23-Situasi tak Terduga

772 125 0
                                    

"Hehehehe.... Sebelum kita menjualnya, bagaimana jika kita mencobanya dulu?~"ungkap salah satu penculik tadi.

"Boleh juga, aku mau yang paling cantik itu"tunjuknya pada Dharma.

Dharma menggigit bibirnya khawatir, dia tidak tau apakah putranya, Ashoka sudah mengetahui kehilangannya?

Bagaimana ini?

Jika terus seperti ini, sepertinya dia tidak punya pilihan lain. Selain melakukan tindakan nekat untuk melawannya!

Dia tidak ingin dinodai oleh mereka!

Disisi lain, Wulan menatap mereka dengan pandangan jijik. Apa mereka sekarang ingin menyentuh wanita-wanita tidak bersalah itu, untuk memenuhi hasrat mereka?

Sungguh~

Aku tidak menyangka akan melihat kegelapan dunia dengan mata kepalaku sendiri.

"Ayo keluar!"salah satu penculik tadi menarik tangan Dharma.

Dharma menggigit tangan penculik tadi, menolak untuk disentuh oleh mereka.

"Ah.... Sakit sekali! Dasar wanita gila!!!"amuk penculik yang digigit keras oleh Dharma.

"Tidak bisa lagi di undur"batin Wulan, sambil menarik busur panahnya.

Dia mulai menariknya, dan mendidiknya tepat dikepala bajingan itu!

Shuaaa

"Serangan musuh!!!"

***

"Apa katamu?! Kami kehilangan jejaknya?!!"marah Ashoka.

Bagaimana dia tidak marah?!

Ibunya merupakan salah satu dari korban penculikan itu, bagaimana dia tidak khawatir jika jejak para penculik tadi, menghilang?

"Maafkan aku, sepertinya mereka menyadari jika kami mengikutinya. Makanya mereka berhasil mengecoh kita!"ungkap bawahan tadi, dengan rasa sangat bersalah.

"Cari di semua lokasi! Aku yakin, mereka tidak terlalu jauh!"marah Ashoka.

Dia langsung menyambar pedang kesayangannya, kali ini Ashoka akan terjun secara langsung.

Dia akan membantai mereka yang berani melakukan hal buruk pada ibunya!

"Yang Mulia Pangeran Ashoka! Kami menemukan area yang dicurigai sebagai markas penculik itu!"salah satu bawahannya, tiba-tiba datang dan berlari kearahnya.

"Dimana?!"

"Sebelah Utara Pangeran, kami melihat ada jejak kaki dan kuda yang banyak. Ditambah ada kebakaran disana, seolah mereka bertarung dengan lawan yang tangguh!"jelas bawahan tadi.

Ashoka mengerutkan kening, jika lawan yang tangguh, ini akan merepotkan. Karena mereka tidak tau, apakah dia musuh atau teman?!

"Tidak! Ibu adalah taruhannya! Terlepas dia musuh atau teman, aku harus kesana!"Ashoka berlari dengan langkah besar.

Karena ada kecelakaan, maka dia tidak bisa mengepung penculik-penculik itu!

Maka setidaknya, dia harus berhasil menyelamatkan ibunya!

***

"Terima kasih banyak"Dharma mewakili para korban berterimakasih, pada kesatria muda ini.

"Tidak masalah Bibi, adalah suatu kewajiban bagi sesama manusia, untuk saling membantu "ungkap Wulan dengan lembut.

"Permisi sebelumnya, Bibi. Aku akan mengumpulkan mayat mereka dan mengkremasinya"ucap Wulan dengan sopan.

Di tidak mungkin membiarkan tubuh mereka bergeletakan, meskipun bajingan ini pantas dimakan oleh bintang buas.

Tapi untuk kemanusiaannya, dia tidak bisa melakukan itu. Akhirnya dia menarik jasad-jasad para penculik tadi, dengan bantuan para wanita yang diselamatkannya.

Setelah mengumpulkan mereka ditengah, Wulan menarik busur panahnya, setelah panah terlepas dari busur, percikan api muncul di ujung panah dan membakar semua mayat tadi.

Ashoka menatap siluet gadis yang dikenalnya, bukankah dia kekasih masa kecilnya?

Aku tidak tau, apakah ini dinamakan takdir?

Lalu seperti biasanya, kamu akan datang disaat aku sangat tidak berdaya~

Ratna Wulan....

"Siapa Nama mu, Nak?"tanya Dharma dengan tatapan penuh keibuan.

"Namaku adalah Ratna Wulan, salam Bibi"ucap Wulan sambil menyentuh kaki Dharma.

"Semoga panjang umur, terima kasih sudah menyelamatkan kami. Lalu sepertinya, aku harus segera pulang. Putra ku telah menjemput ku"ucap Dharma tersenyum, melihat anaknya berjalan kearahnya.

"Ibu, kamu baik-baik saja?"tanya Ashoka khawatir.

"Jangan khawatirkan aku, Nak. Berkat Nak Wulan, semuanya baik-baik saja"puji Dharma pada Wulan.

Wulan menggaruk pipinya malu, dan berulangkali mengatakan itu hanya kebetulan.

"Terima kasih banyak, namaku Arya. Salam"Ashoka memberikan salam dengan hormat.

Dharma memiringkan kepalanya bingung, kenapa anaknya memberikan nama palsu?

Bukankah ini tidak sopan?

Apa lagi pada penolongnya, tapi Dharma tau sekarang bukan saatnya berselisih.

Sekarang mereka berada di wilayah yang dekat dengan Hastinapura, lebih baik jangan berlama-lama disini.

"Arya? Senang bertemu denganmu, Nama ku Ratna Wulan "ungkapnya dengan senyuman.

Harus Wulan akui, pria didepannya ini memang sangat tampan~

Dia berada dilevel Arjuna~

Jika Arjuna terlihat seperti pria cantik dan tampan disaat bersamaan. Maka Arya akan terlihat seperti seorang pejuang yang gagah.

Lalu sahabatnya, Karna~

Lupakan saja, aku bahkan tidak melihatnya sebagai seorang pria~
Aku tidak tau bagaimana mendeskripsikan Karna, tapi Karna juga tampan sih.

Hanya saja, sifat angkuh dan blak-blakan dalam dirinya. Membuat Wulan ingin memukulinya!

Aku tidak tau, apa yang dilakukan Karna sekarang? Aku jadi sedikit merindukannya.

Entahlah....

Aku disini untuk menyelesaikan misi, bukan untuk menilai seberapa tampan seseorang.

Toh, bahkan jika aku jatuh cinta pada mereka. Mana mau mereka dengan ku, yang biasa-biasa aja~

***

♥️ Bersambung~♥️

Teman-teman sekalian, mohon hargai karya orang lain dengan menekan tombol bintang~

Tenang~

Semuanya Gratis ko, tidak dipungut biaya~

Senang bertemu kalian semua~

See you

World Love Story System [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang