Enam tahun di sekolah dasar. Tiga tahun di sekolah menengah pertama. Tiga tahun di sekolah menengah atas. Tujuh puluh empat kontak Whatsapp. Satu koma empat ribu teman di Facebook, empat ratus dua puluh empat pengikut di Instagram.
Dan aku tetap merasa sendirian dan kesepian. Tidak ada satu orang pun yang bisa kuajak bercerita sekarang. Tidak ada satu orang pun yang bisa kuajak pergi melihat kota. Apakah se-friendless itu aku sekarang?
Sampai bahkan aku tak memiliki tempat untuk berkisah tentang rutinitasku yang membosankan. Iya, aku punya mereka, tapi aku tahu mereka tidak selamanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Patah Hati Paling Disengaja
PoetryAi, kamu mungkin bukan manusia sempurna. Aku tahu semua mata memandangmu sebagai sampah. Aku tahu sebenci apa kamu pada semua yang menganggapmu rendah. Tapi bagiku, kamu adalah sepotong senja yang Tuhan kirim lewat tirai jendela. Iris pekatmu menja...