54| Konversasi Sunyi

449 26 7
                                    

[Pria]
Suatu hari nanti
Amartaku akan terpungkasi
Dan sajak ini pasti mati
Tanpa ada yang peduli
'Tapi bisakah engkau ini
Memahaminya lagi sekali?

[Wanita]
Dalam diamku, aku bertanya
Mengapa kau bersembunyi?
Adatah yang perlu disesali?
Atau, ini permainan retorika?

[Pria]
Banyak yang ingin kuceritakan
'Tapi bagaimana cara meyakinkan
Dirinya pasal masa laluku?
Tidak, dia akan berpaling dariku

[Wanita]
Di jagat buana yang sempurna
Sendiri bukan pilihan berguna
Menghadap kejamnya dunia
Hendak melawan lupa dan dusta

[Pria]
Akantah engkau menilik
Dalam diri, iblis yang licik?
Membuatku meragu, tak mampu
Mengekspresikan poin perasaan

[Wanita]
Apa aku punya isu komitmen?
Terhadap apa-apa yang laten?
Tiada pernah sekali kurasakan
Ekstasi bercampur keheranan

[Pria]
Bisatah kau menghayatinya
Pada swastamita yaum ini
Bersembunyi dalam dilema
Di ujung tirai langit mahatinggi

[Wanita]
Tiada dapat kuhentikan repetisi
Atau memang belum terbukti
Aku, kau, bukan yang dulu lagi
Dari puluhan asumsi introspeksi

[Pria]
Mungkin aku tidak konsisten
Berani, pandai, kuat, atau menawan
'Tapi di suatu tempat, di tubuh
Aku tahu, yakin akan hal ini

[Wanita]
Bahwa renjana bakal abadi?
Dan menelusuri jalannya sendiri?
Di mana pun manusia berada?
Mereka berdua ada di suakanya?

[Pria]
Bukantah mereka semestinya
Saling mengedukasi satu sama lain?
Atas landasan positif dan selesa?
Di dalam sebuah kesederhanaan?

[Wanita]
Dihina, dimaki, disumpahi?
Aku tergelak di depan penderitaan
Lalu, di mana aku bisa bersandar
Dan bisa menangis sampai puas?

[Pria]
Masih, itu mendegupkan dada
Laiknya sayap membumbung
Tinggi ke analekta kor renjana
Dari palung afotik menuju pelita

[Wanita]
Telah kutitipkan aroma rambut
Pada embusan angin halimunan
Sudah kulabuhkan jejak suaraku
Lewat koneksi delusi mimpi

[Pria & Wanita]
Sekarang aku menemukan netramu
Renjana menunjukkan jalannya
Dan itu pula yang memisahkan
Di persimpangan takdir nadir

[Pria & Wanita]
Bisatah kau merasainya malam ini?
Hawa suam yang dibawa sore hari
Dunia takluk di bawah satu harmoni
Bersama makhluk semesta segala isi

[Pria & Wanita]
Kubuka gerbang renjana lebar-lebar
Kubiarkan arus dopamin mengalir
Mengisi sekian petala kekurangan
Kita, satu, abadi dalam waktu.

[Banyuwangi, 31/03/17]

[Seperti janji saya, abstractivia.]

Derai Hujan Pasti BerhentiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang