"Kalian, yang bergerilya bersama kami, memastikan siklus paradoks manusia terjamin."
"Sayangnya, sekarang, kami harus menjalaninya, laiknya entitas efemeral."
"Kami, Para Serafim, usai merampungkan apa yang telah dimulai ... dan waktu kami ... telah habis."
"Namun, segala hal tersebut tiadalah signifikan, sebab kehidupan berbanding lurus dengan pengetahuan ... dan kematian adalah jalan menuju keazalian."
"Konsistenlah mengudarakan jenjam di antara kubu-kubu ... dan tengahilah mereka yang bertabiat busuk seperti sebagian dari para pendahulu."
"Kalianlah pewaris futuristis bentala selesa ini, sebab era bagi 'turunan Adam dan Hawa ... telah tereinkarnasi kembali."
[Banyuwangi, Senin, 12 September 2016.]
KAMU SEDANG MEMBACA
Derai Hujan Pasti Berhenti
Poetry[Kumpulan Puisi dan Sajak] Derai Hujan Pasti Berhenti adalah buah pikiran dari refleksi, keyakinan, harapan, dan kontemplasi, bahwa tingkat kesusahan berbanding lurus dengan kemudahan. Atas dasar inilah, penulis mengangkat berbagai premis yang abstr...