80-Tidak nyaman

255 52 2
                                    

Saat ini, seluruh warga pergi ketempat gadis-gadis yang disekap, oleh para penculik-penculik itu.

Akhirnya mereka semua selamat, syukurlah tidak ada luka apapun. Karena banyak dari praktek penjualan gadis perawan, diantara penjahat-penjahat itu. Sehingga para gadis-gadis tidak ada yang dilecehkan, dan hanya disekap saja.

Untuk ini, para orang tua bersyukur. Meskipun begitu, masih banyak dari para korban yang mengalami trauma.

Wulan menatap para korban yang berpelukan dengan keluarganya. Ada perasaan sedih didalam hatinya, pasti sangat sulit untuk menghadapi trauma yang ditinggalkan dari kejadian ini.

Dimanapun berada, perempuan selalu menjadi target kejahatan. Apakah karena perempuan identik dengan kata lemah?

Jika tidak, mengapa ini semua terjadi?

Jagmal sepertinya merasakan perasaan sedihnya, dia mendekati Wulan dan menepuk kepalanya agar dia sedikit tenang.

"Pang.... Maksud ku, Tuan Jagmal?"Wulan menatapnya dengan kebingungan, kenapa kamu tiba-tiba menepuk kepala ku?

"Jangan terlalu dipikirkan, aku akan menjadi perisai mu. Sebelum musuh menyentuh mu, dia akan melewati mayat ku terlebih...."Wulan menutup mulut Jagmal dengan tangannya. Kenapa dia mengatakan hal-hal berantakan seperti itu?!

"Aku tidak suka saat kamu mengatakan hal buruk, apalagi jika itu diarahkan pada dirimu sendiri. Jangan di ulangi"ucap Wulan dengan serius, Jagmal tersenyum tipis dan akhirnya mengangguk sebagai jawaban.

Pratap mengerutkan keningnya, apa mereka berdua memang sedekat itu?
Aku tidak tau, jika mereka sedekat itu, kapan mereka sedekat itu?

"Ya ampun~ dunia serasa milik berdua, apa kita di anggap sebagai nyamuk saat ini, Nona Ajabde?~"ledek Jalal dengan tatapan menggoda.

Ajabde terkekeh kecil, dan sepertinya memang harus menyetujui ledekan Jalal. Lihatlah keduanya yang tidak melihat tempat, untuk melakukan adegan romantis~

"Jangan mengatakan omong kosong"Jagmal mengalihkan pandangannya, dia sangat malu saat ini. Seluruh wajahnya memerah seperti kepiting rebus.

Disisi lain, Pratap yang tidak nyaman dengan adegan itu, segera melangkah maju untuk memisahkan keduanya.

"...."semua orang menatap heran padanya, seolah bertanya apa yang kamu lakukan?

"Warga menyiapkan kita kuda, agar kami lekas sampai ke tempat tujuan. Ajabde akan naik kuda dengan Jagmal. Aku akan berada dikuda yang sama dengan mu. Apa kamu tidak keberatan?"tanya Pratap dengan tatapan penuh harap.

"Naik kuda?! Aku tau cara naik kuda, biarkan aku dengan Putri Ajabde yang menaiki kuda yang sama. Anda tidak perlu repot-repot satu kuda dengan saya"ungkap Wulan dengan tulus.

"Kita akan bersama?! Luar biasa!"batin Ajabde bahagia.

Jalal menahan tawa atas kemalangan dari Pratap. Sebagai seorang pria, bagaimana mungkin dia tidak tau maksud Pratap untuk menjauhkan Jagmal dari Wulan~

Dia juga pasti ingin menggunakan kesempatan untuk lebih dekat, dengan menggunakan kuda yang sama. Siapa sangka, Wulan dapat naik kuda~

"...."Pratap mengusap wajahnya gusar, sekarang dia menyadarinya. Seperti yang dikatakan ayah, sangat sulit untuk jatuh cinta pada gadis yang sangat mandiri~

Kamu bahkan tidak dapat mencari-cari alasan untuk mendekatinya~

Itu benar, Pratap telah menyadari jika dia sudah terjatuh kedalam pesonanya.

Pratap telah jatuh cinta padanya, dan sulit untuk keluar dari perasaan yang dalam itu.

Bahkan Pratap merasa, jika di setiap kehidupannya. Dia akan tetap jatuh cinta padanya, ini aneh karena tiba-tiba memiliki insting seperti itu. Tetapi Pratap tidak dapat mengabaikannya. Karenanya dia berencana untuk mulai mendekatinya dan membuatnya jatuh cinta padanya. Hanya saja, Wulan benar-benar tidak paham dengan tindakan ku.

Apa yang harus ku lakukan padanya yang sangat tidak peka?

Ajabde disisi lain, menatap Pratap dan Jagmal dengan perasaan kasihan. Lihatlah kedua pria patah hati ini, meskipun kalian berdua mencintai Wulan, hanya aku yang merasakan pelukan Wulan~

Seperti dugaan Ajabde, Wulan duduk dibelakang Ajabde dan memeluknya agar tidak terjatuh.

"Tenanglah, kamu bisa bersandar padaku, jika kamu letih"instruksi Wulan.

"Jangan khawatir! Aku baik-baik saja~"

Mereka akhirnya melaju kencang kearah tempat tujuan mereka, dan karena melaju dengan kencang, mereka tinggal melewati dua desa untuk sampai ditempat tujuan.

Ngomong-ngomong Jalal pamit undur diri, setelah melewati desa melati. Katanya arah rumahnya berada dijalur yang lain setelah melewati desa melati.

Karena kami sudah tidak searah lagi, akhirnya kami berpisah dan meminta Jalal untuk berhati-hati dalam berkendara. Jangan sampai terluka, bahkan Wulan memberikan salah satu belatinya untuk perlindungan diri, karena Jalal terlihat tidak membawa senjata apapun lagi.

Pedang yang awalnya dibawa, telah rusak dan patah saat melawan kelompok serigala waktu itu. Jalal juga menerimanya dengan senang hati, dan menyimpannya serta berterima kasih.

Saat itu, Wulan menatap punggungnya dengan desahan panjang.

Kali ini, kami bertemu sebagai seorang teman. Tetapi saat dimedan perang. Kami mungkin akan menjadi musuh. Aku tidak tau, apakah kamu akan terkejut saat mengetahui kami semua berasal dari kerajaan Mewar?

Raja Akbar, dari Mughal!

***

Bersambung ~

See you

World Love Story System [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang