Sumur tua bercincin
Bersusun batu - batu bertuah,
Dikelilingi rumput berhawa dingin,
Dinmana hawanya selalu berubah.Di jantung wana kutemukan berlumut
Sunyi seluruhnya dan kubiarkan rasa takut
Berlarut. Bulu kuduk merunduk tiap mengintip
Jauh ke dalam kegelapan yang merenggut cahayaLangkah demi langkah kutandai dalam minda
Keringat dingin bercucuran selagi kusentuh dinding
Sumurnya. Samar-samar, satu sosok menunggu di dasar
Dan ragaku beku. Sebelum lenyap kudengar lullabi ini:"Datang, datanglah menuju pelukanku, anak kecil
Mengikuti jerjak anggur, pastura, juga kebun tua
Menuju sirkus yang lebih baik dari seisi bentala.""Genggam tanganku, bersihkan pakaianmu dari kotoran
Hus, jangan menangis, 'kan kuterangi semua jalannya
Datang, datanglah menuju pelukanku, anak kecil.""Janganlah berbalik ke belakang wana, sebelum kujelaskan
Siapa diriku. Tak perlulah tersengguk dan menelangsa
'Kan kutuntun kau menjelajah kegelapan dalam bentala.""Berehatlah sejenak, sebelum kau nantinya kutahbiskan
Dari derita dan luka. Menuju jantung wana kita berdua
Datang, datanglah menuju pelukanku, anak kecil.""Berhati-hatilah berjalan menyusuri wana terang bulan
Tetap di sampingku, dan kuajarkan padamu selaksa cerita
Tentang siren, peri-wana, dan kekejaman manusia bentala.""Malam legam 'kan menguapkan bayang pengorbanan
Sebelum sempat kaukecapi manis-pahitnya amarta
Datang, datanglah menuju pelukanku, anak kecil
Menuju sirkus yang lebih baik dari seisi bentala."[Diedit di Banyuwangi, 02 Desember 2017]
==================
Didedikasikan untuk febrianasa
KAMU SEDANG MEMBACA
Derai Hujan Pasti Berhenti
Poetry[Kumpulan Puisi dan Sajak] Derai Hujan Pasti Berhenti adalah buah pikiran dari refleksi, keyakinan, harapan, dan kontemplasi, bahwa tingkat kesusahan berbanding lurus dengan kemudahan. Atas dasar inilah, penulis mengangkat berbagai premis yang abstr...