46-Melarikan diri (1)

653 105 0
                                    

Wulan mondar-mandir kesana-kemari karena sangat gugup, kali ini dia menuggu sewaan kereta untuk melarikan diri bersama Dedes.

Lalu bagaimana cara untuk menyakinkan Dedes agar mau pergi?

Oh...

Mudah saja, aku mengatakan jika ada pasar malam di kota sebelah. Syukurlah Dedes setuju ikut pergi, ternyata selama ini dia memang sering menyelinap bersama Khansa Wulan.

"Apa sudah datang?"tanya Dedes penasaran.

"Sudah datang!"jerit Wulan bahagia, untuk saja suara teriakannya tidak keras. Jika tidak, maka mereka akan ketahuan karena menyelinap pergi.

"Ayo pergi!"Wulan langsung menarik Dedes untuk masuk, jangan buang-buang waktu disini.

Ini sangat menyeramkan~

Mari jauh-jauh dari Tunggal Ametung!

"Tapi kenapa kamu membawa barang sangat banyak?"tanya Dedes keheranan.

"Jangan banyak tanya! Ayo masuk dulu"Wulan tidak berniat mencari-cari alasan disini.

Sebaiknya masuk kereta dulu, lalu kita bicarakan sisanya setelah jauh dari sini!

Sayangnya, takdir tak berpihak padanya~

Saat dia mendorong Dedes untuk duduk di kereta, dia mendengar suara sepatu kaki kuda yang melaju kencang.

"Kenapa sangat banyak suara kuda yang menuju kemari?"tanya Dedes heran.

"Tunggu! Jangan kesana! Dedes!!!"Wulan mengejar Dedes yang penasaran akan suara bising itu.

Wulan mengejarnya dengan cepat, dan menariknya bersembunyi di semak-semak.

Saat itu, baik Wulan dan Dedes menahan napas atas pembantaian sepihak itu.

"Dimana Dedes?"tanya seorang pria tampan dengan rambut pendek.

"Nona Dedes, dia tidak ada disini!"ucapnya.

"Apa yang harus kita lakukan?"tanya Dedes ketakutan, karena setiap pelayan yang awalnya hidup dengan canda tawa, tiba-tiba berubah menjadi mayat.

Dia ingin kesana untuk menolong, tetapi kakinya tak kuasa bergerak.

"Tenanglah Dedes, tarik nafas panjang lalu buang, tarik nafas, buang. Lakukan perlahan. Kamu akan tenang "Wulan mencoba menenangkan Dedes yang gemetar ketakutan.

Wulan sendiri telah berpartisipasi pada perang besar, di kisah Mahabharata. Karenanya dia memiliki daya tahan pada pembantaian sepihak itu, meskipun dia membenci tindakan itu, tetapi setidaknya dia masih dapat membuat dirinya tetap waras.

"Sekarang dengarkan aku, kita harus kembali ke kereta kuda dan pergi dari sini menggunakan itu! Kebetulan kusir kereta yang kita sewa, melarikan diri! Jadi kami dapat menggunakan kereta kuda itu dengan gratis~"canda Wulan membuat Dedes terkekeh kecil, Wulan menghela nafas lega, karena Dedes sedikit baikan dengan leluconnya tadi.

"Mundur pelan-pelan dan jangan lihat kebelakang "Wulan akhirnya berhasil membawa Dedes kebelakang rumah, dan menaiki kereta kuda.

Setelah menaikinya, dengan cepat dia memegang tali pacungan kuda. Setelahnya memukul kuda untuk berlari kencang.

Tentunya hal ini, akan menarik perhatian pasukan Tunggal Ametung. Bagaimanapun mereka semua adalah ksatria, bagaimana mungkin mereka tidak menyadari suara kuda?

"Ada yang melarikan diri! Kejar! Mungkin saja itu Dedes yang melarikan diri!!!"seru Tunggal Ametung pada bawahannya.

"Apa yang harus kita lakukan? Mereka memiliki banyak pasukan!"Dedes sangat panik sekarang, dia tidak pernah menghadapi situasi seperti ini dalam hidupnya.

"Jangan khawatir, bukankah itu hanya puluhan pasukan? Aku pernah menghadapi yang lebih sulit"seringai Wulan sambil menuntun kuda untuk berlari lebih cepat.

"Dedes, kamu dapat menutup mata mu, setelah itu. Semuanya akan baik-baik saja~"

"Aku....aku tau cara menunggangi kuda, biarkan aku menjadi kusir. Apakah kamu punya cara menghadapi mereka?"tanya Dedes, dia tidak ingin menjadi beban.

Karenanya daripada menutup mata dan berharap atas keselamatannya sendiri, tanpa melakukan apapun. Itu bukan, gayanya!

"Baiklah, mohon bantuannya. Dedes~"ujar Wulan, setelah menyerahkan tempat kusir pada Dedes.

Wulan mulai berkonsentrasi, setelahnya sebuah panah yang serupa dengan miliknya saat di dunia Mahabarata, muncul!

Benda ini, dibawa kemari dengan beberapa trik yang Wulan pelajari dari Resi Parasurama.

"Baiklah, selamat tinggal~"Wulan memanah satu persatu kaki kuda yang ditunggangi para ksatria itu, dia juga mencoba membidik kuda milik Tunggal Ametung.

Tetapi orang ini sangat pandai dalam mengendalikan kudanya, aku bahkan tidak dapat mengenai bulunya~

"Seorang kesatria? Bagaimana bisa? Aku yakin jika Dedes, tidak memiliki siapapun yang dapat melindunginya!"batin Tunggal Ametung heran.

"Bagaimana..... Bagaimana bisa?!!"jerit Dedes terkejut.

"Berhenti melihat-lihat, kita akan tertangkap!"tegur Wulan.

Dedes mengangguk, dia membuang keraguan dihatinya. Saat ini, dia perlu fokus untuk kabur dari kejaran orang-orang jahat itu.

Disisi lain, karena kondisi yang malam gelap gulita. Siluet Wulan dan Dedes tidak terlihat jelas, sehingga ini membuat Tunggal Ametung tidak mengenali paras mereka.

Wulan juga dengan berani menampilkan keterampilan memanahnya, karena gelapnya malam yang dapat menyembunyikan jati dirinya!

Kecuali Dedes, tidak akan ada yang percaya bahwa seorang gadis bertubuh kecil seperti ku, dapat mengangkat busur dan memanah dengan baik!

***

💙Bersambung ~💙

🍁🍁🍁

Istilah yang akan kalian temukan nantinya:

1. Pakuwon adalah: wisma, hotel, tempat istirahat.

2. "akuwu" di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah jabatan kepala daerah pada Zaman Kediri (Abad XII)

3. Upeti adalah hasil pajak

4. Padepokan tempat belajar

5. Punggawa = kepala prajurit

***

Teman-teman sekalian, mohon hargai karya orang lain dengan menekan tombol bintang~

Tenang~

Semuanya Gratis ko, tidak dipungut biaya~

Senang bertemu kalian semua~

See you

World Love Story System [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang