70-Pergi

428 70 6
                                    

Wulan mengerutkan keningnya, kenapa dia tiba-tiba mimpi aneh?

Tetapi mimpi itu terasa nyata. Mungkinkah itu bukan mimpi?

Sebenarnya dalam mimpi itu, dia juga kebingungan kenapa dia bereaksi berlebihan pada nama Ashoka?

Jika dia memang tidak memiliki perasaan apapun, kenapa dia dengan keras kepala menyangkalnya?

Mungkinkah perasaan itu benar ada, tetapi terhalang dengan kematian orang-orang terkasih di dunia Mahabarata?

Bagaimanapun Ashoka adalah penyebab kematian orang-orang terkasihnya. Sangat sulit untuk menerima dirimu jatuh cinta padanya.

Dari awal sepertinya dia sangat pandai menipu dirinya, Wulan menatap Jagat yang membaringkan kepalanya di kasur, sedangkan tubuhnya terduduk dilantai.

Sepertinya dia menjaga ku semalam, aku tidak tau bagaimana pendapat Paman dan kakak sepupu saat tau jika ada seorang pria dikamar ku.

Apa aku langsung di coret dari Kartu Keluarga?

Ini masih perlu dicari tau sendiri~

Wulan menepuk kepala Jagat pelan, rambutnya benar-benar halus. Saat Wulan kecanduan mengusapnya, sebuah tangan pucat menahan tangannya.

"Jagat!"

Jagat menatapnya dengan tatapan penuh keluhan, "Taukah kamu? Aku dipaksa paman mu untuk menikahi mu. Dia mengatakan aku telah merusak reputasi mu, karena keluar dari kamar mu. Padahal aku yang korban disini"

"Maafkan aku, aku akan menjelaskan dengan jujur"Wulan sedikit kebingungan, bagaimana cara menghadapinya.

Akan sangat bagus, jika Karna ada disini. Karna pasti akan membantu ku keluar dari situasi...

Wulan menunduk dan merasa sedikit bajingan, hatinya terombang-ambing di antara keduanya.

Jika dia memilih salah satu, maka yang lainnya akan terluka kan?

Selanjutnya, keduanya adalah seseorang yang memiliki posisi dihatinya. Lalu apakah pantas untuk menjadi terluka, hanya karena diriku?

Aku tidak merasa telah melakukan hal yang luar biasa, sehingga membiarkan kalian berdua untuk terus mengejar diriku. Hingga menembus berbagai, dunia!

Ini tidak adil!

Kenapa kalian menjadi menderita karena ku?

Kenapa kebahagiaan kalian, bergantung dengan pilihan ku?

Aku harus berbicara dengan sistem, adakah cara untuk membuat kedua orang ini pergi bereinkarnasi dan melupakan kenangan mereka tentang dirinya?!

Jangan biarkan kesedihan mereka dan obsesi tanpa batas ini terulang terus-menerus!

Aku tidak mau, kalian berdua terluka untuk seseorang yang egois seperti ku!

"Kamu, menjelaskan dengan jujur? Aku sedikit terkejut, sebenarnya aku curiga. Apakah ini bagian dari rencana mu?"tanya Jagat dengan tatapan sungguh-sungguh.

"Aku tidak mengerti, apa maksud perkataan itu?"

"Kamu senagaja menjebak ku untuk menikahi mu! Itu pasti kebenarannya!"dengus Jagat penuh keyakinan.

Wulan terkekeh kecil, "Jangan khawatir, kali ini. Aku tidak akan membiarkan mu, untuk mendekati ku. Aku akan membuat mu, jauh dari ku"

Wulan menepuk kepalanya, entah kenapa? Bukannya merasa nyaman dengan janjinya, Jagat merasa tidak aman.

Seolah-olah hatinya diremukkan dan ini sangat tidak nyaman!

"Jagat? Ada apa dengan mu?"tanya Wulan khawatir, saat melihat Jagat menekan dadanya dengan wajah menahan rasa sakit.

"Wulan, aku.... Sakit"

"Jangan khawatir! Aku akan memanggil Tabib!"

***

"Jadi.... Apakah itu kebenarannya?"tanya Wibisana dengan amarah membara.

"Kamu menculik Pangeran Jagat! Taukah kamu apa yang dilakukan ayah ku, Rahwana saat itu?! Dia menculik seseorang yang sudah bersuami! Lalu kamu, kamu ikut-ikutan menculik pria tidak bersalah?! Kamu benar-benar pantas mati!"marah Wibisana, dia ingin melemparkan gadah miliknya kearah Wulan, tetapi tangannya ditahan Rama.

"Tenanglah, setidaknya dia menyesal. Terlebih tidak terjadi apapun diantara keduanya. Ini dapat dimaafkan, kita dapat memberikan hukuman agar dia jera. Jangan membunuh kerabat mu"Rama memberikan nasehat dengan senyuman.

"Karena kamu telah melakukan kesalahan, status mu sebagai Tuan Putri Kerajaan Alengka akan dicabut, selanjutnya kamu hanya seorang rakyat biasa. Lalu tidak ada tempat bagimu di seluruh kerajaan Alengka! Pergi dari sini segera"Wibisana mengatakannya dengan tangan gemetar.

Wulan berterima kasih atas hukuman yang murah hati, selanjutnya dia melangkahkan kakinya untuk pergi.

Tetapi sebelum dia melangkah keluar, dengan ragu-ragu dia berbalik kembali.

"Saat Jagat sadar, bolehkah pesan ku disampaikan?"tanya Wulan ragu-ragu.

"Katakan"ucap Rama dengan senyuman.

"Kali ini, kamu akan bebas. Selanjutnya, aku akan mencoba untuk tidak menampakkan diri dihadapan mu"Wulan berucap dengan sungguh-sungguh, selanjutnya dia bernapas lega.

Kali ini, dia akan tenang!

"Akan aku sampaikan seperti yang kamu ucapkan"

***

Jagat mengerutkan keningnya, keringat dingin bercucuran, selanjutnya dia terbangun karena terkejut.

Apa itu?

Ingatan ini?

Jagat segera bergegas dari tempat tidurnya, dan ingin bergegas mencari keberadaannya.

"Pangeran Jagat, ada apa dengan mu?"tanya Rama yang khawatir, karena keponakannya terlihat gugup.

"Wulan, dimana dia?"

"Dia sudah pergi, Nak. Lalu dia juga berpesan bahwa kamu telah bebas, dan dia akan mencoba untuk tidak menampakkan diri dihadapan mu"jelas Rama, Jagat mengepalkan tangannya.

Kenapa lagi-lagi dia mencoba meninggalkannya?

***

Bersambung ~

See you

World Love Story System [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang