72| Retardasi Mental Pada Domba-Domba

252 15 4
                                    

[Tiran]
"Selamat datang, domba millenial
Akulah sang penyelamat dari kata sial
Penuntun kalian di kehidupan bentala
Maka panggilah aku Yang Mulia!"

[Domba]
"Hidup Yang Mulia!"

[Tiran]
Tampak jelas dari ekspresi lugumu
Retardasi akal menyangkal hal rasional
Oh, tak usahlah dijelaskan artinya susah-susah
Tak penting, sebab kita akan membuang gelisah!

[Tiran]
"Tahulah aku konsumsi rutinmu
Tiap kali kau mereguk sebotol bir bintang
Dan berorgasme di tengah-tengah ranjang
Lalu pada Tuhan kau pasrahkan nasibmu
Namun, sebodoh apapun lagak dirimu
Kau bukan apa-apa tanpa wejanganku."

[Tiran]
"Bersyukurlah telinga dan mata kalian tuli
Dari peringatan Marx(1), Sartre, dan Nietzsche(2)
Sebab kita bakal menciptakan sebuah utopia
Tanpa memedulikan ceramah usang Epicurus!"

[Tiran]
"Lekaslah menyongsong era gemilang
Begitu target cuci otak dan micin telah terpenuhi
Akan jadi milikmu, sukacita dan kejenjaman!
Maka ikutilah resep distraksi ini, wahai tahanan!"

[Domba]
"'Tapi, Yang Mulia ... apa maksud dari cuci otak?
Apa hubungannya dengan micin di kotak?
Bukannya kami tidak mengonsumsi micin?--"

[Tiran]
"Hus, domba sayangku. Diam adalah berkah lidah
Nikmatilah percanduan kalian, sebab takdir tak bisa diubah
Kala adiksi mencapai kulminasi, kau pasti akan mengerti
Jangan khawatir, niscaya pemahamanmu akan diperbaiki kembali."

[Banyuwangi, 09/09/2017]

(1) Marx (1976:2) "Religion is the sigh of the oppressed creature, the heart of a heartless world, and the soul of soulless conditions. It is the opium of the people."

(2) Nietzsche (1882:147) "Alcohol and Christianity, the European narcotics ...."

Derai Hujan Pasti BerhentiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang