40| Simfoni Metamorfosa

840 44 3
                                    

Berlaksa jerit dawai magis membumi
Iluminasi atma-atma yang bernyanyi
Sehimpun suara kalis ingin kembali
Pada pangkuan Ilah Yang Maha Azali

Ilahku, betapa gaflah tabiat ini
Berpretensi nelangsa berkali-kali
Mereguk arak efemeral iblis duniawi
Menjelma pengabai esensi surgawi
Terkungkung cuci otak dogma infatil
Ciut nyali hingga sederajat upil

Instrumen katarsis jua mengguntur
Menebar halimun suam pada ruh-ruh
Mempenetrasi sekat-sekat lacur
Mencipta makrifat-makrifat luhur

Ilahku, aku menangis dalam lingkup abhati-Mu
Menilik kasta-kasta spesies tirani
Dahaga akan kuasa dan afsun materi
Penyembah fanatik ilah-ilah fana
Penyembelih harapan hidup dula

Beratus traktat hanyalah angan delusi
Norma-norma tak akan mempan lagi
Terhadap orang-orang yang merugi
Sebab 'nusia berhasrat memiliki daripada menjadi

Ilahku, aku berselesa dalam samudra adiwidia dan maghfirah-Mu
Berlindung dari tipu daya dorna-dorna
Manipulator pedang bermata dua
Konspirator friksi dan disintegrasi

Raiblah tubuh menjadi tulang belulang pada tanah bentala
Menguaplah atma menjadi eter pada bintang-gemintang
Terkenanglah budi pekerti dan drama sepanjang masa
Terpatrilah paradigma akaid dan daruri tiada kurang

Ilahku, izinkan aku bersujud di pinggir singgasana!
Purifikasikan aku dari penjara ...
Angkat aku ke petala nirwana ...
Di jam-jam terakhirku ....

|<<<>>>|

Banyuwangi, Jum'at, 25/11/16

Note : Setelah ini saya tidak akan mempublish puisi dalam bentuk apapun sampai periode ujian semester berakhir. Mohon dimaklumi dan sampai jumpa kembali.

Derai Hujan Pasti BerhentiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang