Kami berkelana, mengembara
antar bintang, antara semesta
terdampar di antah berantah
lalu terjungkal batu bertuahJadi kiramu
kami ini makhluk buas?
tak punya nurani?
haus darah?
tanpa akal pikiran?
antagonis sialan?Dengan fantasi liarmu
rasanya enggan aku setuju
manusia, dengan lidah apimu
berkutat, mengumbar, meramuHanya sebab kami berbeda
Lantas, kau hendak
melenyapkan eksistensi kaumku,
menghardik, memperolok kamiBahwa, kami
adalah monster!Lagi, engkau
diberi iradah oleh Sang Pencipta
terpilih mengemban tugas mulia
lalu mengacuhkan akal rasional
jadi inikah fitrahmu, manusia?Persetan dengan segala spekulasi!
Pernahkah kau menyibak delusi?
itukah yang kau pinta, dendam?
berharap kami terpungkasi?
menikam moncong kepala kami?Berserah padamu, spesies fana
melalui bantahan perspektifmuTerserah padamu
[Jumat, 20 Mei 2016]
KAMU SEDANG MEMBACA
Derai Hujan Pasti Berhenti
Poesía[Kumpulan Puisi dan Sajak] Derai Hujan Pasti Berhenti adalah buah pikiran dari refleksi, keyakinan, harapan, dan kontemplasi, bahwa tingkat kesusahan berbanding lurus dengan kemudahan. Atas dasar inilah, penulis mengangkat berbagai premis yang abstr...