48-Kota Kelahiran Dedes

691 92 12
                                    

Dedes menghela nafas lega, setelah sampai di Kota kelahirannya. Setidaknya mereka bisa aman disini.

Mungkinkah karena ini tempat familiar baginya, sehingga Dedes merasa lega~

Beberapa hari yang lalu, dia dan Wulan bermain sembunyi-sembunyi dengan pasukan Tumapel.

Syukurlah, permainan sembunyi-sembunyi ini, dimenangkan oleh kami.

"Apa yang akan kita lakukan? Lalu kapan kita akan pulang ke rumah?"tanya Dedes.

"Entahlah.... Mungkinkah mustahil bagi kita untuk pulang, Dedes"Wulan tidak berniat untuk memberikan kebohongan manis untuknya.

Dia lebih suka memberikan ucapan jujur, agar tidak perlu adanya harapan palsu.

"Apa artinya?"tanya Dedes dengan mata berkaca-kaca.

"Hah.... Mari kita cari penginapan dahulu. Aku akan menjelaskan detail keseluruhannya, kamu dapat bertanya apapun disana"saran Wulan, karena orang-orang mulai memperhatikan dan menunjuk-nunjuk mereka. Karena Dedes yang tiba-tiba terlihat akan menangis.

Sepertinya Dedes juga paham situasinya, sehingga dia memilih untuk mengikuti instruksi Wulan.

***

"Tidak ditemukan? Bagaimana bisa kamu tidak menemukan seorang gadis?!!"Tunggul Ametung sangat marah saat ini.

Bagaimana dia bisa kehilangan calon istrinya, didepan wajahnya sendiri?!

Bukankah ini menampar wajahnya, sebagai Akuwu Tumapel?

Tunggul Ametung benar-benar merasa tersinggung karenanya.

Lalu untuk ksatria yang berani menyembunyikan Dedes, dia pasti akan menangkapnya dan menghukumnya juga!!!

"Kebo ijo!"panggil Tunggul Ametung.

"Saya disini Akuwu, apa ada perintah?"tanya Kebo ijo.

"Cari keberadaan Brahmani bernama Dedes, serta kesatria yang menyelamatkan Dedes. Aku ingin kamu menemukannya secepatnya!"perintah Tunggul Ametung.

"Saya mengerti!"Kebo ijo pamit undur diri.

Setelah pergi dari Pakuwon Tumapel, Kebo Ijo berjalan-jalan sebentar sambil menatap mentari.

"Seorang yang pandai memainkan busur, berhasil menyelamatkan Dedes. Sesuatu yang berbeda dengan sejarah aslinya. Ini terlihat seperti ulah mu, Wulan. Apakah itu benar-benar kamu?"batin Kebo ijo dengan senyuman lembutnya.

{Ding! Tuan Rumah, Karna! Ingatlah misi kita! Jangan dibutakan oleh cinta!}

"Hahahaha... Aku paham, aku bukanlah orang yang melanggar janji sistem, jangan khawatir"Kebo ijo berjalan kearah mentari tenggelam.

***

"Jadi maksud mu, aku memiliki ciri-ciri dari Sang Stri Nareswari?!"tanya Dedes dengan suara nyaris seperti teriakan.

Wulan mengangguk sebagai jawaban, memang itulah kebenarannya. Dedes memiliki ramalan sebagai Sang Stri Nareswari.

Stri Nareswari adalah ramalan mengenai wanita yang akan melahirkan raja-raja besar ditanah Jawa!!

Karena hal inilah, Akuwu Tumapel bersikeras menjadikan Dedes, seorang istri untuknya. Semua ini dilakukan agar anak-anaknya yang lahir dari Dedes, akan menjadi Raja-raja ditanah Jawa!

"Jika kita kembali ke rumah, kemungkinan dirimu akan berada ditengah pertempuran antara Kerajaan Kediri serta Tumapel, melawan kaum Brahmana. Bisa-bisa dirimu akan menjadi pion inti untuk menghancurkan Tumapel!"

Dedes berlutut karena tak kuasa menahan air mata, atas nasibnya itu.

"Aku mengatakan ini melalui sudut pandang ku menilai keadaan. Karenanya setelah aku menguping jika kamu memiliki tanda-tanda Stri Nareswari dari ayah mu, Mpu Parwa.

Aku sudah memikirkan akan ada kemungkinan raja-raja atau pangeran mencoba menculik mu! Akhirnya hal yang terjadi beberapa hari lalu, adalah hasil dari dugaan ku. Akuwu Tumapel berniat mempersunting dirimu, sebagai istri. Lalu kamu akan dimanfaatkan oleh kaum Brahmana, agara dirimu menjadi pion untuk membunuh Tunggul Ametung yang merupakan orang kepercayaan Sri Baginda Kartajaya, Raja Kerajaan Kediri.

Singkat cerita, kamu mungkin akan dibiarkan menikahi Tunggul Ametung dan setelahnya kamu akan diminta membunuh suami mu sendiri"mendengar penjelasan Wulan, Dedes menangis lebih keras.

Bagaimana mungkin seorang gadis yang berbudi luhur sepertinya, diminta melakukan dosa sebesar itu?

Membunuh suaminya sendiri?

Meskipun Dedes sangat membenci cara Tunggul Ametung untuk mempersunting dirinya, tetapi apakah dia rela membunuh suami yang akan menjadi ayah dari anaknya?

Bagaimana jika saat itu dia hamil?

Bukankah ini berarti, dia membunuh ayah anaknya sendiri?!!

"Karenanya Dedes, aku ingin kamu melarikan diri bersama ku. Lari sejauh mungkin! dan hiduplah seperti burung yang terbang bebas. Jangan memikirkan apapun, pikirkan saja kebaikan dirimu sendiri!"

Hanya inilah nasehat yang dapat Wulan berikan untuknya, sisanya akan ditentukan oleh Dedes sendiri.

Dia juga tidak berhak memutuskan keinginannya sendiri, karenanya dia akan dengan sabar menunggu apa keputusan Dedes.

"Baiklah, jangan terlalu sedih. Kamu punya waktu untuk memikirkan semuanya. Untuk saat ini, mari kita mencari pekerjaan disekitar sini, uang koin yang ku bawa hanya bertahan selama satu bulan. Jadi kami perlu bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Apa kamu punya saran, pekerjaan apa yang perlu kita ambil?"tanya Wulan mencoba mencairkan suasana.

"Aku pandai dalam merajut, melukis dan bermain musik"Wulan terkagum-kagum dengan semua bakat Dedes, dia memang gambaran seorang gadis ideal untuk di nakahi.

Tiba-tiba Wulan mengingat saat dirinya sebagai Tuan Putri Tertua Hastinapura, kala itu dia diminta belajar hal-hal seperti merajut, melukis ataupun bermain musik.

Hasilnya tidak ada yang sesuai dengan harapan!

Dia merajut bunga, tetapi Ayahnya Bisma saat itu berpikir dia merajut gambar bebek, lihatlah saking buruknya hasil buatannya. Sampai-sampai itu dikira bebek~

Saat melukis, dia hanya bisa melukis gunung dan sawah disisinya. Wulan sedikit malu, karena cara menggambar ini adalah cara menggambar anak TK dikehidupan sebelumnya.

Setelahnya dia mencoba bermain musik, sesuai instruksi guru. Akhirnya hasilnya dia mematahkan alat musik menjadi tiga bagian~

Ck.... Betapa berbakatnya aku dalam membuat masalah~

"Ah.... Sepertinya aku dapat menjadi pekerja di toko pakaian diseberang penginapan ini. Aku mendengar bahwa mereka mencari orang yang pandai merajut!"seru Dedes, sepertinya karena memikirkan pekerjaan pertamanya, dia sudah sedikit-banyak melupakan kepahitan takdirnya.

"Begitu, sepertinya untuk diriku. Aku harus berkeliling dan mencarinya dulu"bisik Wulan tidak berdaya.

Dia pandai dalam bela diri, karena memang telah dilatih oleh Resi Parasurama.

Dia juga punya pengalaman sebagai pelayan.

Setelahnya dia sepertinya tidak punya bakat lagi tuh~

Aduh...

Apa harus ku lakukan?

Aku benar-benar tidak berbakat dalam banyak hal?~

"Oh.... Aku dalam masalah ~"batinnya mengeluh.

***

Istilah yang akan kalian temukan nantinya:

1. Pakuwon adalah: wisma, hotel, tempat istirahat.

2. "akuwu" di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah jabatan kepala daerah pada Zaman Kediri (Abad XII)

3. Upeti adalah hasil pajak

4. Padepokan tempat belajar

5. Punggawa = kepala prajurit

***

Teman-teman sekalian, mohon hargai karya orang lain dengan menekan tombol bintang~

Tenang~

Semuanya Gratis ko, tidak dipungut biaya~

Senang bertemu kalian semua~

See you

World Love Story System [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang