52| Hari Ini

671 36 0
                                    

Gapai, gapai, kulminasi yaum ini!
Suka dan duka, demi tujuan dan harapan
Miskin dan kaya, sama anugerah sama beban
Sakralitas katarsis kian mengonsolidasi asa

'Nusia, pemberontak raja sangkala
Akan dimanipulasinya mimpi engkau
Sebagai berlaksa senjata makan tuan
Namun takkan dimilikinya kekuatan
Jika engkau tiada unjuk ketakutan

Misil keraguan mengoyak dadamu
Tragisnya mendengar pijar lolongannya
Jatuh berdebum ke tanah yang ternodai
Lalu bangkit sebagai anasir yang lain

Tubuhmu selamat, kesadaran utuh
'Tapi dengan harga apa, yang perlu dibayar?
Netra hina terserak dari vas keluguan
Terdepak juga dari nirwana kesucian

Mengapa engkau menilik Ekspektasi?
Apakah sebab dibayangi Kegagalan?
Jangan kauanggap kekuatan menjelma mahainstan
Bahkan tiada persis prediksi dalam realita

T'lah berdebum roda kereta sangkala
Kemarin masih epigraf dalam epigraf
Segeralah menyongsong tirani yaum

Tiada usah takut jika kalah, 'Nusia
Khawatirlah jika engkau sama sekali
Tiada meraih suatu pelajaran darinya

[Puisi Carpe Diem]

[Banyuwangi, 04/03/17]

Derai Hujan Pasti BerhentiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang