Kini, kita bertautan memandang
Bintang-gemintang yang menyebar
Di bawah angkasa dan cahaya samar
Menanti Baskara yang berpendarAku tersenyum simpul
Menunggu momen dalam keazalian
Hingga kau mengakui perasaanmu
terhadap penghasut pengkhianatan
terhadap sosok atas segitiga simetrisDi dekat jurang terjal
Tanganmu menyentuh daun muram
Menilik aliran sungai deras bak bah
Kututup matamu untuk hadiah
Kubawa kau dekat bibir curamDi dekat jurang terjal
Engkau melayang tanpa kendali,
Mengepakkan kedua tangan
laksana jatayu imitasiFajar menyingsing,
Dan kau, putri tidur, nun jauh di sana
tubuhmu karam terempas arus muara
bercampur cairan pekat kemerahan
Semoga kau menjadi puspa bangkai yang indah.|<<<>>>|
Revisi 27 Oktober 2015.
KAMU SEDANG MEMBACA
Derai Hujan Pasti Berhenti
Poetry[Kumpulan Puisi dan Sajak] Derai Hujan Pasti Berhenti adalah buah pikiran dari refleksi, keyakinan, harapan, dan kontemplasi, bahwa tingkat kesusahan berbanding lurus dengan kemudahan. Atas dasar inilah, penulis mengangkat berbagai premis yang abstr...