Bunyi sunyi mengisi sepi dan kurefleksi
Dalam rengkuhan dini hari sedalam malam
Kautegaskan Kebenaran harus hinggap di sayapmu
Dari tali gantung menguapi lembar perca-gemintangTempatkan pemujamu manismu di atas es tipis
Simpan rasa kasihanmu, diriku belum musnah
Kutinggalkan duri di bawah kasur hitam-putihmu
Beritahu pada dunia jika badaiku masih berembusBunyi sunyi mengisi sepi dan tak lagi kuhargai
Semanis langkahmu turun dari takhta berlapis perak
Dan bergaul dengan orang jelata dari bawah pagar
Tinggi menjulang. Tiada melupa suryakanta faktaKembalilah ke dalam kebun plummu di ketinggian
Kastel Afeksi. Terkunci dari cakar dan napas korosifku
Dari bawah neraka, menatap teritori pion-penjaga putih
Memainkan perangkap kecilmu, laiknya tikus bersungutBunyi sunyi mengisi sepi dan tak lagi kuhormati
Sebagaimana serupa pengecut kecut tertekankan
Justifikasi memberkati dengan topeng hipokritis
Yang dipakai memandang gajah di pelupuk netraImajinairum menderum dan asapnya meracuni napasku
Kuperankan badut marut dan budak cinta di atas panggung
Peranjingkan semaumu, sebelum ego kehabisan bahan bakar
Kemauan untuk memahami, tak perlu bersujud dan memohonBunyi sunyi mengisi dan masih kurenungi
Betapa rugi, bodoh, dan majenun menggoda diri
Sebentar, para Siren mengidamkan seribu mimpi
Untuk sang Malaikat nircela, jauh di atas nirwanaKuncilah pintunya selagi hipotalamus kecilnya berceceran
Dan kotak musik tuanya terbuka. Menghantui tiap privasi
Berjalan sendiri, meluruhkan tiap mawar yang kulewati
Sebab tak ada pecundang yang mendahului Kebenaran[Banyuwangi, 01 Januari 2018]
KAMU SEDANG MEMBACA
Derai Hujan Pasti Berhenti
Poetry[Kumpulan Puisi dan Sajak] Derai Hujan Pasti Berhenti adalah buah pikiran dari refleksi, keyakinan, harapan, dan kontemplasi, bahwa tingkat kesusahan berbanding lurus dengan kemudahan. Atas dasar inilah, penulis mengangkat berbagai premis yang abstr...