46| Serenada Renjana Lullabi

548 29 2
                                    

Manusia, recik butala liat keilaihan!
Anak-Anak Gemintang kemanusiaan
Milliaran pereguk Afeksi dan Nelangsa
Mengaras kali Waktu nan merenjana

Lari, lari, memagut kesuaman luar!
Menganju melangkahi musim tubir
Renjana Nirwana telah usai mengukir
Wujudmu. Membulan tak dimungkir

Sepanjang rengkuhan halimun jalanan
Dirgantara asak afsun kebahagiaan
Alkamar membisik mantra keagungan
Kesakralan, kesasaan, keprayitnaan

Wahai manusia yang berjalan sendiri
Dengar, pertahankan tirta prinsipmu
Jagalah, tabiatmu terhadap hidupmu
Seimbangkan, hak dan kewajibanmu

Wahai manusia yang membaca ini
Selalu, mencari surgawi dan duniawi
Bukalah, akal rasional dan hati nurani
Enyahkan, keragu-raguan diri sendiri

Kalianlah:
Coryphaeus puspita nirmala Elisian
Akhilles si jawara medan palagan
Cleopatra sang pemegang kesetiaan
Boudica dengan asa juang keberanian

Dengan segenap atma, wahai insan!
Kalian mereguk buah tempunai Alam
Semua baik dan buruk, menerima
Pemberiannya. Serenada bergelora!

Di tanganmu ada kekuatan, manusia!
Dengan itu hancurlah suaka Alam
Dengan itu juga terciptalah era gres
Kedamaian batin. Serenada bergelora!

Mengangkasalah, anak-anak Adam!
Bagai seorang bahadur berstrata
Yang pergi menaklukkan peperangan

Laksana seorang intelek berkarisma
Yang gigih melenyapkan kebodohan

Bak seorang pemimpin bersahaja
Yang setia memerangi kemiskinan

Wahai pemimpi, reguklah sajak ini
Dan tidurlah dalam Renjana Lullabi
Nirwana. Yang sekarang menanti

[Banyuwangi, 21/01/17]

[Ditulis dengan spontanitas, terinspirasi dari The Wolf and The Moon karya BrunuhVille di mulmed]

Derai Hujan Pasti BerhentiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang