67| Lunatik

218 22 0
                                    

Brak! Seseorang berjalan dalam lamunan
Tertabrak labrak mobil mungil di jalanan
Dan manusia mengerubunginya pelan-pelan
Jiwanya terangkat dalam keadaan sempoyongan
Ah! Baru saja dia pergi ke tempat peribadatan
Lalu bertandang ke bar meminta arak pajangan
Benarlah dalam pandangannya yang terhalang
Bahwa alkohol dan agama adalah candu terbaik
Dari keduanya diperas lelah, untung dan uang
Namun, dialah yang sekali-kali bukan seorang sadik
Kenaifan dan kemunafikan bertakhta di atas nafsu
Lalu membagi manusia-manusia dalam kubu-kubu

Kematian menghampiri atmanya di sebuah kursi bustan;
Rautnya muram dan dagunya tertopang oleh lengan
Benarlah bahwa kematian tak bisa diajak tawar-menawar;
Sebab usai terkapar, maka tetaplah bakal terkapar
Jiwanya hendak lari dari jubah keagungan Kematian
Tetaplah ia terhalau oleh lembar pertanggungjawaban
Ia hendak meminta waktu, lagi, lagi, lagi, dan lagi
Tak sempat menjelajahi, tak sempat memperbaiki
Terkorupsi indoktrinasi picik dan asupan ideologi
Cuci otak masih berkoak-koak meracuni jati diri
Ataukah ia yang sesungguhnya sangat merugi?

Berikan aku seribu kebangkitan, katanya
Salurkan padaku berlaksa kebajikan, ucapnya
Celakalah dirinya yang hendak mencuri peruntungan;
Meski Kematian tidak ambil bagian dalam penghakiman
Namun Kematianlah yang menjadikan hidupnya berarti
Dengan kesadaran bahwa dirinya sadar dalam introspeksi
Maka setiap manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri
Sebab sejatinya kehidupan hanya sebatas mimpi
Dan hanya dengan Kematian ia bisa lepas dari jeruji

[Banyuwangi, 11/08/17]

Derai Hujan Pasti BerhentiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang