Irreplaceable Partner 7

1K 88 16
                                    

"DIA ANAKMU BAKA!!"

Boruto tertegun, Lengannya melemah melepaskan cengkraman Minato.

Sarada membuang kunai itu dan terduduk di lantai setelah akhirnya bisa mengatakannya.

Minato segera mendorong Boruto, menghampiri Sarada yang meringis sedari tadi.

"Kaa-chan tidak apa-apa?"

"Sedikit sakit di.." Sarada tak dapat mengatakannya. "Bisa membawaku ke sofa?" Minato mengangguk, menggendong Sarada ke sofa.

"Kemarilah. Kita harus bicara." Ujar Sarada pada Boruto yang masih tercengang.

*****

"Maafkan aku." Usai mendengar cerita Sarada tentang siapa Minato dan bagaimana dia datang. Boruto tak dapat menutupi penyesalannya. "Seharusnya aku bertanya lebuh dulu."

Minato hanya meliriknya datar sebelum kembali mengalirkan chakra pada bagian perut Sarada. Walau bukan bagian itu rasa sakitnya berasal, tapi perutnya tiba-tiba keram karena ketegangan pertengkaran mereka barusan.

"Tidak perlu minta maaf padaku. Aku sudah terbiasa." Ucap Sarada. Boruto menatap tak mengerti. "Papaku juga pernah mencoba membunuhku saat pertama bertemu." Boruto melotot akan fakta yang baru di dengarnya. Tapi Sarada tampak santai melambaikan tangan di depan wajah.

"Jangan khawatir. Aku tidak apa-apa. hanya Tradisi keluarga. Mama dan Papa juga pernah ingin saling membunuh. Kau mau mencoba saling membunuh denganku?" Guraunya yang sama sekali tidak lucu bagi Boruto.

Lelaki itu kemudian menatap Minato yang masih mengalirkan chakranya pada Sarada.

"Kau Ninja Medis?" Minato melengos tak menjawab. Boruto merasa putranya itu masih marah dan perlu di tenangkan. "Minato? Itu namamu kan? Aku sungguh menyesal menyerangmu tadi—"

"Aku tak akan memaafkannya." Minato bersungut menatap tajam Boruto. "Karena dia perselingkuhan itu terjadi." Ucapnya membuat Boruto dan Sarada mengernyitkan dahi.

"Perselingkuhan?" Tanya Boruto dan Sarada bersamaan.

"Minato. Aku tidak ingin memaksamu menceritakan tentang masa depan. Tapi perselingkuhan? Maksudmu Ada yang selingkuh di antara kami?" Sarada mencengkram bahu Minato. Meminta penjelasan.

Minato mengangguk. Belum sempat menjawab Sarada menerjang Boruto persis seperti yang di lakukan Minato tadi.

"Hiks.. Tega sekali kau padaku. " Sarada memukul Boruto.

"Arggh Sarada.." Pukulan gadis itu selalu menyakitkan.

"Aku melahirkam anak-anakmu. Aku menunggumu. Aku mendukungmu. Tapi kau?? Selingkuh di belakangku hiks. Kau jahat Boruto.."

"Aku tidak tau apapun. Astaga Sarada.. Itu ada di masa depan! bagaimana bisa kau menyalahkanku pada hal yang belum ku lakukan?." Boruto memegangi kepalan Sarada. Lalu menoleh pada Minato yang menatap polos. "Aku berselingkuh? Kau pasti bercanda."

"Ehh... sebenarnya. Bukan Tou-chan.."

Sarada berhenti menangis mengangkat wajah menoleh pada Minato. "Bukan Tou-chan?"

Minato mengangguk.

Boruto berseru bangga. "Sudah ku bilang kan! Bukan aku yang berselingkuh. Aku selalu setia padamu Sarada. Kau tau aku mencin— Eh?! Tunggu dulu—"

Boruto terdiam mencerna ucapan Minato. "Jika bukan aku yang selingkuh berarti...." Sarada beringsut mundur saat Boruto menoleh padanya dengan tatapan mematikan. Lelaki itu lebih cepat mengunci tubuh Sarada agar tak bergerak dari pangkuannya. Mata Boruto menajam menatapnya berbahaya. "Kau yang selingkuh?!"

21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang