Mungkin kau benar, Ai. Salah satu alasan kenapa aku selalu gagal menuliskan puisi tentang Ibu karena tidak ada satu diksi pun yang mampu melukiskan kebaikannya. Juga tidak ada satu bait pun yang bisa menarasikan betapa hebatnya dia.
Ibu adalah anasir terbaik yang tidak bisa diserupakan dengan apapun, juga terlalu sederhana untuk direpresentasikan dalam sebuah puisi. Ia adalah potret sempurna kebaikan Tuhan untuk kita yang kerap lupa memberi makna.
Sekarang aku mengerti kenapa setiap menulis puisi tentang Ibu, aku selalu gagal. Baitnya tidak pernah utuh, lariknya hanya menyentuh separuh, rimanya kerap luruh. Karena Ibu tidak pernah bisa diserupakan dengan apapun. Ibu adalah anasir tunggal yang kebaikannya sempurna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Patah Hati Paling Disengaja
PoetryAi, kamu mungkin bukan manusia sempurna. Aku tahu semua mata memandangmu sebagai sampah. Aku tahu sebenci apa kamu pada semua yang menganggapmu rendah. Tapi bagiku, kamu adalah sepotong senja yang Tuhan kirim lewat tirai jendela. Iris pekatmu menja...