54-Awal Konflik

473 76 0
                                    

Wulan mengerutkan keningnya, kepalanya sangat sakit saat ini. Kebo ijo menatapnya dengan ekspresi khawatir.

"Apakah kamu merasa tidak nyaman di suatu tempat?"

Wulan menggelengkan kepalanya, dia hanya sakit kepala."Ngomong-ngomong apa kamu melihat pria yang mirip dengan Pangeran Ashoka, sebelum aku pingsan?"

Kebo ijo mengangguk sebagai jawaban, Wulan menatapnya dengan tatapan bertanya, "Mungkinkah dia reinkarnasi Pangeran Ashoka, seperti kita yang merupakan reinkarnasi dari kehidupan terdahulu?"

Kebo ijo mencubit dagunya, sambil berpikir, "Hal seperti ini, bukannya tidak mungkin. Tetapi Wulan, kamu tidak berniat kembali padanya kan?"

"Hah?"sebuah tanda tanya besar muncul dikepala Wulan.

Kenapa tiba-tiba pertanyaan aneh itu muncul?

"Aku sudah mengajar mu sampai sini, tetapi kamu malah memikirkan pria menyebalkan itu. Aku cemburu"

Wulan tertawa terbahak-bahak mendengar ungkapan Kebo ijo yang terdengar imut.

"Apa kamu menertawakan ku?!!!"amuk Kebo ijo.

"Jangan marah, aku tidak akan tertawa jika itu tidak lucu~"

"Wulan!"

"Baiklah, jangan marah. Aku minta maaf"

***

"Disini adalah kamar mu, kesayangan ku"ucap Tunggul Ametung pada Dedes.

Dedes mengangguk sebagai jawabannya, dan menunggu Tunggul Ametung untuk pergi meninggalkannya sendirian di kamar ini. Dia butuh sendirian untuk mempertimbangkan semua hal yang perlu dilakukannya!

"Kenapa kamu tidak pergi? Apa ada keperluan lain?"tanya Dedes.

"Bukan begitu, aku hanya ingin mengatakan jika kamu butuh sesuatu. Jangan sungkan untuk meminta semuanya pada ku"jelas Tunggul Ametung dengan wajah sedikit memerah malu.

Dedes mengangguk sebagai jawaban, dan akhirnya Tunggul Ametung pamit undur diri.

"Aku tidak tau apakah keputusan ini benar adanya? Tetapi karena sahabat ku, mengatakan bahwa tidak ada salahnya memberikan Akuwu Tumapel kesempatan, maka akan ku coba. Tetapi..... Bagaimana dengan ayah dan kaum Brahmana lainnya? Maukah mereka melepaskan tindakan penculikan yang dilakukan oleh Akuwu Tumapel?"

Dedes sangat khawatir jika akan ada pertumpahan darah, dimana dirinya sendiri adalah sumbu pemicunya!

***

Jaya menatap gelang kaki milik gadis yang berada dipelukan Kebo ijo, si kaki tangan Akuwu Tumapel itu!

"Gadis itu, memberikan ku perasaan familiar. Entah kenapa aku merasa ditakdirkan untuknya. Siapa kamu?"tanya Jaya dalam hati.

Arok menatap sahabatnya dengan tatapan penuh rasa penasaran, "Kenapa kamu selalu memandangi gelang kaki itu? Mungkinkah kamu ingin memberikan gelang kaki itu, pada seorang gadis yang kamu taksir?~"

Jaya memutar matanya malas, kamu pikir aku seperti mu, yang merupakan pemain hati gadis-gadis tak bersalah?

"Jangan menatap ku seperti itu! Ngomong-ngomong siapa gadis yang berhasil mencairkan es seperti mu?~
Katakan siapa itu?! Mungkinkah aku dapat membantu mu, menggodanya"

Jaya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, jika memang ditakdirkan, maka dia pasti akan bertemu dengannya cepat atau lambat!

***

"Wulan!"Kebo ijo dengan senyuman membawa sekeranjang buah-buahan yang segar. Wulan menatapnya dengan tatapan berbinar.

"Berikan pada ku!"seru Wulan senang.

"Tidak, cuci tangan dulu sana! Aku akan mengupasnya untukmu "Wulan mengangguk dan mulai berjalan kearah kamar mandi untuk mencuci tangannya.

Saat kepergiannya, teman-teman Kebo ijo, menatap horor padanya.

"Apakah yang terjadi padanya? Seorang Kebo ijo yang hanya menganggap keris sebagai cinta sejatinya, tiba-tiba berubah menjadi perhatian?"

Mereka semua terkejut dengan tingkah perhatian Kebo ijo, bukannya tanpa alasan. Karena Kebo ijo memiliki hobi mengumpulkan keris yang langka, para teman-temannya mengejeknya, bahwa cinta sejatinya adalah keris-keris koleksi itu.

"Apa aku bermimpi? Coba cubit aku!"

"Aduh! Kenapa kamu mencubit sangat keras?!"

"Kamu yang mau tadi"

Kebo ijo secara alami mengabaikan hal-hal tidak penting, yang di ributkan teman-teman lainnya~

Dia dengan senyuman tulusnya, menunggu kehadiran Wulan. Sangat membahagiakan karena dapat bertemu cintanya, tentu saja...

Terkadang hal baik akan cepat berakhir!

{Tuan Rumah! Ayah Dedes meminta Dedes untuk menikahi Tunggul Ametung, dan membantu kaum Brahmana untuk membunuh Tunggul Ametung!

Anda harus mencegah perbuatan mereka, jangan biarkan Tunggul Ametung lengser dari jabatannya!}

"Jadi semua drama ini telah dimulai"bisik Kebo ijo.

***

"Apa katamu?!"Dedes mundur selangkah karena tidak dapat menerima berita mengejutkan ini.

Arok menatap iba pada Dedes, pasti sulit karena memiliki ayah yang rela mengorbankan anaknya sendiri, memasuki kobaran api perselisihan.

Tetapi mau gimana lagi?

Semuanya telah disepakati, terutama yang mengusulkan ide ini adalah ayah Dedes sendiri.

"Omong kosong! Kenapa Dedes ku harus melakukan hal-hal berantakan ini?!!"marah Wulan dan merebut racun yang dipersiapkan untuk membunuh Tunggul Ametung. Selanjutnya, dia melemparkannya ketanah.

"Wulan, jangan seperti ini. Kamu bisa di kutuk"sedih Dedes dengan raut khawatir.

"Kutukan? Apa kamu pikir aku akan meninggalkan mu, hanya karena takut pada hal seperti itu? Dedes, sahabat ku. Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkan semua kemalangan ini, menimpa mu!"

***

Istilah yang akan kalian temukan nantinya:

1. Pakuwon adalah: wisma, hotel, tempat istirahat.

2. "akuwu" di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah jabatan kepala daerah pada Zaman Kediri (Abad XII)

3. Upeti adalah hasil pajak

4. Padepokan tempat belajar

5. Punggawa = kepala prajurit

***

Teman-teman sekalian, mohon hargai karya orang lain dengan menekan tombol bintang~

Tenang~

Semuanya Gratis ko, tidak dipungut biaya~

Senang bertemu kalian semua~

See you

World Love Story System [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang