Soulmate || CHIYEON [END]

- 81

Disaat semua orang sedang istirahat, tiba-tiba Ahyeon seperti mengalami kontraksi yang hebat. Dia langsung membangunkan sang suami yang masih tertidur dengan lelapnya.

"Ken! Kenneth! Bangun! Kenneth!" Ahyeon bahkan sampai mengguncang tubuh suaminya dengan kasar.

"Bangun cepat! Siapkan mobil! Sepetinya aku akan melahirkan!!" Kenneth langsung terbangun bahkan dia ikut panik saat ranjang milik mereka sudah basah karena air ketuban Ahyeon yang sudah mengalir.

Tanpa babibu Kenneth langsung membantu memapah sang istri, dia juga tidak akan kuat membawa tubuh istrinya yang berat.

Untungnya sejak kehamilan Ahyeon menginjak 6 bulan, mereka berpindah kamar di lantai bawah. Karena dirumah Rose tidak menyediakan lift.

Kenneth mengambil kunci mobil yang biasa dia pakai, laki-laki itu akhirnya diperbolehkan membawa mobil oleh kedua orangtuanya sebulan yang lalu.

"Tarik napas! Keluarkan! Lakukan seperti itu sayang.. aw aduh jangan mencengkeram tanganmu terlalu keras- aargh! appo appo!"

"Diamlah! Kau tidak merasakan apa yang aku rasakan! Ahh.. cepat Ken!"

"Iya ini aku sudah cepat, tap- aah jangan menjambak rambutku sayang! Aku tidak bisa menyetir ini!"

"Aarghh!" Teriak Kenneth saat tiba-tiba Ahyeon mengigit pergelangan tangannya, laki-laki itu seperti tengah disiksa oleh sang istri didalam mobil. Bahkan teriakan dari Kenneth benar-benar dihiraukan oleh Ahyeon.

Penderita Kenneth pun berakhir saat mobil yang mereka tumpangi sudah sampai didepan rumah sakit, dan para medis pun langsung membantu Ahyeon untuk berbaring di bangsal yang dibawa oleh mereka.

Kenneth terus saja mengikuti kemana sang istri dibawa, bahkan genggamannya juga tidak pernah ia lepaskan.

"Tenang ya sayang! Aku ada disini!"

"Tapi ini sangat sakit, Ken.." Gadis itu bahkan sudah mulai mengeluarkan air mata, dan membuat Kenneth semakin tidak tega terhadapnya.

Genggaman tangan Kenneth pun terlepas saat Ahyeon masuk kedalam ruangan bersalin, dia melihat dokter Son berlari kearahnya. Karena memang sejak awal kehamilan memang dokter Son yang menanganinya.

Kenneth berdiri mondar-mandir didepan bersalin, dia sampai tidak membawa handphone untuk menghubungi orang-orang rumah.

Klek~

Dokter Son keluar dari dalam ruangan tersebut, Kenneth langsung menghampiri dokter Son.

"Kita harus mengambil tindakan operasi, karena salah satu bayi dengan posisi yang tidak seharusnya. Aku perlu meminta persetujuan darimu, karena kau adalah suami dari pasien." Jelas dokter Son pada Kenneth.

"Lakukan apapun yang terbaik menurutmu, dokter! Aku juga mempercayakan semuanya padamu."

"Kalo begitu, kau bisa ikut aku terlebih dahulu untuk menandatangani berkasnya."