24-Kembali

806 124 8
                                    

"Kenapa kamu berbohong padanya, tentang nama asli mu, Nak?"tanya Dharma.

Tidak benar untuk berbohong pada penyelamat mu!

"Maafkan aku ibu, tapi ini bukan wilayah kita. Banyak mata dan telinga yang mendengar tadi. Kita akan dalam kesulitan jika ada yang mengenali ku, apa lagi aku cukup terkenal"ungkap Ashoka meminta maaf.

"Jadi begitulah, baiklah. Ibu mengerti dengan kesulitan mu juga. Tapi Nak, kenapa kamu tidak berhenti menatap punggung gadis itu? Dia sudah sangat jauh, apa jangan-jangan kamu menyukainya?"tanya Dharma dengan senyuman.

Ternyata putranya sudah dewasa, dia bahkan sudah tertarik dengan seorang gadis.

Dharma tidak keberatan, dia juga menyukai gadis tadi, namanya Ratna Wulan kan?

Tunggu....

Kenapa namanya terdengar familiar?

"Jangan terlalu banyak berpikir ibu, untuk saat ini kami hanya perlu fokus untuk menangkap orang-orang yang telah membuat ibu menderita"Ashoka mencoba menahan gejolak emosi yang tiba-tiba muncul, setelah melihat pujaan hatinya.

Dia tidak boleh terlalu terbawa suasana, perasaan cinta bisa kita urus nanti.

Bagaimanapun Wulan hanya milikku!

Siapa yang berani mengambilnya, dari Pangeran Ashoka?

Ashoka tersenyum simpul, tanpa mengetahui kebenaran bahwa suatu saat nanti ayahnya sendiri yang akan memintanya membunuh gadis yang dicintainya itu.

***

"Akhirnya aku kembali!"jerit Wulan dengan bahagia.

"Berhenti berteriak Wulan! Kamu sudah membuat telinga kami semua kesakitan!"keluh Andita dengan menggosok telinganya berulangkali.

Wulan mengerucutkan bibirnya kesal, teman menjengkelkan ini~

Masih menjengkelkan seperti biasanya~

"Kamu sangat tidak sopan! Aku ini adalah Tuan Putri~ tunjukkan rasa hormat"keluh Wulan tidak puas, karena dimarahi.

"Kamu bahkan tidak menunjukkan etika Tuan Putri, bagaimana kami bisa hormat?~"Ledek Andita yang ditertawakan oleh semuanya.

Wulan memang sangat dekat dengan pelayan-pelayan istana, karena awalnya dia juga seorang pelayan.

Maka dari itu, mereka berbincang-bincang tanpa embel-embel Tuan Putri. Tentu saja, saat diacara resmi. Mereka akan memanggilnya Putri, tapi saat dipertemuan pribadi. Mereka akan bersenda gurau seperti teman pada umumnya.

"Apa kamu tau? Katanya para Pangeran Kuru akan kembali beberapa hari lagi! Aku tidak sabar melihat Pangeran Arjuna~
Astaga, aku harus buru-buru mencari aksesoris cantik, siapa tau saja Pangeran Arjuna akan terpikat oleh kecantikan ku~"narsis Andita dengan tatapan berbinar.

"Pangeran Arjuna akan pulang?"gumam Wulan berpikir, sepertinya plot konflik Mahabaratha akan segera dimulai!

"Wulan?"panggil Andita.

"Maafkan aku, sepertinya aku sedikit tersesat dalam pikiran ku"

"Baiklah, akan ku maafkan! Tapi kamu harus membantu ku mencari pakaian tercantik untuk diriku! Aku harus memikat pangeran Arjuna~"

"Sampai segitunya~
Jangan terlalu berharap, anak itu hanya mencintai busurnya "keluh Wulan dengan menggelengkan kepalanya.

***

"Aku tidak tau, bagaimana rupa Wulan setelah sekian lama. Aku hanya bisa membayangkan rupa dewasanya dalam pikiran ku"bisik Arjuna dengan senyuman rupawan.

"Ku harap kamu belum memiliki siapapun dihati mu, Wulan"ungkap Arjuna dengan senyuman lembutnya.

"Kenapa Arjuna tertawa sendiri?
Dia tidak gila kan?~"ejek Bima dengan tatapan jahil.

"Siapa lagi yang bisa dia pikirkan kak Bima? Jika dia tersenyum, pastinya dia memikirkan, Bibi~"goda Sadewa dengan menaik turunkan alisnya.

"Berhenti menggoda Arjuna, kita harus berangkat sekarang. Agar lekas sampai di Hastinapura!"Yudistira memilih melerai pertikaian mereka.

Jika dibiarkan, entah sampai kapan akan berhenti?

Duryudana mendengus tidak puas dengan isi percakapan mereka. Beraninya dia menggosipkan, sahabatnya!

Putri Wulan adalah sahabatnya!

Itu berarti, tidak ada yang bisa memilikinya, selain diriku!

"Ngomong-ngomong aku tidak tau, apa yang disukai oleh seorang gadis?"batin Duryudana berpikir.

Dia harus memberikan hadiah yang bagus, agar Wulan terkesan padanya.

Ada sedikit senyum konyol diwajah garang Duryudana. Melihat tingkah konyol Duryudana, Durjaya sang adik hanya bisa memutar matanya malas.

"Kakak Duryudana selalu mengatakan Arjuna bodoh, karena dia selalu tersenyum seperti orang bodoh. Lihatlah sekarang, Kakak Duryudana sama saja~
Kalian berdua akan terlihat bodoh, saat memikirkan Putri Wulan.
Yah, dan sepertinya yang paling bodoh adalah dirimu, Kakak Duryudana. Setidaknya Arjuna memahami perasaannya, tapi kamu malah belum paham dengan perasaan cinta mu sendiri~
Sudahlah, ini tidak ada hubungannya dengan ku~
Ngomong-ngomong aku tidak sabar bertemu Andita, apa dia secantik saat masih kecil?"batin Durjaya dengan senyuman konyol, yang sangat mirip dengan kakaknya.

Dursasana menatap meremehkan pada kakak Duryudana dan adiknya, Durjaya yang tersenyum konyol~

Apakah mereka melupakan takhta Hastinapura?!

Mereka melupakan itu, hanya untuk seorang gadis yang tidak penting!

"Yang dikatakan Paman Sangkuni benar, karena Kakak Duryudana telah menolak menduduki Takhta, maka biarkan aku yang duduk! Aku akan menjadi Raja Hastinapura yang bersinar dan dipuji diseluruh tanah Arya!"bisik Dursasana dengan tatapan penuh hasrat akan kekuasaan.

***

♥️ Bersambung~♥️

Teman-teman sekalian, mohon hargai karya orang lain dengan menekan tombol bintang~

Tenang~

Semuanya Gratis ko, tidak dipungut biaya~

Senang bertemu kalian semua~

See you

World Love Story System [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang