Oh, Mair
Wahai Mair!
Bisakah kauberi aku waktu
Sedikit lagi. Selagi kutunggu
Sebelum lepas dari belenggu
Atmaku, yang terterungku[Tiada yang abadi
Kau akan kembali
Pada predistinasi
Tak berani berlari]Oh, Mair
Wahai Mair!
Siapa empu tangan dingin ini
Yang hendak menjemput diri
Menuju rasa sakit yang nisbi
Sebelum atma dan raga dikuliti?[Tiada makhluk, tiada penguasa
Yang sekali-kali bisa menerungkuku
Tiada aurum, tiada singgasana
Yang memuaskanku kecuali atmamu]Oh, Mair
Wahai Mair!
Waktuku tinggal sedikit lagi
Banyak yang belum kupungkasi
Menghadapi engkau aku sendiri
Dalam kawanan yang merugi[Katakanlah, siapa gerangan itu
Yang bisa mengasihani atmamu
Katakanlah, namaku adalah Mair
Dan di sini riwayatmu t'lah berakhir][Banyuwangi, 22/02/18]
KAMU SEDANG MEMBACA
Derai Hujan Pasti Berhenti
Poetry[Kumpulan Puisi dan Sajak] Derai Hujan Pasti Berhenti adalah buah pikiran dari refleksi, keyakinan, harapan, dan kontemplasi, bahwa tingkat kesusahan berbanding lurus dengan kemudahan. Atas dasar inilah, penulis mengangkat berbagai premis yang abstr...