60-Pernikahan

443 57 0
                                    

"Selamat atas pernikahan mu, Akuwu Tumapel. Kamu membawa banyak hadiah untuk hari membahagiakan ini"ujar Jaya dan mengintruksikan pelayan membawa hadiah yang telah dipersiapkan.

"Terima kasih, atas kemurahan hati anda. Pangeran Jaya"ucap Tunggul Ametung dengan sopan.

"Aku akan meminta pelayan untuk mengantar anda ke tempat peristirahatan, anda pasti sangat lelah melalui perjalanan jauh"lanjut Tunggul Ametung.

"Kamu benar, lalu bisakah aku merepotkan gadis yang ada dibelakang mu, untuk mengantar ku?"tanya Jaya menunjuk Wulan yang berdiri disamping Dedes, dan tepat dibelakang Tunggul Ametung.

"..."Wulan mengeluh dalam hatinya, anak ini suka sekali bertindak seenaknya.

Tetapi...

Sebagai rakyat biasa, bagaimana dia bisa menolak permintaan seorang pangeran?

Ini sangat merepotkan~

"Saya akan mengantar anda, Pangeran Jaya"Wulan memimpin Jaya untuk menuju tempat istirahatnya.

Disisi lain, Kebo ijo menatap Jaya dengan pandangan muram.

Bajingan!

Dia memanfaatkan status tinggi untuk mendekati Wulan!

Percaya atau tidak!

Jika aku punya kesempatan, aku akan memukuli mu!

***

Pernikahan itu berjalan dengan lancar, Dedes dan Tunggul Ametung dipenuhi suka cita.

Tetapi....

Kaum Brahmana mulai menyusun rencananya, rencana untuk menggulingkan pemerintahan Akuwu Tumapel.

"Maafkan saya. Permaisuri Dedes belum memberikan jawaban yang pasti, apakah akan berpartisipasi dalam rencana kita atau tidak"jelas Arok dengan jujur.

"Bagaimana bisa begitu? Sebagai salah satu dari kaum Brahmani. Dedes harus setuju dengan kami, kenapa dia belum memberikan jawabannya? "Tanya Mpu Parwa, sebagai ayah Dedes, Mpu Parwa sangat paham jika anaknya bukanlah anak yang membangkang, dia pasti akan langsung setuju selama itu, keinginan ayahnya.

"Sebenarnya percakapan kami dihentikan oleh seorang ksatria wanita, bernama Khansa Wulan"jelas Arok ragu-ragu, karena informasi awal adalah jika Khansa Wulan hanya seorang pelayan biasa.

Bagaimana dia tiba-tiba menjadi ksatria hebat?

Ini tidak masuk akal sama sekali!

"Khansa Wulan? Dia hanya seorang pelayan dan bukan ksatria. Apa kamu tidak salah mengenali orang?"tanya Mpu Parwa.

"Saya yakin, tidak ada kesalahan. Lalu Khansa Wulan berpesan, jika memang anda menganggap Dedes sebagai seorang anak, jangan mendorongnya kelautan api"ucap Arok takut dengan amarah Mpu Parwa.

Prang

Gelas air itu hancur berkeping-keping, "Seorang anak yang berstatus rendah, berani menghina ku?!"meskipun ucapan Mpu Parwa sangat kejam, tetapi hatinya melembut mendengar pesan dari Wulan.

Ucapan kejam ini hanya sandiwara, agar mereka melihat ketegasannya sebagai pemimpin kaum Brahmana.

Hanya saja...

Dia adalah pemimpin dari Kaum Brahmana, bagaimana bisa dia dengan egois hanya memikirkan kehidupan putrinya?

Dia perlu untuk melepaskan orang-orang Brahmana dari belenggu Raja Kartajaya, kami perlu memotong pengikut terkuatnya, yaitu Akuwu Tumapel, untuk mengalahkan Raja Kartajaya.

"Apa yang harus kita lakukan? Mpu Parwa"tanya pengikut lainnya.

Mpu Parwa menunduk dan setelahnya menghela nafas dengan tekad, "Aku ingin kamu membiarkan aku, bertemu dengan Khansa Wulan. Aku ingin mengatakan sesuatu dengannya"

Arok menatap Mpu Parwa dengan kebingungan, apa artinya?

Kenapa dia tiba-tiba ingin berbincang dengan Khansa Wulan?

Alih-alih marah dan mengutuknya, dia ingin berbincang?

Pasti ada sesuatu dibaliknya, meskipun ada keraguan didalam hati Arok, dia tetap setuju dengan perintah Mpu Parwa.

***

"Siapa?!"Wulan melemparkan belati kearah pohon. Dari balik pohon, Arok keluar.

"Arok?"

"Senang bertemu denganmu lagi, wanita gila~"ucap Arok dengan senyuman terpaksa.

Dia benar-benar tidak ingin bertemu dengan wanita tidak waras ini. Bagaimana bisa ada wanita segalak ini?

Kamu bahkan melemparkan belati dengan kecepatan tinggi?

Bagaimana jika aku kehilangan kepala ku?!

"Apa mau mu?!"desis Wulan tidak suka, Wulan berjalan kearah pohon dan menarik belatinya lagi.

"Sebenarnya, aku.... akh.... apa yang kamu lakukan?!"jerit Arok tak habis pikir, Wulan menodongkan belati itu, ke leher Arok.

"Tidak peduli apa mau mu, pasti bukan hal yang baik. Jadi mati saja!"sinis Wulan, Arok meneguk ludah ketakutan.

"Aku pembawa pesan, aturan ksatria. Tidak boleh membunuh pembawa pesan. Ayo turunkan belatinya!"

"Pesan?"

"Iya pesan, pesan dari Mpu Parwa"Arok yang melihat keajaiban, akhirnya dengan suara keras mengatakan semuanya dengan satu tarikan napas.

***

Bersambung ~

***

Istilah yang akan kalian temukan nantinya:

1. Pakuwon adalah: wisma, hotel, tempat istirahat.

2. "akuwu" di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah jabatan kepala daerah pada Zaman Kediri (Abad XII)

3. Upeti adalah hasil pajak

4. Padepokan tempat belajar

5. Punggawa = kepala prajurit

***

Teman-teman sekalian, mohon hargai karya orang lain dengan menekan tombol bintang~

Tenang~

Semuanya Gratis ko, tidak dipungut biaya~

Senang bertemu kalian semua~

See you

World Love Story System [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang