15-Kedatangan Guru Drona

875 126 1
                                    

"Hahahaha... Aku menang! Wulan adalah sahabat ku! Dan bukan milik kalian!"senang Duryudana dengan angkuh.

"Hei! Kamu curang!"seru Bima tidak terima.

"Aku tidak curang! Kamunya saja yang lemah!"ejek Duryudana tanpa ampun.

"Mereka berdua tidak berhenti bertengkar sedari tadi"keluh Nakula yang di angguki Sadewa.

"Arjuna, bantu aku melerai pertikaian Duryudana dan Bima"ucap Yudistira dengan raut khawatir, jika ada yang akan terluka.

"Tidak usah khawatir kak Yudistira, bagaimanapun mereka memang selalu bertengkar, tidak ada gunanya melerai"keluh Arjuna yang hapal betul tingkah keduanya.

"Ngomong-ngomong Wulan, bagaimana jika kamu melihat latihan memanah ku? Aku sudah mendapatkan peningkatan dalam memanah!"seru Arjuna dengan senyuman dan tatapan seolah memintanya dipuji.

"Luar biasa! Pangeran Arjuna sangat hebat, bahkan bisa mendapatkan peningkatan memanah dalam waktu singkat"puji Wulan dengan senyuman gemas.

Arjuna benar-benar manis~

Dia seperti anak kecil yang haus akan pujian.

"Hm.... Ini biasa saja ko~"ungkap Arjuna malu-malu.

"Sebagai hadiah, bagaimana jika aku membuatkan sesuatu...."belum selesai Wulan berbicara, Duryudana sudah menariknya menjauh dari Arjuna. Lalu mengurungnya dalam pelukannya.

"Jangan berbicara dengannya! Sekarang kamu adalah sahabat ku, dan aku memerintahkan untuk tidak berbincang dengan Arjuna!"angkuh Duryudana dengan tatapan penuh kemenangan.

"....."Wulan menghela nafas panjang, anak-anak nakal ini~

Aku benar-benar ingin memukulinya~

"Kakak! Kakak! Ku dengar kita akan mendapatkan guru!"seru Durjaya sambil berlari kearah Duryudana.

"Guru?"ulang mereka dengan tatapan berbinar.

Wulan menundukkan kepalanya, sepertinya memang demikian. Guru Drona seharusnya sudah ada di Hastinapura!

"Baiklah, ayo lepaskan dulu! Kita harus tau siapa guru kalian kan?"tanya Wulan dengan senyuman berbinar.

Setidaknya kita cari alasan, agar bisa lepas dari jeratannya, yang membuat ku sulit bernafas.

Aku tidak tau kenapa Duryudana memiliki hobi, memeluk orang sembarangan?~

"Baiklah "ucap Duryudana sedikit menyayangkan.

"Ayo! Ke ruang sidang istana! Disana ada guru baru kita!"ungkap Durjaya bersemangat.

"Iya!"

***

"Salam Guru Drona!"sambut Widura dengan senyuman.

"Salam!"balas Drona.

"Senang rasanya anda datang kemari. Kami beruntung anda datang kemari, kami menginginkan anda menjadi guru para Pangeran Kuru"ungkap Bisma dengan sopan.

"Iya, saya kemari juga untuk mencari murid-murid hebat"balas Drona.

"Jika begitu, maka Pangeran Hastinapura akan sangat beruntung "ungkap Raja Destarasta dengan bahagia.

"Tentu, tapi ada satu syarat"

"Syarat? Apa syaratnya Guru Drona? Kami Hastinapura pasti akan memberikan apa yang kamu inginkan!"ungkapan Raja Destarasta dengan bangga.

"Aku menginginkan para murid ku, untuk belajar jauh dari Hastinapura! Tidak ada yang diperbolehkan untuk mengunjunginya selama masa pembelajaran!"ungkap Guru Drona.

"Tidak! Bagaimana bisa Pangeran Kuru jauh dari Hastinapura?! Ini tidak benar!"tolak Raja Destarasta.

"Yang Mulia, anda harus tau. Jika para Pangeran Kuru adalah sebuah pasir yang tercampur dengan emas. Untuk mendapatkan emas yang terbaik, dibutuhkan proses. Kami perlu memisahkan pasir dan emas murni, untuk membuat emas yang baik. Dengan itu, emas akan menghasilkan emas terbaik!"ungkap Guru Drona dengan senyuman lembutnya.

"Tidak! Aku tidak menerima ini! Para Pangeran Kuru adalah emas murni dari awal! Dia tidak perlu dipoles lagi!"desis Raja Destarasta dengan marah.

"Yang Mulia Destarasta, tenanglah! Semua yang dikatakan Guru Drona benar adanya. Aku menyetujuinya!"ungkap Bisma.

"Paman!"

"Yang Mulia Destarasta! Harap ingat janji mu, aku tidak mengejar keadilan atas tindakan Dursasana, tapi kamu harus melepaskan perlindungan mu pada putra-putra mu.

Mereka tidak boleh dilindungi ayahnya, seperti para Pandawa yang juga tidak bisa dilindungi ayahnya!"ungkap Bisma dengan tatapan penuh penyesalan atas ketidakadilan Destarasta.

Bisma akhirnya berjalan keluar sidang, karena melihat kebisuan Raja Destarasta yang menunduk. Bisma tidak bisa menahan kesedihannya, kenapa Raja Destarasta bertindak terlalu melindungi Pangeran Kurawa?
Lalu karena hal itu, dia tidak bertindak adil pada keponakannya.

Disisi lain, anak-anak mulai menguping pembicaraan mereka didalam ruang sidang istana.

Sayang sekali, meskipun mereka mencoba mendengarnya. Tidak ada suara apapun yang didengarnya.

Karena sangat penasaran dengan isi perbincangannya itu, akhirnya mereka tanpa sadar terjatuh dan membuka ruang sidang istana.

"Aduh!!!"seru mereka kesakitan.

Bima terjatuh dan tergeletak paling bawah, lalu Arjuna serta Duryudana sedang menindih Bima.

"Aduh! Kalian berat sekali!"amuk Bima.

"Hahahaha...."Nakula, Sadewa, Durjaya, dan Wulan menertawai keadaan Bima yang malang.

Sedangkan Yudistira yang dari awal mencoba melarang tingkah laku mereka yang nakal, menguping sembarangan, hanya bisa menghela nafas panjang.

Yah, siapa yang membuatnya memiliki adik-adik yang nakal?

"Apa yang kalian lakukan?"Bisma melipat tangannya di dadanya.

"Kami.... Kami sedang jalan-jalan, aku benar kan?"ungkap Duryudana dengan tatapan gugup.

Jika Kakek Bisma tau mereka menguping, maka mereka semua pasti dihukum berat~

Ini menyedihkan, apalagi Duryudana baru saja menyelesaikan hukumannya karena tertidur di saat dikelas belajar.

Tidak mungkin, setelah menyelesaikan hukumannya. Malah mendapatkan hukuman lain lagi kan?

Ini tidak bisa terjadi!

***

♥️ Bersambung~♥️

Teman-teman sekalian, mohon hargai karya orang lain dengan menekan tombol bintang~

Tenang~

Semuanya Gratis ko, tidak dipungut biaya~

Senang bertemu kalian semua~

See you


World Love Story System [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang