Sengsara membara, mimbar berkobar
Arus halimun mencuat hendak keluar
Kala arunika mengangkasakan pendarAlufiru umat mahapasrah:
Kalang-kabut tak tentu arah
Saling berebut, bersimbah darahTak acuh dengan panas
Atau nurani yang terkelupas
Yang signifikan cuma bebasKelir marun berkibar memayungi
Dirgantara inca-binca niraswini
Malai derai tirta netra membumiGorden aurora oranye merah
Menembus jendela sebuah rumah
Demikian Yang Satu berkata, "Jadilah."Maka digulirkan suar sang baskara
Menyambar dan menggelora
Merobek butala manusia
Yang repih dan retak
Terbakar kerak berarak
Laiknya tisu-tisu mahabisu
Tersebar rata ke seluruh penjuru
Hingga yang tersisa hanya residu kelabu[Banyuwangi, Rabu, 26 April 2016]
[Direvisi di Banyuwangi, 31 Desember 2017]==================
Didedikasikan untuk mongseptember nauraini Garretha
KAMU SEDANG MEMBACA
Derai Hujan Pasti Berhenti
Poetry[Kumpulan Puisi dan Sajak] Derai Hujan Pasti Berhenti adalah buah pikiran dari refleksi, keyakinan, harapan, dan kontemplasi, bahwa tingkat kesusahan berbanding lurus dengan kemudahan. Atas dasar inilah, penulis mengangkat berbagai premis yang abstr...