51-Pertarungan

469 78 0
                                    

Wulan dengan cepat menarik busur saktinya, dan mengarahkan setiap panahnya pada Kebo ijo. Pertarungan mereka sangat mendebarkan dan cukup seru dimata para prajurit Tumapel.

Mereka tidak menyangka gadis semungil itu, dapat mengangkat busur sebesar itu.

Bahkan kehebatannya setara dengan Tuan Kebo ijo, yang merupakan tangan kanan Akuwu Tumapel!

Disisi lain, Tunggul Ametung menatap penuh minat pada gadis berbakat yang merupakan sahabat calon permaisurinya.

Jika Tumapel membuatnya menjadi ksatria miliknya. Maka Tumapel pastinya akan menjadi lebih kuat!

Tetapi anak ini terlalu keras kepala, dia sepertinya sangat menantang hubungan antara aku dan Dedes!

"Luar biasa, kamu cukup mampu memanah serangan terus-menerus seperti itu, Khansa Wulan. Bagaimana jika kamu bersumpah setia pada Tumapel? Aku pasti akan memberikan kehidupan yang makmur pada mu!"tawar Tunggul Ametung.

"Merekrut ku? Aku bukannya tidak mau, tetapi kamu harus melepaskan Dedes!"

Tunggul Ametung menggelengkan kepalanya, dia benar-benar tidak tau harus senang atau sedih karena calon istrinya memiliki sahabat yang sangat setia padanya.

"Tidak bisa!"

"Jika tidak bisa maka...."Wulan mengarahkan busurnya kearah Tunggul Ametung, ini hanya dapat diartikan satu hal.

Dia mengajak Tunggul Ametung melalui pertempuran hidup dan mati, sebagai seorang ksatria!

"Hahahaha.... Ini pertama kalinya aku senang dengan keberanian mu~
Ayo! Kita lihat, Sampai kapan kamu bertahan!"Tunggul Ametung melepas jubahnya dan sekarang dia siap dalam mode pertarungan.

Wulan menatapnya dengan sinis, dan mulai melancarkan serangannya tanpa ragu-ragu.

Disisi lain, Tunggul Ametung menangkis setiap serangannya dengan pedang miliknya.

Jarak mereka berdua semakin menipis, Tunggul Ametung berniat mendekatinya dan menebasnya didetik yang sama.

Menurutnya seseorang yang pandai memanah, memiliki kelemahan dalam pertarungan jarak dekat.

Shuaaaa

Wulan menatap tajam pada Tunggul Ametung, lalu setelah Tunggul Ametung berada tepat dihadapannya.

Wulan dengan cepat menekan tombol ditangannya, yang memiliki fungsi untuk menyimpan peralatan saktinya.

Akhirnya busurnya tiba-tiba lenyap, dan tergantikan dengan sebuah pedang yang tajam dan tipis.

Shuaaa

Wulan tidak ragu-ragu dalam menyerang musuhnya, dia menyerang Tunggul Ametung dengan ganas tanpa membiarkan musuhnya memiliki waktu bernapas lega.

"Ksatria serba bisa? Ini menarik~"ungkap Tunggul Ametung dengan apresiasi pada kehebatan Wulan.

"Hmph! Aku tidak butuh pujian mu!!!"desis Wulan.

***

"Buku? "Jaya menatap heran pada sahabatnya Arok.

"Darimana kamu mendapatkan buku berharga ini? Kamu mencurinya dari seorang Brahmana kan?! Bagaimana jika kamu di kutuk!"seru Jaya khawatir.

Arok memutar matanya, bagaimana mungkin dia mencuri dari seorang Brahmana?

Apa dia mencari-cari kematian?

Dia mendapatkan buku itu dari gurunya sendiri, yang juga seorang Brahmana. Karena Jaya sahabatnya selalu mengingau tantang Dinasti Kuru dan Dinasti Mauwriya. Maka dia memilih mencarikannya sebagai hadiah ulang tahun.

"Seorang Brahmana memberikan sebagai hadiah"jawab Arok malas, dia terlalu malas menjelaskan sisanya.

"Luar biasa! Terima kasih! Aku mencintaimu~"seru Jaya bahagia.

Arok menjauhi Jaya yang sedang stres, apa-apaan?!

Dia masih normal, dia suka seorang gadis. Bukan seorang pria!

Jaya sendiri tidak peduli dengan drama batin sahabatnya, dia dengan senang hati membuka buku bersampul coklat itu.

"Sejak kapan kamu suka belajar?"tanya Arok heran pada sahabatnya, yang sudah start membaca buku itu.

"Aku bukannya suka, hanya ingin memastikan sesuatu"jawab Jaya jujur, dan mulai membolak-balikkan halaman buku.

"Memastikan apa? Apa ada sesuatu yang sangat penting?"tanya Arok penasaran.

"Yah, ini.....bla.....bla....bla...."setelah menceritakan mimpinya, pada Arok.

Dia memperhatikan setiap ekspresi wajah sahabatnya ini, tetapi sepertinya Arok tidak percaya sama sekali.

Dia bahkan menatapnya dengan tatapan kasian, seolah-olah dirinya telah terperangkap dalam ilusi mimpi!

"Teman, aku merasa kamu perlu minum obat, ayo pergi ke tabib!"tawar Arok kasian.

"Sudahlah, kamu tidak akan mengerti! Pergi sana!!"Jaya mengusir Arok dengan kasar.

"Aku harus bertanya pada Guru, apakah Jaya dirasuki oleh mahkluk halus? Jika tidak, mengapa dia mengaku-ngaku sebagai Raja Magadha dimasa lalu? Kasian"desah Arok sedih.

***

Wulan terengah-engah, tidak menyangka Tunggul Ametung sekuat itu.

Tunggul Ametung menyodorkan pedangnya kearah leher Wulan, ada senyuman puas dibibirnya, karena dapat memenangkan ksatria sehebat itu.

Jujur saja, sudah sangat lama Tunggul Ametung merasakan perasaan berdebar karena pertarungan! Darahnya terasa berdesir dan mendidih!

Disisi lain, Kebo ijo akan menyerang Tunggul Ametung, jika berani melukai Wulan meskipun hanya goresan.

{Tuan Rumah, tenanglah! Tunggul Ametung ingin menenangkan Wulan sebagai ksatria miliknya, dia tidak berniat membunuhnya. Jadi kamu tidak perlu waspada, ingat tujuan misi kita. Kita perlu membantu Tunggul Ametung untuk menjadi penguasa Tumapel yang merdeka, yang artinya kita perlu menjadi orang kepercayaannya dan bukan musuhnya}

Kebo ijo menatap tajam pada Tunggul Ametung, bahkan jika sistem mengatakan yang sebenarnya. Tetapi jika ada sedikit saja luka yang didapatkan oleh Wulan selama proses itu, maka Kebo ijo akan mengangkat senjata melawan Tunggul Ametung yang berani melakukan hal tersebut.

****

Istilah yang akan kalian temukan nantinya:

1. Pakuwon adalah: wisma, hotel, tempat istirahat.

2. "akuwu" di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah jabatan kepala daerah pada Zaman Kediri (Abad XII)

3. Upeti adalah hasil pajak

4. Padepokan tempat belajar

5. Punggawa = kepala prajurit

***

Teman-teman sekalian, mohon hargai karya orang lain dengan menekan tombol bintang~

Tenang~

Semuanya Gratis ko, tidak dipungut biaya~

Senang bertemu kalian semua~

See you

World Love Story System [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang