"ungkap Ratna Wulan dengan senyuman. Wulan menatapnya dengan tatapan bingung.

Selanjutnya Ratna Wulan menghilang bagaikan cahaya kupu-kupu, dan hanya menyisakan cahaya yang menuntunnya.

Wulan dengan ragu-ragu berjalan kearah yang ditunjukkan olehnya, saat dia melangkahkan kakinya kesana.

Dia melihat Ashoka yang menangisi jasadnya, dengan tangisan tersedu-sedu.

"Kamu berbohong, katanya kamu akan menikahi ku saat dewasa. Kamu tidak beloh meninggalkan ku, tolong tetap bangun"Ashoka memohon dengan suara pilu, tetapi gadis itu dengan angkuhnya mengabaikan dirinya.

Wulan terbungkam saat melihat tangisan pilunya.

Yang Ashoka katakan memang kebenaran, tetapi itu semua adalah kehidupannya saat menjadi Ratna Wulan!

Sekarang dia hanya Ayu Wulandari, bukan Ratna Wulan!

Meskipun begitu, Wulan tetap tidak dapat berpaling darinya. Kenapa?

Bukankah aku sudah memiliki Karna?

"Jangan abaikan aku, tolong "suara pilu Ashoka membuat hatinya merasakan sakit yang tercabik-cabik.

Kenapa?

Cintanya pada Ashoka tak pernah bisa menghilang dengan mudah.

Bukankah itu hanya kehidupan terdahulu?

Apa alasannya?

"Jika kamu mencintainya, kenapa kamu berpaling darinya, Ayu Wulandari?"Wulan mendongak dan melihat sosok yang serupa dengannya.

Sosok itu memiliki rupa seperti dirinya, tetapi dia mengenakan pakaian seorang kesatria.

"Ratna Wulan?"tanya Wulan padanya.

Ratna Wulan mengangguk sebagai persetujuan atas tebakannya, "Dengarkan aku, kamu tidak bisa membohongi dirimu sendiri. Kamu masih sangat mencintainya"

"Cinta? Bagaimana aku bisa mencintainya?! Dia membunuh Karna! Membunuh sahabat ku, Duryudana! Apa kamu pikir aku dapat jatuh cinta padanya?! Jangan konyol!! Lalu kenangan aku bersama Ashoka, adalah milik mu dan bukan milik ku!" Wulan meraung dengan tangisan kesedihan.

Ratna Wulan menggelengkan kepalanya, dan menatap medan pertempuran yang telah menjadi tempat kesedihan karena ditinggal orang-orang terkasih.

"Kamu juga melakukan hal yang sama, kamu membunuh Raja Bindusara, membunuh Mir Khorasan, Pangeran Susima. Tanyakan pada diri mu, bukankah yang kamu lakukan dan Ashoka juga suatu hal yang sama? Kalian berdua sama-sama membunuh semua sumbu yang dapat membahayakan kerajaan kalian masing-masing. Dalam artian lain, itu adalah kewajiban kalian berdua. Ashoka berkewajiban membunuh musuh-musuh Magadha! Kamu pun begitu, kamu harus membunuh musuh-musuh Hastinapura!"jelas Ratna Wulan.

Meskipun menjelaskan dengan sangat jelas, Ayu Wulandari tidak ingin mendengarkannya.

Mentari telah tenggelam, yang menandakan perang telah berakhir. Ashoka masih setia menemani jasad sang kekasih.

"Dia sudah mati, Pangeran Ashoka"ucap Chanakya dengan tatapan sedih.

"Tidak Guru Chanakya, dia masih hidup. Dia hanya marah dan menggoda ku. Makanya dia tidak membuka matanya "ucap Ashoka tidak percaya akan kematian Wulan.

Wulan menatap wajah Ashoka dengan pandangan rumit, apa yang harus dilakukannya?

Dia tidak tau...

Dia kebingungan...

World Love Story System [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang